ini adalah karya pertama ku,masih dalam tahap revisi
anastasya zee axel gadis acuh tak acuh dan mempunyai mulut setajam silet yang menguasai semua teknik beladiri dan pengobatan,dia adalah putri tunggal di keluarga axel yang memimpin organisasi gelap,meski dia adalah tuan putri di keluarga axel namun ia tetap di bekalkan teknik beladiri cara menggunakan senjata dan pengobatan serta yang lainnya oleh sang ayah ibu dan kakeknya karna dia sebagai penerus keluarga axel.
namun apa yang terjadi ketika dia berpindah ke masa lalu?
aku tak tau kenapa aku bisa terdampar di dunia ini apa ini hanya kebetulan atau memang takdir ku,entahlah aku pun tak tau itu,ruh ku berpindah keseorang seorang permaisuri yang kehidupannnya penuh dengan penderitaan.
harus kah aku menyerah? tentu saja tidak karna itu tak ada dalam kamusku, jikapun takdir ku di dunia ini penuh dengan air mata maka aku akan merubah takdir itu.
jangan lupa dukung author dengan cara like comment dan vote ya gengs
salam cinta dari author♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hukuman dan berubah?
"pengawal bawa permaisuri hukum cambuk 50 kali lalu bawa dia ke istana istana dingin dia akan di tinggal di istana dingin selama 5 bulan" teriaknya menggelegar.
"yang mulia tak perlu seperti itu hamba tak apa mungkin permaisuri hanya syok" kata lingfei lembut namun dalam hatinya ia bersorak senang
"linger jangan terlalu baik pada orang yang menyakitimu" sarkas kaisar ziu sambil melirik tajam ke permaisurinya.
"yang mulia hamba tak bersalah" lirih anastasya
"cepat bawa dia pengawal apa kalian tuli ha" teriaknya mengejutkan para pengawal yang ada di sana
"ba ba baik yang mulia"
"baiklah jika yang mulia tak mempercayai hamba,mungkin semua yang hamba lakukan selama ini masih tidak bisa membuka mata yang mulia,dan sekarang hamba menyerah dan semoga dengan semua ini bisa membuat yang mulia bahagia" katanya lembut sambil tersenyum
"pengawal cepat bawa dia" teriaknya tanpa memperdulikan anastasya.
"baik yang mulia" jawab pengawal tersebut.
lingfei merasa di atas awan rupanya tak sia sia dia menyalahkan anatasya
"sekarang tinggal hanya melahirkan anak ini dan anak ini akan menjadi penerus lalu perlahan aku akan menggeserkan anastasya dari posisi itu karna hanya aku yang pantas hanya aku" batinnya
lalu disinilah anastasya dengan seorang pelayan yang masih setia bersamanya,pakaian putih kini telah bercampur noda darah.
"hiks hiks permaisuri kenapa ini semua terjadi pada permaisuri padahal permaisuri adalah orang yang baik dan tulus" tangis pelayan itu pecah
hari demi haripun berlalu anastasya hidup bersama pelayanya yang bernama luo hari demi hari mereka lalui dengan susah payah luka yang di tubuhnya pun masih terasa sakit karna kaisar melarang seorangpun untuk mengunjungi permaisurinya itu.
"permaisuri makanlah" kata luo sambil menyerahkan sebuah roti
"maaf karna hanya ini makanan yang hamba punya"
katanya lirih
"tak apa" lembut anastasya sambil tersenyum lalu membagi dua roti itu
"makanlah" katanya sambil menyodorkan sepotong roti untuk luo
"tak usah permaisuri sepotong roti takkan membuat yang mulia kenyang" tolaknya halus
"kau harus menerimanya ini perintah" tegas anastasya
"terima kasih permaisuri" ucapnya penuh haru
tak terasa sudah dua bulan anastasya dan pelayannya di istana dingin,ia menerima semua itu dengan tabah meski kadang ia dan luo tak akan makan atau hanya memakan roti.
itu karna mereka benar benar harus berhemat karna kaisar tak memberikan anastasya uang bulanan,mereka hanya bisa mengandalkan diri mereka sendiri terkadang mereka menjahit lalu menjualnya di pasar berhubung luo memiliki keterampilan menjahit.
seperti saat ini luo sedang kepasar menjual hasil jahitan mereka
"kepalaku benar benar pusing" anastasya menekan pelipisnya kuat
ketika ingin mengambil air minum ia benar benar pusing dan dia pingsan kepalanya membentur meja hingga membuat keningnya mengeluarkan darah.
