NovelToon NovelToon
When Mafia Fall In Love

When Mafia Fall In Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia
Popularitas:687.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Puput

Setelah gagal berjodoh dengan Ustaz Ilham, tanpa sengaja Zahra bertemu dengan pria yang bernama Rendra. Dia menolong Rendra saat dikejar seseorang, bahkan memberi tumpangan pada Rendra yang mengaku tak mempunyai tempat tinggal.

Rendra yang melihat ketulusan hati Zahra, merasa jatuh cinta. Meski dia selalu merasa kotor dan hina saat berada di dekat Zahra yang merupakan putri pertama pemilik dari pondok pesantren Al-Jannah. Karena sebenarnya Rendra adalah seorang mafia.

Apakah Zahra akan ikut terseret masuk ke dalam dunia Rendra yang gelap, atau justru Zahra lah penerang kehidupan Rendra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

"Hai, mau kabur kemana kamu!!"

Dia terus berlari menghindari kejaran dari dua orang suruhan musuhnya. Kali ini dia tidak boleh tertangkap lagi. Dia masuk ke dalam sebuah gang. Sepertinya tidak ada pilihan lain karena dua orang yang mengejarnya itu semakin dekat. Dia melihat seoarang wanita yang memakai syar'i sedang berjalan pelan. Dengan gerak cepat dia bersembunyi di balik badannya.

"Tolong aku." kata lelaki itu.

Karena lebarnya rok syar'i yang dipakai Zahra, lelaki itu jelas tidak terlihat.

Zahra menatap dua orang yang berlari ke arahnya. Terlihat sangat kejam dan sangar. Dia sendiri sampai merasa ketakutan. Haruskah dia menolong seseorang yang sekarang bersembunyi di belakangnya itu? Apakah dia memang sedang dalam bahaya?

"Lihat pria yang lewat sini. Dia pakai jaket levis berwarna biru."

Zahra hanya menggelengkan kepalanya. Entahlah kenapa hatinya tergerak untuk menolong lelaki itu.

"Sial! Kita kehilangan jejak."

"Mungkin masuk di gang satunya."

"Ya sudah, kita coba cari ke sana."

Kedua orang itu berlari keluar dari gang.

Setelah aman, lelaki itu berdiri dan menggeser langkahnya di samping Zahra. "Terima kasih." ucapnya.

Zahra menatap sesaat wajah yang tampan dengan jambang tipis itu. Kemudian dia mengangguk lalu melangkahkan kakinya kembali.

Tapi lelaki itu mengikutinya. "Apa kamu tahu rumah yang dikontrakkan di sekitar sini?" tanyanya pada Zahra.

Zahra menghentikan langkahnya.

"Aku baru diusir dari kontrakan dan dua orang yang mengejar aku itu adalah debt collector. Atau mungkin ada kamar kos yang murah." kata pria itu lagi.

Zahra masih saja menundukkan pandangannya. Dia nampak berpikir. Benarkah seseorang yang sekarang berada di hadapannya itu sedang dalam kesusahan? "Saya mau sholat Maghrib dulu, adzan sudah berkumandang. Nanti saya antar ke tempatnya setelah sholat Maghrib." kata Zahra dan kini dia kembali melangkahkan kakinya.

"Nama aku Rendra." kata Rendra memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.

Zahra hanya mengangguk tanpa membalas uluran tangan Rendra. "Zahra."

Zahra mempercepat langkah kakinya menuju masjid, sedangkan Rendra masih saja mengikutinya meski kini dia berjalan satu meter di belakangnya.

Langkah Rendra terhenti saat Zahra sudah masuk ke dalam masjid. Dia kini memandang bangunan masjid yang besar dan megah itu. Sudah bertahun-tahun dia tidak pernah menginjakkan kakinya ke dalam masjid, terakhir saat dia masih sekolah SMA, itupun di masjid sekolah. Baru kali ini hatinya terketuk mendengar suara adzan itu.

Dia memutar kakinya dan akan melangkah pergi tapi kemudian terhenti. Dia memutar tubuhnya lagi lalu berjalan untuk mengambil air wudhu.

...***...

Setelah selesai sholat Maghrib, Zahra tak juga keluar dari masjid. Dia meneruskan mengajar mengaji ibu-ibu di dalam masjid.

Rendra sengaja menunggu Zahra diluar masjid. Sesekali dia menatap Zahra dari luar kaca jendela. Paras cantik itu seperti bidadari. Beberapa detik kemudian, buru-buru dia mengalihkan pandangannya. Rasanya dia terlalu kotor untuk menatap paras cantik itu. Dia dan Zahra bagaikan langit dan bumi, sangat jauh.

Hingga adzan Isya' akhirnya berkumandang. Rendra kembali masuk dan melaksanakan sholat Isya' berjamaah.

Mulai saat itu, dia akan bersikap baik dan berpura-pura menjadi seorang muslim meski dalam otaknya kini sedang menyusun sebuah siasat.

Setelah selesai sholat Isya', Rendra menunggu Zahra lagi di depan masjid. Dia tersenyum memandang Zahra yang keluar dari masjid.

Zahra hanya menundukkan pandangannya saat Rendra mendekat.

"Saya kira kamu sudah pergi." kata Zahra. Dia tidak menyangka lelaki itu menunggunya sampai lama seperti ini. Ya, mungkin saja dia memang sedang membutuhkan bantuannya.

