NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:13.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 002

Pertarungan antara pasangan suami istri dengan Iblis Kepala Baja telah berlalu dua puluh jurus, yang kalah dan menang memang sudah mulai terlihat, Sepasang Walet Biru nampaknya sangat diuntungkan, apalagi tenaga dalam mereka tidak selisih jauh dengan ketiga Iblis tersebut.

Dua Iblis yang menonton menjadi tidak sabar, mereka ikut terjun dan mengeroyok suami istri itu.

Tonjokan dan tendangan dibarengi dengan pukulan tenaga dalam serta terus terjadi saling tukar-menukar dan jual beli serangan. Debu mengepul tinggi, tanah yang sebelumnya indah menjadi berantakan, kebun-bunga hanya menyisakan bunga-bunga yang patah dan porak-poranda akibat dari hantaman tenaga dalam yang menekan area pertarungan.

Pasangan suami istri ini mulai kerepotan, apalagi dengan hadirnya si Iblis Mata Picak di kancah pertempuran. Iblis ini terkenal sejak dulu dengan kelicikannya dalam bertarung, dia menyimpan berbagai senjata beracun di dalam lengan bajunya.

Serangan tersembunyi darinya selalu lebih menyulitkan dari serangan gabungan mereka bertiga. Pada jurus keseratus pukulan panas dari Iblis Lengan Hitam hampir mengenai Su Lan, beruntung gerakan Su Lan sedikit lebih lincah.

Memang pasangan suami istri ini terkenal dengan Sepasang Walet Biru karena ilmu meringankan tubuh mereka yang sangat tinggi, lebih tepat dikenal dengan Jurus Walet Menunggang Angin, jurus ini khas milik Gou Han, kemudian Gou Han mengajarkan jurus ini kepada Su Lan, sebagai bukti cintanya.

Gerakan mereka persis seperti burung walet yang terbang membelah angin. Keuntungan dari kelincahan inilah yang menyelamatkan suami istri itu dari keroyokan tiga Iblis tersebut.

Iblis Lengan Hitam yang berperangai berangasan, mengekspos tenaga dalamnya sampai penuh, kemudian melepaskan Pukulan Api Hitam beracun kepada Su Lan, Su Lan yang baru saja berhasil menghindar dari pukulan pertama dikejutkan dengan pukulan susulan tadi, sehingga dia terpaksa menangkis dengan kedua tangannya.

“Boooomm!”

Bunyi adu pukulan tadi terdengar menggelegar, baju Su Lan terbakar sampai ke siku, dan meninggalkan bekas luka yang menghitam di lengan Su Lan.

Bekas hitam ini dengan cepat menyebar di lengan Su Lan, Gou Han yang melihatnya dengan sebat bergerak ke sisi Su Lan dan menotok beberapa titik tertentu untuk mencegah penyebaran racun.

“Sepasang Walet Biru! Cepat serahkan Kitab Lima Yang, atau kalian masih mau melanjutkan pertarungan sampai kalian mampus?” perintah Iblis Kepala Baja memaksa, ia sedikit memberi muka, karena dia masih yakin mereka bisa melenyapkan pasangan suami istri ini nanti.

Raut wajah pasangan Walet Biru terlihat mulai kelelahan, nafas mereka memburu. Keroyokan dari tiga Iblis terasa berat bagi mereka, apalagi mereka tidak menggunakan senjata sejak tadi.

“Gou Long! Ambil dan lemparkan pedang yang tergantung di dinding kamar ayah kesini,” teriak Gou Han.

Semua pesilat yang bertarung di halaman depan tahu, bahwa di atas atap rumah, sejak tadi ada bocah yang bersembunyi dan menonton pertarungan mereka. Mereka tahu dari jejak nafas bocah tersebut.

Ketiga Iblis ini telah sama tahu isi hati mereka masing-masing, mereka akan ikut membinasakan bocah yang asik menonton itu juga nantinya.

“Babat rumput sampai ke akar-akarnya agar tidak tumbuh ilalang-ilalang baru.” Prinsip ini selalu diingat oleh ketiga Iblis tersebut.

Iblis Kepala Baja yang sejak awal tidak banyak bercakap-cakap langsung menyeruduk dengan kepala, setelah mendengar teriakan Gou Han tadi. Iblis ini terkenal dengan Jurus Serudukan Kerbau Gila, kepala sekeras dan sekuat baja karena dilapisi dengan tenaga dalam tinggi.

