NovelToon NovelToon
Mata Batin Sang Peramal Tarot

Mata Batin Sang Peramal Tarot

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Peramal
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: korokoro

Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.

Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.

*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁

IG : dimas.yudhistira_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ten of Pentacles

Malam itu, menjadi kali pertama nya aku melihat kejadian yang tidak masuk akal. Sampai akhirnya aku menyadari, bahwa semua ketidak masuk akalan dalam hidupku ternyata baru dimulai malam itu.

Buku bersampul coklat yang terlihat usang itu, adalah sebuah buku turun temurun yang dimiliki nenekku dari nenek moyangnya, dan didalamnya, berisi tumpukan kartu, yang kita semua kenal sebagai kartu TAROT.

***

Setelah kejadian malam itu, aku tidak ingin lagi membuka kotak peti milik nenekku lagi. Buku aneh itu pun kembali aku masukkan ke dalam peti. Semuanya aku bereskan ke posisi semula. Dan aku fikir semua sudah selesai.

Pagi nya, saat aku terbangun dan beraktivitas seperti biasa, mandi dan sarapan, entah kenapa buku yang sudah aku masukkan ke dalam peti kotak itu, muncul lagi di atas kasur, seperti ada orang yang menaruhnya dengan sengaja.

Sebenarnya aku ragu, tapi rasa penasaran lagi lagi mendorongku untuk kembali membuka buku itu.

Kartu kartu yang semalam berterbangan mengelilingiku, pagi ini, terlihat normal dan tidak ada kejadian kartu berterbangan. Semuanya tersusun rapi di dalam buku yang lebih seperti sebuah kotak untuk menyimpan kartu.

Pagi ini, setelah aku mengamati lebih jelas, Aku baru sadar ini bukanlah buku, ini adalah kotak berbentuk buku, yang tengahnya berlubang, untuk menyimpan tumpukan kartu.

"Tarot?" Bisikku. "Sejak kapan nenek punya Kartu tarot? Apa nenek bisa membaca tarot?."

Aku mengambil sebuah kartu secara acak dari dalam buku itu.

TEN OF PENTACLES 

Begitulah yang tertulis di bawah kartu seukuran genggaman tanganku ini. Di atas tulisan itu, terlihat sebuah gambar yang berwarna warni dan dipenuhi dengan simbol bintang di dalam lingkaran.

Setidaknya, ada sepuluh bintang yang terkurung di dalam lingkaran. Dibawah gambar bintang bintang itu, berdiri seorang lelaki dan perempuan yang terlihat bahagia, seperti sedang tersenyum, entahlah.

Aku tidak mengerti apa arti gambar ini, ya karena memang aku bukanlah peramal kartu tarot. Sampai sedetik kemudian...

Kepalaku seperti di tarik ke dimensi lain, aku melihat sebuah kejadian, mungkin sebuah vision yang hanya terjadi di kepalaku. Entahlah yang jelas saat ini, aku melihat ayah dan ibuku, bersama adik adiknya duduk di atas karpet, di ruang tamu rumah nenekku.

Aku yakin betul ini rumah nenekku saat ini. Karena sofa yang biasanya ada diruang tamu sedang dipindahkan ke ruangan lain, jadi mereka semua duduk bersila di atas karpet.

Di hadapan mereka, ada seorang yang tidak aku kenal, seperti nya masih sanak saudara atau tetangga atau entahlah aku tidak mengenali lelaki paruh baya yang mungkin usianya sudah diatas 40 tahun.

Dalam penglihatan ku, aku melihat pria itu sedang membicarakan sesuatu tentang warisan peninggalan nenek, kepada Ayah dan om ku.

Aku melihat semuanya dengan jelas, selama beberapa detik lalu aku kembali ke tubuhku yang tengah duduk di atas kasur nenek, dengan tangan ku yang masih memegang kartu TEN OF PENTACLES tadi.

***

"Ka, bantu ibu yu, bawain makanan ke ruang tamu." Kata ibu ku yang tiba tiba masuk ke kamar nenek.

Aku cepat cepat memasukkan kembali kartu itu kedalam buku dan segera menyembunyikan buku itu ke dalam tas pakaianku.

Di dapur, ibu ku dan bibi ku sedang menyiapkan beberapa suguhan di atas piring untuk dibawakan ke ruang tamu.

