NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan

Wanita Pilihan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:741.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hai_Ayyu

Aura Karina mendadak janda di malam pertama pernikahannya. Suami yang baru menikahinya beberapa jam yang lalu, memutuskan untuk menceraikan dirinya tepat di malam itu juga.

"Aku itu janda!" Tegas Aura akan status yang disandangnya saat ini.

"Iya, kamu memang janda. Janda menggemaskan." Ucap seorang pria dengan senyum melebar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 - Menurut

''Ayah, Bunda... Apa kabar?" tanya Aura menatap sendu makam kedua orang tuanya. Makam yang saling bersebelahan.

Sudah lama berlalu, Aura kini sudah mulai menerima dan mengikhlaskan semua.

Aura bercerita tentang pernikahan yang berlanjut dengan perceraian. Pernikahan yang super singkat.

''Mungkin Aura bisa mendapat rekor... Yah, Bun. Anak kalian ini sudah menjadi janda.'' Timpalnya kembali sambil tersenyum tipis.

Aura berbicara sendiri di makam itu. Seolah sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya. Saat keduanya masih ada, Aura jarang mengobrol dengan mereka. Pulang bekerja, Aura hanya sekedar menyapa dan langsung masuk kamar. Membersihkan diri lalu tidur.

Kini hanya rasa penyesalan saja yang tertinggal. Seharusnya ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Seharusnya ia mengobrol sampai larut malam dengan mereka. Seharusnya ia memeluk mereka setiap malam. Seharusnya... seharusnya itu saja yang memenuhi pikiran Aura.

Aura keluar dari area pemakaman umum. Ia merogoh ponsel di dalam tas. Ada panggilan masuk dari Evan.

"Halo, Mas." Jawab Aura mengangkatnya.

"Kamu di mana?" tanya Evan. Ia tidak melihat Aura di apartemennya.

"Aku sedang di luar." Jawabnya.

"Segera pulang! Mama ingin bertemu denganmu dia-"

"Ya!" Sela Aura menjawab dan mengakhiri panggilan tersebut.

Tak lama, Aura masuk ke apartemen. Ia melihat Evan yang sedang menonton tv.

"Kamu dari mana?" tanya pria itu saat melihat Aura.

"Aku akan ganti pakaian." Ucap Aura tidak menjawab pertanyaan pria itu dan berjalan masuk ke kamarnya.

Evan mendengus melihat Aura masuk ke kamar tanpa menjawab pertanyaannya.

Dalam perjalanan, Evan mengemudikan mobil cukup kencang menuju rumah kedua orang tuanya.

"Aku akan pindah dari apartemen Mas Evan." Ucap Aura memberitahu. Ia akan mulai menata hidupnya kembali.

"Tinggallah di sana untuk sementara. Aku tidak mau papa dan mama nanti curiga." Ucap Evan yang masih mencari aman.

"Mereka tidak akan curiga. Kapan Mas mengajakku untuk menemui mereka, aku akan datang." Ucap Aura kembali. Ia juga merasa tidak enak hati, jika secepat ini mengatakan tentang perceraian pada orang tua Evan.

"Kamu tetap di apartemenku saja. Aku akan mencukupi kebutuhanmu untuk sementara, sampai aku mengatakannya pada papa dan mama!" Evan menekankan perkataannya. Ia tidak bisa membiarkan Aura tinggal sendirian di luar. Jika terjadi sesuatu pada wanita itu, papa dan mama akan memarahinya. Karena kedua orang tuanya tahu, mereka masih terikat pernikahan. Tapi saat nanti setelah mengatakan perceraian itu, Evan tidak akan perlu peduli lagi pada Aura.

"Tapi, Mas. Aku-"

"Jangan membantah! Turuti saja aku!!!" Evan menaikkan nada suaranya. Ia tidak suka ditolak.

Aura jadi terpaksa mengangguk. Ia tidak mau berdebat.

Mobil telah sampai di depan sebuah rumah. Keduanya keluar dan disambut oleh mama Ros.

"Selamat datang menantu Mama..." ucap Mama Ros dengan bahagia. Ia senang sekali, kembali melihat Aura. Sangking senangnya, ia pun memeluknya.

Aura senang dengan perlakuan Mama yang sangat baik dan menerima dirinya. Menganggapnya menantunya, padahal kenyataannya.

"Aura... Apa kabar menantu Papa?" gantian kini Papa Rendi yang memeluk Aura. "Evan baikkan sama kamu?" tanya Papa sambil melirik sang putra.

"Mas Evan baik, Pa." Jawab Aura. Ia sebenarnya bingung, Evan baik atau tidak ya? Diceraikan termasuk baik atau tidak?

Mama Ros membawa Aura masuk. Ia rindu ingin mengobrol dengan putrinya yang ketemu besar. Setelah puas mengobrol mereka pun makan bersama.

"Kalian menginap saja ya." Ucap Mama. Masih ingin mengobrol dengan Aura. Berharap keduanya akan tinggal lebih lama lagi, bila perlu pindah saja. Tinggal bersama mereka.

Aura melihat ke arah Evan. Ia hanya menuruti pria itu saja maunya bagaimana.

"Maaf, Ma. Kami pulang saja." Tolak Evan segera. Jika mereka menginap, mereka akan satu kamar. Beberapa hari ini saja, ia menginap di luar dan membiarkan Aura tinggal sendirian di apartemennya.