Jangankan manusia, tembok batu tebal akan hancur jadi debu bila terkena serudukan kepalanya.

“Mampus kau!” teriaknya.

Gou Han mencoba menangkis dengan tangan kirinya “Boooom!” Kembali bunyi benturan terdengar. Gou Han terlempar sampai sepuluh langkah, tangan kiri patah.

Su Lan bergerak ke arah suaminya yang terlempar lalu memapah untuk berdiri. Gou Long datang dan melemparkan pedang ke arah ayahnya seraya disambut oleh Gou Han dengan tangan kanan.

“Ha ha ha! ... Sudah sampai seperti ini apakah masih mau kalian lanjutkan?” Sambil tertawa Iblis Mata Picak berkata.

Iblis Kepala Baja dan Iblis Lengan Hitam hanya menyeringai kejam setelah keduanya berhasil melukai pasangan suami istri itu.

“Gou Han! setelah engkau mati aku akan mempermainkan istrimu. Kemudian setelah aku puas baru aku akan membunuhnya,” lanjut Iblis Mata Picak licik, sambil menjilati bibir.

Gou Han yang mendengar ucapan ini, menggenggam erat pedang di tangan kanan, pembawaan tubuhnya bergetar hebat menahan amarah.

“Iblis keji! ... Kalian sungguh keji,” ucap Gou Han.

“Ha ha ha! ... Jalan ke Surga mudah, kalian malah mencari jalan ke Neraka,” jawab Iblis Lengan Hitam.

Mereka tertawa dan mengolok-olok Gou Han dan Su Lan, seraya dibarengi dengan serangan Api Racun Hitam ke arah Gou Han.

Gou Han dengan pedang di tangan kanan, menghirup nafas dalam-dalam dan melesat ke depan, dicobanya membelah pukulan Api Racun Hitam. Pukulan Api Racun Hitam Berhasil dipatahkan, tapi Gou Han sendiri ikut terluka, sejak awal memang tenaga dalam mereka selisih sedikit.

Hanya kecepatan ilmu meringankan tubuh Gou Han yang lebih unggul. Apalah arti sebuah kelincahan ketika diadu dengan tenaga dalam, hanya tinggal menunggu waktu sebelum kekalahan benar-benar terjadi.

Di sebelah sana, Iblis Mata Picak tidak tinggal diam, dia yang sudah mulai terangsang akan kecantikan Nyonya Gou, melancarkan serangan-serangan licik pada Su Lan. Dia ingin segera melaksanakan apa yang pernah disampaikan.

Serangan-serangan itu sangat kurang ajar, sesekali diikuti dengan towelan-towelan ke arah dada Su Lan. “Bajingan!” teriak Su Lan, mukanya memerah karena marah, sehingga menampilkan sisa-sisa kecantikan masa muda.

“Kepala Baja! Lengan Hitam! Segera bereskan si Walet Jantan,” teriak Iblis Mata Picak pada kambratnya.

Segera saja pertarungan pecah kembali dengan lebih sengit, pertarungan antara Gou Han dengan Iblis Lengan Hitam sudah sangat berat bagi Gou Han, ditambah dengan masuknya Iblis Kepala Baja ini menjadi lebih berat. Nafas Gou Han sejak tadi sudah ngos-ngosan, tenaga dalamnya hampir tidak bersisa, hanya tinggal menunggu waktu sampai kejatuhannya.

Su Lan yang sesekali melirik ke arah suaminya, menangkis dan mengelak serangan dari Iblis Mata Picak sambil sedikit-sedikit bergerak dan bergeser ke arah sang suami bertarung.

Seakan-akan mereka telah sehati sampai menjelang ajal pun, mereka tidak mau dipisahkan. Dengan gerakan Su Lan ini, pertarungan pun kembali menjadi seperti semula tiga melawan dua. Su Lan dan Gou Han saling bantu bertahan, tidak ada serangan balasan dari mereka berdua.

Mereka sadar kali ini mereka pasti akan mati.

“Bajingan! Aku akan membawa kalian ikut mati bersamaku,” teriak Gou Han.

