Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Tepat di hari anniversary mereka yang ke 2 tahun menjadi sepasang kekasih, keduanya memutuskan mengakhiri masa lajang dengan melangsungkan pernikahan yang di gelar tertutup. Acara pernikahan mereka hanya di hadiri keluarga besar dan teman dekat, namun tak mengurangi suasana khidmat dan sakral ketika Juna melafazkan ijab kabul untuk mempersunting Jasmine sebagai istrinya.
Menikah di usia yang terbilang sangat muda, Jasmine baru berumur 21 tahun dan masih berstatus mahasiswi. Sebenarnya dia sudah sepakat menikah tahun depan setelah wisuda, namun takdir punya rencana lain. Jasmine harus mempercepat pernikahannya karna sang Papa sakit jantung dan menginginkan putri terakhirnya segera menikah agar ada seseorang yang bisa menjaga dan melindungi putrinya.
"Selamat sayang, semoga kebahagiaan selalu menyertai kamu dan Juna." Mama Kinanti memeluk Jasmine dengan perasaan haru dan bercampur aduk. Kini tugas dan tanggungjawabnya sebagai orang tua, akan di gantikan oleh Juna. Pria baik-baik pilihan putrinya sendiri. Sebagai Ibu yang melahirkan dan membesarkan Jasmine, Kinanti hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan putri dan menantunya.
Jasmine menangis bahagia di pelukan sang Mama. Dia telah menunggu hari bahagia ini sejak lama. Sebab menjadi istri dari seorang Juna adalah salah satu impiannya. Tidak peduli meski Jasmine merasa perasaan Juna terhadapnya biasa-biasa saja. Yang terpenting Juna tidak menyakitinya secara fisik dan tidak pernah berhubungan dengan wanita lain selama menjadi kekasihnya. Dari situ Jasmine beranggapan bahwa Juna memang pria yang tepat untuknya.
"Selamat bergabung di keluarga kami adik ipar yang cantik. Juna sangat beruntung mendapatkan kamu." Kakak perempuan Juna tampak bahagia menyambut Jasmine sebagai anggota baru di keluarganya.
"Terimakasih Kak Jihan. Justru aku yang beruntung menjadi bagian dari keluarga Kak Jihan. Kalian semua sangat baik padaku." Jasmine kembali menitikkan air matanya. Hatinya terlalu sensitif, dia mudah terharu dan menangis. Kata orang-orang, Jasmine memiliki hati yang tulus.
Di samping Jasmine, ada Juna yang tampak sedang serius mendengarkan nasehat dari Mamanya. Jasmine tidak berani ikut bergabung dalam obrolan Ibu dan anak itu. Mungkin keduannya perlu bicara serius.
Acara yang berlangsung sekitar 3 jam itu, kini telah berakhir. Sebagian orang sudah meninggalkan tempat acara yang kebetulan di gelar di salah satu villa mewah milik suami Jihan.
Beberapa keluarga inti masih tetap tinggal di area villa karna akan menghabiskan waktu untuk berlibur selama dua hari. Begitu juga dengan pasangan pengantin baru. Mereka akan menempati bangunan villa yang terpisah dari anggota keluarga agar bisa menikmati bulan madu.
...******...
Jasmine mengekori Juna memasuki bangunan villa 2 lantai yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama 5 hari bulan madu. Bangunan villa itu terpisah dengan dinding pembatas dari bangunan villa yang lain. Meski tidak terlalu besar, tapi memiliki kolam renang pribadi di halaman samping.
"Lima hari terlalu lama untuk menginap disini, kita ikut pulang saja setelah mereka pulang. Tapi jangan sampai mereka tau."
Bukan perkataan menyenangkan yang Jasmine dengar dari mulut suaminya. Namun perkataan yang membuat Jasmine merasa sedih sekaligus heran. Jika di luar sana pasangan pengantin baru sangat bersemangat untuk bulan madu, sepertinya Juna malah kebalikannya. Pria itu malah ingin buru-buru pulang.
"Tapi sayang,, kita hanya lima hari disini, itu tidak lama."