"Buat apa Bu bawa banyak banyak ke ruang tamu?" Tanya ku yang sudah memegang dua buah piring berisi makanan kering.

"Ada tamu, lagi ngobrol sama ayah sama om kamu di depan." Jawab ibu.

Aku mengangguk tidak bertanya lagi. Barangkali tradisi disini memang begini, setiap ada tamu yang datang untuk takziah, kami selalu menyuguhkan makanan kecil di atas piring makan.

Pelan-pelan aku membawa piring piring ini ke ruang tamu, dan ketika sampai di ruang tamu, mataku seperti tidak percaya dengan apa yang ku lihat.

"Orang itu yang tadi aku lihat " Gumamku dalam batin sembari memelototi ke arah lelaki paruh baya yang akan membicarakan masalah warisan di dalam penglihatan ku tadi.

Ah, aku pikir tidak mungkin, masa iya semuanya akan terjadi seperti dalam bayanganku.

Aku menaruh beberapa piring di atas karpet, di tengah antara ayah, om dan tamu tersebut yang duduk melingkar saling berhadapan.

"Permisi..." Bisikku sembari kembali lagi ke dapur untuk mengambil beberapa piring lagi.

"Bu, itu tamu siapa?" Tanya ku langsung kepada ibu.

Ibu ku melirik. "Ih, kepo deh," ucapnya sembari terkekeh menggodaku.

"Mau ngomongin warisan nenek ya?"

Ibuku melotot kaget, wajahnya seperti orang terkena flu, langsung merah. "Hush tau dari mana sih kamu." Ucapnya.

Aku mengerutkan kening lalu, kembali membawa piring piring berisi makanan lagi, ke ruang tamu.

Kali ini, aku buka lebar lebar telingaku, mencoba menguping obrolan yang mereka bicarakan.

Pada titik ini, aku benar benar merasa bingung dan tidak percaya, semua pembicaraan yang kudengar, sama persis dengan yang ku lihat di bayanganku tadi.

Aku cepat cepat kembali ke kamar ku.

Aku kembali mengeluarkan buku berisi kartu tarot yang kusimpan di dalam tas ku. Tidak ingin percaya tapi, semuanya terjadi persis seperti yang kulihat.

Kali ini, aku terkejut melihat tumpukan kartu itu, seingat ku, tumpukan paling atas adalah kartu terakhir yang tadi kupegang, TEN OF PENTACLES. Tapi, saat ini urutannya berubah dengan sendirinya.

Kartu lain yang kulihat saat ini adalah kartu bergambar sebuah mercusuar atau sebuah bangunan tinggi seperti tower yang tersambar petir, dengan dua orang yang melompat dari atasnya menghindari api yang membakar puncak mercusuar itu.

"The Tower?" Bisikku saat melihat tulisan di bawah kartunya.

Tapi anehnya, kali ini aku tidak melihat apa apa. Tidak seperti sebelumnya.

Aku menarik nafas sejenak lalu melihat lagi kartu itu dan mencoba menutup mata, tapi tidak ada yang terjadi.

"Kenapa ini? Apa tadi cuma kebetulan saja ?" Gumamku.

Aku mengembuskan nafasku pelan, sembari memutuskan untuk memasukkan kembali kartu THE TOWER yang ada di tanganku ke dalam tumpukan kartu itu lagi.

Tapi, tiba tiba.

Prang...

"GAK BISA GITU MAS! WARISAN ITU HARUS DIBAGI RATA!"

Aku mendengar suara teriakan dan sesuatu yang pecah bergelimpangan dari arah ruang tamu, suara teriakan itu, seperti suara om ku. Adik ayahku.

Aku buru buru memasukkan kartu yang ada di tanganku ke dalam saku celana.

Cepat cepat aku keluar melihat sumber keributan.

Ibuku, bibiku dan istri dari om ku sedang melerai perdebatan antara om dan ayahku. Mereka berdua terlihat sama sama emosi, berdiri dan membiarkan tamu dihadapan mereka tetap duduk.

"Serakah kamu mas! Kalau kamu mau semuanya silahkan ambil semua!" Suara om ku bergema keras.

Om Baskara namanya, anak kedua nenekku. Aku belum pernah melihatnya marah seperti ini.

Ayahku mengepalkan tangannya keras. Aku cepat cepat mendekat dan memegang tangan ayahku.