Luka lebam dan biru hampir memenuhi seluruh tubuhnya, darah menetes di sudut bibir Gou Han. Kondisi Su Lan tidak jauh berbeda, pakaian mereka berdua robek di mana-mana.

Di satu kesempatan mereka berhasil menjauhkan diri dari area pertempuran dengan memanfaatkan angin pukulan dari Iblis Lengan Hitam, lalu mereka melesat sepuluh langkah ke belakang.

“Gou Long! ... Dengarkan ucapan ayahmu baik-baik. Menjauh lah dari tempat ini sejauh-jauhnya, hiduplah yang baik, berlatih yang keras, kelak balas dendam ayah bundamu,” ucap Gou Han lembut.

Ketiga Iblis itu terlihat sedikit kebingungan mendengar ucapan dari Gou Han, sehingga mereka melirik ke arah Gou Long berdiri.

Gou Long sendiri menyadari akan situasinya, dia tidak mau menjadi anak yang tidak berbakti, dia sangat sadar dengan kekuatannya kalau ikut bertarung hanya akan mengantar nyawa secara cuma-cuma. Sehingga dia hanya menjawab ringan

“Baik ayah!” Tapi dia belum bergerak, dia masih kebingungan dengan ucapan ayahnya.

Iblis Mata Picak yang masih menerka-reka ucapan Gou Han bergerak ke arah Gou Long. Gou Han dan Su Lan yang melihat ini, tidak membiarkan begitu saja, mereka lalu menghadang gerakan itu.

“Apalagi yang kau tunggu! Segera lari!” teriak Gou Han.

Gou Long segara berlari menjauh.

Melihat putra mereka mulai menjauh, sepasang walet biru memforsir tenaga dalam mereka dan mengumpulkan pada satu titik dantian di perut. Raut wajah mereka terlihat memerah.

“Kami akan membawa kalian juga ke Neraka,” ucap pasangan itu seiring sehati.

Ketiga Iblis Dari Selatan belum menyadari apa yang akan dilakukan kedua suami istri ini.

Iblis Mata Picak yang duluan menyadari apa yang akan dilakukan pasangan itu berteriak, “Menjauh! Mereka akan meledakkan diri sendiri.” Menyadari itu, kedua kambratnya segera menjauh.

“Boooomm!”

Tapi terlambat ledakan dari penghancuran diri Gou Han dan Su Lan menggelegar dan menggetarkan seluruh Lembah Gunung Petir.

Area ledakan mencapai tiga ratus tombak. Debu mengepul di mana-mana, pepohonan patah, rumah yang berdiri kokoh rata dengan tanah, hanya menyisakan puing-puing bekas ledakan. Ketiga Iblis yang terkena ledakan, berhasil melapisi dan melindungi badan mereka dengan tenaga dalam.

Walau bagaimanapun, efek tenaga ledakan itu tetap membuat mereka terlempar jauh dan terjatuh pontang-panting. Wajah mereka memucat, terasa jeroan dan organ dalam tubuh mereka terbalik bagai air yang diaduk-aduk dengan keras. Darah mereka naik dari dada ke mulut, masing-masing memuntahkan darah sekepal tangan, mereka menyadari telah terluka dalam.

1
Relimawati Sihombing
mantap
Marli Ana
Luar biasa
Rita Boru Hasibuan
Kecewa
Rita Boru Hasibuan
Buruk
Rita Boru Hasibuan
gou long keren .
Izuddin Nur
baru cerita awal udah kalah jagoan
Nendi Yulianto
ntapss/Angry/
Izuddin Nur
mantap ceritanyab thot
Umi Fatonah
Leng kun x ya
Umi Fatonah
pantesan jarang kelihatan di eralase toko ternyata khong guan dah jadi master artefak 😂😂😂😂
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor ceritanya bagus aku suka cerita seperti ini.
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor
Rita Boru Hasibuan
orang tua pasti akan selalu melindungi anaknya.
Bunda Fairel
Luar biasa
Umi Fatonah
haaiiis kwnapa sih thor setiap perkataan harus di awali dengan tertwa hahahaha kesanya gk etis banget
Umi Fatonah
Luar biasa
Umi Fatonah
hahahaha ....seru seru
Bob virley
Luar biasa
Umi Fatonah
😂😂😂😂
Umi Fatonah
iya ntar klo aku laper kumakan aja siomey nya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!