"ya tuhan permaisuri" teriak luo panik ketika melihat junjungannya pingsan dengan kepala memar dan mengeluarkan darah
luo membawa anastasya ke tempat tidur dengan tertatih,ia bingung harus bagaimana memanggil tabib? tidak mungkin karna kaisar kejam itu tidak akan setuju.
luo melewati hari harinya dengan merawat anastasya degan berharap semoga junjungannya akan segera sadar.
tak terasa sudah 3 bulan anastasya sadar berarti ia sudah lima bulan ia di istana dingin,namun junjungannya itu belum juga sadar.
tak ada yang tau jika malam itu anastasya telah mati dan di gantikan dengan anastasya zee axel.
**maaf ya kalau yang di atas kesannya bertele author minta maaf sebesar besarnya
oke sekarang kita kembali ke cerita anastasya ehh maksudnya anastasya zee axel😁**
ketika sedang memikirkan nasibnya yang baru saja mengalami time trivel lou datang dengan seorang tabib
"sekarang cepat periksa yang mulia" kata luo cepat
"siapa kau?" tanya anastasya dengan dingin
"ha hamba adalah tabib yang mulia hamba kesini untuk memeriksa keadaan permaisuri" jawabnya gugup
"benar permaisuri dia adalah tabib yang hamba panggil untuk memeriksa keadaan permasuri"
"oh baiklah"
namun ketika tabib sedang memeriksa denyut nadinya
anastasya membuat tabib itu tercengang dengan kata katanya.
"aku tau kau orang dari wanita ular itu kau tak perlu berpura pura aku tak masalah akan hal itu,namun kau perlu tau aku takkan mengampuni seseorang jika ia mulai bermain main dengan ku" katanya berbisik lalu mengedipkan matanya sebelah
Keringat dingin mulai terasa di badannya tangannya gemetar meski saat melakukan pemeriksaan terhadap anastasya
"tak perlu setegang itu kau kan tak bermain main dengan ku hahaha" katanya di sertai kekehan tabib itu benar benar lucu dimatanya
sedangkan luo hanya heran mengapa tabib itu seakan takut dengan badannya yang gemetar dan mukanya yang pucat pasih namun ia tak ambil pusing baginya yang terpenting junjungannya.
"keadaan permaisuri baik baik saja tapi akibat benturan yang mengenai kepalanya ia mengalami lupa ingatan" "dan berubah menjadi menyeramkan" sambungnya dalam hati.
"kau yakin tabib" tanya luo
"ya,kalau begitu saya permisi" setelah memberi hormat pada anastasya ia terburu buru pergi.
"ehhhh" heran luo karna ia belum memberi uang pada tabib itu
"kau kemarilah,dan ceritakan semua tentangku"
"baik permaisuri,anda adalah seorang permaisuri di kerajaan bulan namun anda tak di anggap oleh kaisar dan ayah anda adalah seorang jendral dan ibu anda telah meninggal dan"
"cukup cukup lalu kenapa aku di sini" ia cukup heran karna dari film yang dia nonton kamar permaisuri itu mewah namun apa ini sama seperti gubuk
"ini adalah istana dingin,permaisuri di tuduh mencelakai selir lingfei maka dari itu anda di hukum dan di tempatkan di sini tapi sebentar lagi permaisuri akan kembali kekediaman karna waktu hukuman permaisuri sudah habis" jelas luo
"lalu di mana ayahku dan kakek ku kenapa ia tak menjengukku" tanyanya karna setaunya pemilik tubuh ini sangat di sayangi oleh ayahnya dan kakeknya.
"jendral atau ayah permaisuri di tugaskan perbatasan ia tidak tau kalau anda sedang di hukum dan sakit begitu pula kakek anda" jawab luo
"ohh seperti itu,terus kapan kita akan di jemput kenapa lama sekali" gerutu anastasya
sedangkan luo di buat tercegang dengan sikap permaisurinya.
"apa ini apa permaisuri lupa ingatan hingga menyebabkan sikapnya juga berubah? tidak tidak bukan berubah tapi sangat berubah" batin luo
"heiiiii kalian cepat keluarlah jangan membuat kami menunggu" teriak pelayan
sedangkan anastasya mendengus dingin selama ini tak ada yang berani memerintah dan meneriakinya.
"apa yang kau tunggu cepatlah" teriak pelayan itu lagi
"kau tau suara cempreng itu benar benar menggangguku" sarkas anastasya
"apa kau bilang?" tanya pelayan tersebut marah
"suara cemprengmu menggangguku benar benar membuat gendang telinga ku sakit saja" sungut anastasya sambil menggosok gosok telinganya
"kau" marah pelayan itu ia kemudian berjalan menghampiri
anastasya yang masih duduk manis di atas ranjang kumuh itu saat hendak memukulnya.
anastasya zee axel. yu zia anastasya
bantu author ya dengan cara like comment dan vote sebanyak banyaknya
salam cinta dari author lupyu😘
ig:magfiraramadhni