Jasmine tampak ingin bernegosiasi, dia sangat berharap bisa memiliki waktu berdua dengan Juna setelah sah menjadi suami istri. Dia dan Juna butuh pendekatan yang intens, sebab selama 2 tahun menjalin hubungan, tidak pernah terlibat kontak fisik yang lebih dari sekedar berciuman. Sampai-sampai Jasmine pernah meragukan jatidiri Juna dan beranggapan bahwa kekasihnya itu tidak menyukai lawan jenis.
"Aku sibuk, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan minggu ini. Lain kali saja kita bulan madunya."
Jasmine tidak mendebat lagi. Dia lebih memilih untuk memahami keadaan suaminya karna ingin menjadi istri yang pengertian. Walaupun dalam hati harus menelan sedikit kekecewaan.
Jasmine terlihat antusias ketika masuk ke kamar utama. Dia tidak menyangka jika kamar itu akan di hias sangat indah dan tampak romantis untuk kemarin pengantinnya.
Dia berbalik badan, lalu memeluk Juna yang baru saja menutup pintu kamar.
"Dekorasinya bagus, aku suka. Terimakasih sayang." Ucap Jasmine tanpa bertanya lebih dulu siapa yang menyulap kamar itu. menjadi kamar pengantin.
"Hemm. Ini ide Kak Jihan." Jawaban Juna meruntuhkan secuil kebahagiaan Jasmine, namun pemilik wajah ayu itu masih memamerkan senyum manisnya pada sang suami.
"Aku lupa kalau suamiku bukan tipe yang romantis." Jasmine berkata sambil terkekeh kecil. Reaksi Juna hanya tersenyum tipis dan melepaskan pelukan Jasmine.
"Aku ganti baju dulu." Juna hendak pergi membuka koper di sudut kamar, namun Jasmine segera menahannya. Untuk apa juga Juna harus ganti baju. Bukannya ritual buka-bukaan sangat di tunggu semua pengantin baru.
"Untuk apa Mas Juna ganti baju.? Justru aku ingin lepas baju." Jasmine mengalungkan kedua tangannya di leher Juna dan sedikit berjinjit.
Juna mengetuk kening Jasmine menggunakan jari telunjuknya.
"Sejak kapan kamu jadi mesum begini."
"Aku lelah, kita istirahat saja ya. Masih ada waktu nanti malam." Juna menolak halus seraya mengusap kepala Jasmine. Kalau Juna sudah berkata seperti itu, Jasmine bisa apa selain patuh dan menahan diri untuk tidak buru-buru melakukan hubungan suami istri.
...******...
Acara makan malam bersama dan barbeque di adakan di villa sebelah. Jasmine dan Juna sudah meninggalkan villa mereka sejak pukul 6 untuk ikut membantu menyiapkan keperluan. Sebenarnya pasangan pengantin baru itu di minta datang pukul 7 malam, jika makanan susah siap. Tapi Juna mendesak Jasmine agar segera bergabung dengan anggota keluarga yang lain. Kini kedatangan mereka di sambut dengan tatapan aneh dan senyum penuh arti. Jelas semua orang berfikir yang tidak-tidak pada pasangan pengantin baru itu. Terlebih rambut Jasmine masih tampak basah. Mereka mengira pasangan pengantin itu baru saja mencicil malam pertama. Atau mungkin baru melakukan pemanasan untuk persiapan nanti malam.
"Ya ampun pengantin baru sudah kelaparan ya.? Sini duduk dulu, kalian pasti capek." Celotehan Jihan membuat wajah Jasmine merona karna malu. Berbeda dengan Juna yang tampak acuh, seolah tidak mendengar celotehan Kakaknya sedang menggodanya.
"Kamu itu kalau bicara jangan sembarangan, Jasmine terlihat tidak nyaman." Tegur Shaka pelan. Juna mendengarnya, tapi hanya melewati mereka begitu saja dan bergabung dengan anggota yang lain. Ada David yang juga datang dari Jepang membawa anak-anak dan istrinya.
"Jasmine, sini." Istri David memanggil Jasmine dengan antusias. Padahal mereka baru beberapa kali bertemu dan bahasa mereka juga berbeda, tapi keduanya cukup akrab dan sering bertukar kabar lewat pesan ataupun telfon.
"Hum,," Jasmine buru-buru duduk di samping istri David yang sedang dikerubungi anak-anak.
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG