Bijaklah dalam membaca!!
Firo, seorang pria malang yang dianggap gila. Salah satu keluarganya sengaja mengasingkan Firo dan mencampurkan ganja di makanannya sejak kecil. Dia sanggup bertahan hingga dewasa demi mengungkap siapa pelaku pembunuh ibunya.
Medina, gadis cantik yang mau menikah dengannya, menemani Firo mengungkap misteri yang tersimpan rapat di keluarganya.
Balas dendam, pembunuhan dan keikhlasan mengiringi perjalanan pernikahan mereka yang penuh dengan cinta dan tangisan.
Akankah mereka berakhir bahagia? Atau akan berakhir menyedihkan?
Simak kisahnya disini.
follow Ig author: @afsheen_yanyan
Cerita ini di bumbui adegan romantis, balas dendam dan juga pembunuhan.
Terimakasih sudah membaca novelku
jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Salam hangat_Afsheen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afsheen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerima Nasib
Medina diam seribu bahasa. Tak dapat berkata apapun. Perang di batinnya berkecamuk antara menerima atau tidak dengan perjodohan ini.
"huwa..hu...huuu.. Apa yang harus aku lakukan Tuhan!"
Belum sempet Medina berucap ibunya kembali menangis histeris. Ia tidak tega melihat ibunya yang bersedih.
"Ibu... " sambil memegangi tangan ibunya
"Aku akan melakukan apapun untuk kesembuhan Niko, Aku bersedia menikah dengan Firo"
Medina tak sanggup melihat ibunya menangis. dia ikut menangis di pelukan ibunya.
"Apa kamu yakin?" tanya ibunya lagi, "Kalau tidak yakin tidak usah, Nak!" ujar Bu Sari.
"Tidak ada cara lain, Aku akan menerima perjodohan ini," sahut Medina.
Mungkin ini sebagai tanda Terima kasih aku terhadap keluarga ini. Batin Medina.
"Terimakasih, Nak!" Sambil memeluk erat anaknya.
***
Sebelum pulang ke rumah,
Air mata menggenangi netra Pak Joko. Sambil menangis dia menghampiri mantan tuannya.
"Tuan..tolong bantu aku,Tuan"
Kali ini Pak Joko sampai bersimpuh di kaki Tuan Bram.
"Ada perlu apa kamu kesini, Joko? "
Tuan Bram kaget sambil mengangkat bahu Pak Joko agar berdiri.
"Pinjamkan aku uang, Tuan! Anakku terkapar di rumah sakit. Dia harus segera di operasi."
Tuan Bram berpindah posisi di kursi favoritnya untuk duduk.
"Hutang kamu yang kemarin saja belum kamu bayar!" ujar Tuan Bram sambil menyeruput kopi hitam favoritnya.
Pak Joko kembali memohon, "Tolong saya, Tuan! Setelah ini aku akan mencicil hutangnya Tuan. Aku janji!"
Pak Joko tahu seberapa banyak hutang kepada Tuan Bram. Kalau sudah dihitung sudah ratusan juta hutang kepada tuannya. Tapi Pak Joko tak punya jalan lain untuk kesembuhan anak lelaki satu-satunya, Dia terpaksa harus berhutang lagi kepada Tuan Bram, Orang terkaya di tempatnya.
Bramantyo
Pengusaha sukses di kota X. Memiliki banyak hotel dan resort di beberapa kota. Beliau termasuk orang ketiga terkaya di kota itu.
Pembawaannya yang tegas tapi memiliki kelembutan hati. Membuat dia disegani oleh bawahannya.
Tuan Bram, Sapaannya. Memiliki tiga orang anak dari kedua istrinya.
Syerli adalah anak bawaan dari istri pertamanya Nyonya Stella dan mempunyai satu orang putera bernama Shaka.
Pernikahannya dengan nyonya Stella adalah perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya.
Tuan Bram memiliki kekasih bernama, Fira. Sebelum menikah dengan nyonya Stella.
Karena cintanya dengan, Fira. Diam-diam tanpa sepengetahuan keluarganya Tuan Bram menikahi Fira dan memiliki satu anak bernama "Firo".