"Malam ini saja!" Mohon Mama melihat Evan dan Aura bergantian.

Evan menggelengkan kepala. "Tidak bisa, Ma. Kami masih ingin berduaan saja."

Evan sengaja mengatakan seperti itu agar mama mengerti. Mereka masih pengantin baru jadi wajar sajalah.

Aura melihat ke arah Evan. Melihatnya dengan tatapan aneh lalu tersenyum tipis sekali. Pria itu bisa beralasan begitu.

"Baiklah. Segera berikan Mama... Cucu yang lucu." Ucap Mama makin bahagia. Hubungan keduanya mulai ada kemajuan.

Cinta bisa hadir seiring berjalannya waktu. Begitulah pemikiran sang mama.

"Baik, Ma." Jawab Evan segera mengangguk patuh.

Aura hanya menundukkan kepala, bukan karena malu dengan pembahasan tersebut. Tapi merasa tidak enak hati, karena telah berbohong. Mama tidak tahu apa-apa, akan sangat berdosa membohonginya.

Setelah selesai makan dan mengobrol sebentar, Evan pun pamit dan membawa Aura pulang.

Pria itu hanya mengantarnya sampai parkiran apartemen.

"Hati-hati." Ucap Evan begitu Aura akan turun dari mobilnya. Ia harus memastikan keamanan wanita itu sebelum mengatakan kenyataan pada kedua orang tuanya.

"Iya." Jawab Aura lalu berjalan masuk.

Setelah beberapa langkah, Aura membalikkan badan dan melihat mobil Evan sudah melaju pergi.

\=\=\=\=\=\=

Evan kini sedang berada di sebuah apartemen temannya. Menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Baru menikah, kenapa wajahmu suntuk begitu?" tanya Robi sambil membawa gelas berisi minuman.

"Aku sudah bercerai."

"Apa?" tanya Robi memastikan. Temannya baru saja menikah, masa sudah bercerai saja. Secepat itu.

Evan pun menceritakan semuanya. Ia terpaksa karena tuntutan kedua orang tuanya. Dan kerena sudah menuruti, makanya ia langsung menceraikan.

"Astaga, Van! Setidaknya dijalani dulu, kau juga sedang sendiri." Ucap Robi menyayangkan keputusan temannya itu.

"Tidak bisa, Bi!" Evan menggeleng. Ia tidak bisa membuka hati. Dari awal ia memang tidak ingin menikahi Aura, tapi tetap dipaksa juga.

Ting... Tong...

Robi pun berjalan membuka pintu saat mendengar bel. "Hei... Kapan kau pulang?"

Tamu tersebut masuk saja dan bergabung di ruang tamu. Ia bahkan langsung menenggak minuman yang ada di atas meja.

"Van, selamat atas pernikahanmu. Maaf aku tidak bisa datang." Ucap pria itu memberi selamat sekaligus meminta maaf.

Evan hanya tersenyum tipis saja. Temannya memberi selamat, ia saja sudah bercerai.

"Hei Bara, Evan sudah menceraikan istrinya." Robi pun memberitahu.

"Bercerai? Bukankah baru menikah?" Bara jadi bingung sendiri.

Evan menjawab dengan hembusan nafas yang terdengar kasar. Seolah ada beban berat yang dipikulnya.

"Pernikahan karena perjodohan tidak bertahan lama." Robi yang menjawab dan menceritakan pada Bara.

Bara pun mengangguk mengerti. Perasaan memang tidak bisa dipaksa.

"Oh iya, Bar. Gimana rencanamu? Berhasil?" tanya Evan. Ia kini mengalihkan topik dari pembahasan dirinya.

Bara malah menarik nafasnya yang terasa berat. Ia menggelengkan kepala. "Sudahlah tidak perlu dibahas lagi. Biarkan saja!"

Evan dan Robi saling melihat. Sepertinya rencana Bara gagal total. Padahal Bara sudah mengejarnya sampai keluar negeri.

.

.

.

1
Tiur Lina
sinting dan gila ketemu 😅😅
Tiur Lina
sakit jiwa nih Evan
Tiur Lina
nasibmu Bi🤣🤣
Tiur Lina
ulat keket
Tiur Lina
😅😅😅😅 Bara oleng gara² Aura
Tiur Lina
gang nya ada 5 🤣🤣
Tiur Lina
to the point y Bara 😅😅
Rita susilawati
🤣🤣🤣🤣
Irene Susanti
Luar biasa
Seven8
akan makin terkejut kalo tau Aura mantan istri dr Evan.
Dewi Kadimen
Luar biasa
umatin khuin
rasain van
umatin khuin
kok dibukain sih ra....g diliat dulu diintip dulu siapa...baru dibukain
umatin khuin
la mia datang...mana pak bambang sih ..katanya mau menasehati mia...hmmm....
umatin khuin
jgn mau dikelabuhi kau bara....jgn luluh
umatin khuin
tau kan kamu evan....anak bara dan aura
umatin khuin
menggila
umatin khuin
hmmm...g sadar diri sih evan itu
umatin khuin
ikut deg deg an aq...tegang
umatin khuin
kau yg katarak evan...tdk bisa melihat kecantikan aura...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!