"Aku benar-benar butuh tempat tinggal. Kalau memang malam ini tidak dapat tempat tinggal, terpaksa aku tidur di depan ruko lagi." kata Rendra.

Zahra percaya begitu saja. Dia berjalan satu meter di depan Rendra. "Ikut saya."

Rendra mengikuti Zahra. Melewati gang itu lagi lalu menuju sebuah rumah yang lumayan besar dan berpagar. "Tunggu di sini saja biar saya panggilkan abi. Rumah kosongnya ada di sebelah, kalau abi setuju baru kamu boleh menempati."

Rendra menganggukkan kepalanya.

Zahra masuk ke dalam rumahnya setelah mengucap salam. Dia menemui Abinya yang sedang duduk di ruang tengah.

"Abi ada seseorang yang butuh tempat tinggal. Dia menunggu diluar. Tolong Abi temui," kata Zahra.

"Siapa?"

"Namanya Rendra. Zahra juga baru bertemu karena dia dikejar-kejar debt collector. Zahra mau ke kamar dulu." Kemudian Zahra berjalan menuju kamarnya.

Sedangkan Abah Husein kini keluar menemui pemuda itu.

Zahra berdiri di dekat jendelanya sambil melihat abinya yang sedang berbicara dengan Rendra. Sepertinya abinya setuju jika Rendra tinggal di rumah kosong yang berada di sebelah rumahnya.

"Kak, itu siapa?" tanya Syifa yang membuat Zahra sedikit terkejut karena adiknya itu tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya.

"Orang yang lagi butuh tempat tinggal." kata Zahra lalu dia beralih naik ke atas ranjang.

"Oo, Kak Zahra bertemu dimana?" tanya Syifa lagi. Dia kini duduk di tepi ranjang.

"Tadi ketemu di jalan. Dia dikejar-kejar orang katanya debt collector dan dia bilang juga lagi butuh tempat tinggal."

"Terus Kakak percaya?" Syifa yang memang cenderung berpikir kritis itu tentu tidak percaya begitu saja pada orang asing.

Zahra menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak tahu orang itu seperti apa. Yang jelas kesan pertamanya dia seperti orang baik-baik. "Kakak juga tidak tahu. Biar Abi sendiri yang menilai."

...***...

"Terima kasih banyak Abah. Kalau bukan karena Abah, mungkin saya sekarang tidur di pinggir jalan," kata Rendra sambil menjabat tangan Abah Husein berulang kali.

"Iya nak Rendra tidak apa-apa. Kalau nak Rendra butuh pekerjaan, di pondok pesantren saya sedang membutuhkan tukang bersih-bersih terutama di area taman. Kalau mau besok datang pagi-pagi temui saya terlebih dahulu di kantor yayasan."

Rendra menganggukkan kepalanya lalu kembali mencium punggung tangan Abah Husein. "Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih."

"Iya, saya pulang dulu. Kalau ada perlu apa-apa jangan sungkan-sungkan untuk bilang." kata Abah Husein.

Rendra menganggukkan kepalanya. Setelah Abah Husein pergi, dia menutup pintunya. Lalu dia duduk di kursi sambil mengangkat sebelah kakinya. "Sial! Aku gak bawa rokok gak bawa baju ganti juga. Demi menghindari anak buah elang hitam untuk sementara aku akan tinggal di sini."

Rendra mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya. "Nanti malam bawakan barang-barang yang aku butuhkan. Aku sharelok." setelah Rendra mematikan ponselnya. Dia kini menatap ponsel barunya. "Gara-gara hp aku hilang semua kontak keluarga aku hilang. Gak ada satupun kontak yang aku hafal. Tapi lebih baik seperti ini. Aku harus bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, meskipun nyawa menjadi taruhannya."

💞💞💞

.

Like dan komen ya...

1
nuraeinieni
ceritanya bagus dan luar biasa
Anjelie Sharma
di tunggu cerita azam nya
jgn lama2
critanya bnyk bngt cobaan nya
Anjelie Sharma
seorang ustad tp ngerti ga di pake
Nifatul Masruro Hikari Masaru
muncul lagi musuhnya
Surati
bagus
kristi hartati
Luar biasa
kristi hartati
Lumayan
afifah aefa
Luar biasa
Ina Karlina
wah sepertinya tanda tanda Hamidin Alhamdulillah 🥰🥰🌹🌹🌹
Ina Karlina
semoga aja ga ada ulat bulu yang menggangu mereka
Ina Karlina
beruntung nya Zahra mendapatkan laki laki sebaik Rendra.. semoga bahagia
Hani hana
Lumayan
Hani hana
Kecewa
Ina Karlina
ha ha ha ayooo siapa cepet dia dapet... semangat ya kalian 🤣🤣🤣🤣
Ina Karlina
idih seorang kiyai tapi pikiran nya sangat picik ..tidak bisa menilai ..dan berpikir bijak😡😡😡
nada Tsani
Luar biasa
RossyNara
ustad cuma gelar tetap dia cuma manusia biasa yang bisa egois, tapi sangat di sayangkan abi husen seperti lilin bisa menerangi org lain tapi tak bsa menerang diri sendiri.
RossyNara
Zahra trauma sama perjodohan abi, ilmu. yang terbaik menurut orang tua belum tentu terbaik bagi si anak.
Aize Ze🗝️🥀°_°
kak buat cerita anaknya Zahra Ama Rendra donk Thor penasaran sama kelanjutan nya
MPit Mpit MPit
Iyah ih inih pak ustad bikin kesel meresahkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!