"Yah... Tenang." Bisikku sembari memegangi tangan ayahku yang sudah sangat emosi.

Tanpa ada yang menjelaskan padaku, kenapa keributan ini bisa terjadi. Lagi-lagi aku seperti melihat sesuatu.

Entahlah aku fikir ini hanya terjadi di kepalaku.

Aku melihat, ayah dan om ku mulai bersitegang saat tamu yang ternyata adalah seorang notaris keluarga nenek, yang dipercaya sebagai perwakilan nenek untuk membagikan harta warisannya kepada anaknya, memberitahukan pembagian warisan milik nenek ternyata jatuh ke tangan ayahku semua.

Hampir seratus persen semua kekayaan nenek berupa ratusan hektar tanah kebun di kampung ini, dan beberapa petak rumah kontrakan, semuanya di serahkan kepada ayahku.

Dari situlah keributan antara ayah dan om ku terjadi. Entahlah, padahal semasa hidup, aku pikir nenekku lebih sayang kepada om ku.

Beberapa kali aku lihat nenek membentak dan memarahi ayah saat kami sedang berkunjung dan menginap di rumah nenek. Tapi, memang ayahku ini tidak pernah melawan atau menyimpan dendam pada nenek, sekalipun ia dimarahi didepan banyak orang, atau saudara-saudaranya.

Sampai kemudian, aku kembali tersadar, karena tiba tiba aku merasa sesuatu yang panas di dalam kantong celanaku, kartu yang tadi kusimpan di kantong celanaku, seperti memancarkan aura panas.

Aku menahan agar tidak membuat orang lain semakin tegang. Sampai sedetik kemudian, ayahku menarik nafas pelan dan memutuskan untuk tidak menanggapi ocehan adiknya. Ia kembali duduk dan menenangkan dirinya.

***

1
valerio_cean
semangat othor
korokoro
Jangan lupa support karya aku 😻🔥
korokoro
Disclaimer : Novel ini hanya karangan fiksi dari isi kepala saya sebagai author. Tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menyinggung pihak/organisasi/instansi/nama tertentu yang secara kebetulan muncul dan di ceritakan di novel ini. 🔥🔥🔥 tetap menyala 🔥🔥🔥
valerio_cean
semangat thor
korokoro: makasih kk🔥
total 1 replies
Zizi
Smngt kak up nya😍😍
Sefira Arrum
Fighting
Zizi
2 bunga untukmu kak😍😍
korokoro: terimakasih kakak😍
total 1 replies
valerio_cean
semangat terus kak updatenyaaa
korokoro: siap kk makasih 😁
total 1 replies
valerio_cean
bagus banget ceritanya kak, harus sering sering up
korokoro: wah makasih kak... jadi tambah semangat up nya
total 1 replies
anggita
👏semoga lancar novelnya banyak pembacanya.
anggita
like👍+ hadiah iklan☝
korokoro: makasih kak/Smile//Grin/
total 1 replies
Nico queen
Mungkin maksudnya "Aksara" kak.
korokoro: owh iya aksara ya 😂😂 ✍️catet revisi
total 1 replies
Nico queen
Kemungkinan neneknya selingkuh 🗿
korokoro: hehhh /Facepalm/ wkwkwk
total 1 replies
Zizi
kurang panjanggg thoorrr/Joyful//Joyful/
korokoro: Jan panjang-panjang kak, nanti langsung tamat/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Moon Wolf
Kok aku malah ga suka sama gambarnya ya wkwkwk
korokoro: hihi, skip aja gambarnya, agak disturbing emang gambar gambar di tarot 😂🙏
total 1 replies
Nico queen
Introvert, aku banget
korokoro: /Facepalm/
total 1 replies
Jazzy Bold
mantep Thor. di tunggu updatenya yah
korokoro: ashiap kk makasih kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
finally ceritanya menarik, cuma harus perhatikan tanda baca ya kak maaf loh ya aku koreksi 😉
Nico queen: Semangat kak,/Determined/
korokoro: Wah makasih kk akhirnya ada yang kasih feedback koreksi.. gpp loh kak aku seneng di koreksi gini biar bisa lebih baik lagi nulisnya 🙏
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
adik adiknya❌
adik-adiknya ✅
NoComent🇮🇩🇮🇩
sebuah jejak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!