Peristiwa menjadi gempar setelah Tuan Bram membawa Fira dan anaknya, Firo. Yang waktu itu masih berumur lima tahun ke rumah. Rumah menjadi kisruh, Nyonya Stella sempat shock dan memusuhi Fira.
Ditambah lagi ibunya Tuan Bram saat itu sangat menerima Fira dan anak nya. Hal itu membuat perasaan iri di hati Nyonya Stella semakin menjadi.
Hari-hari dilalui Fira dan anaknya seperti di neraka. dia mendapatkan perlakuan kasar dari nyonya Stella dan anaknya Syerli. Di depan Tuan Bram mereka selalu berlaku baik, Tapi tidak dibelakangnya.
Saat usia Firo berumur 10 Tahun Fira meninggal dunia. Saat itu Firo seperti terguncang jiwanya dan tidak menerima kepergian Fira yang tiba-tiba meninggal karena penyakit jantung. Firo tak menerima nasibnya. Jiwanya terganggu, Mentalnya terguncang. Firo benar-benar sangat terpukul.
Terkadang Firo berteriak kencang dan melempar piring yang berisi makanan untuknya. Bahkan melempar gelas dan barang di dekatnya, Membuat seisi rumah tak sanggup menanganinya.
"Aku tidak mau memakan makanan ini!" teriak Firo sangat kencang.
Keadaan itu membuat Tuan Bram menutup Firo dari lingkungan luar. Tuan Bram tidak mau anaknya dibawah ke rumah sakit jiwa. Akhirnya dia terpaksa mengurung anaknya di rumah karena takut mencelakai orang di sekelilingnya.
***
"Tuan.. aku mohon sekali ini, Tuan!"
Pak Joko kembali memohon menyadarkan lamunan Tuan Bram saat melihat puteranya, Firo.
Tuan Bram berfikir sekali lagi sambil sesekali melihat Firo yang diam mematung di taman rumahnya.
"Baiklah, Tapi ada satu syaratnya. Aku akan memberikan uang untuk penyembuhan anakmu dan aku akan melunasi semua hutangmu," ucap Tuan Bram "Syaratnya aku ingin, Salah satu anakmu menikahi, Firo. Anakku" sambungnya lagi.
"Apa?"
Pak Joko diam mematung mendengar pernyataan Tuan Bram.
Apa yang harus aku lakukan? Pak Joko berfikir keras.
Sebuah telepon dari rumah sakit menghubunginya. Pak Joko lalu mengangkat telepon itu.
Pak Joko tertunduk lemas ketika mendengar kabar dari pihak rumah sakit. Kondisi anaknya bertambah buruk dan harus segera di operasi.
Pak Joko terduduk lemas.
"Baiklah, Tuan. Aku akan memenuhi syaratnya. Tapi aku akan menemui putriku dulu," ucap Pak Joko.
Setelah itu ia berpamitan pulang ke rumahnya.
Tuan Bram tersenyum mendengar jawaban Pak Joko.
Yang dipikiran Pak Joko saat ini adalah kesembuhan putera satu-satunya. Sambil terburu-buru dia pergi meninggalkan Tuan Bram.
***
Saat ini usia Firo menginjak 26 thn. Mungkin dibandingkan dari sebelumnya kondisi Firo tampak lebih baik dan terkendali.
Tuan Bram menoleh sambil tersenyum ke arah Firo.
Firo yang dari tadi terdiam membalas senyuman ayahnya. Entah apa yang dipikirkan pemuda itu dalam diamnya.
"Sudah saatnya kamu harus sembuh, Firo"
batin Tuan Bram dalam hatinya.
Firo yang dari tadi duduk tidak jauh dari ayahnya. bergegas pergi meninggalkan tempat duduknya
.
"Tuan muda ini makan siangnya" ucap seorang pembantu menyodorkan piring berisi makanan kepada Firo.
PRAAAANNKK...
Suara piring dilempar ke lantai. Firo membanting piring dihadapannya.
"AKU TAK BUTUH MAKANAN INI, PERGI KAMU!!! "
udh doong..kesian medinaa