NovelToon NovelToon
TAK AKAN KUKEMBALI PADAMU

TAK AKAN KUKEMBALI PADAMU

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / CEO / Janda / Cerai / Obsesi / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Lucia Davidson hidup dalam ilusi pernikahan yang indah hingga enam bulan kemudian semua kebenaran runtuh. Samuel, pria yang ia percaya sebagai suami sekaligus cintanya, ternyata hanya menikahinya demi balas dendam pada ayah Lucia. Dalam sekejap, ayah Lucia dipenjara hingga mengakhiri hidupnya, ibunya hancur lalu pergi meninggalkan Lucia, dan seluruh harta keluarganya direbut.

Ketika hidupnya sudah luluh lantak, Samuel bahkan tega menggugat cerai. Lucia jatuh ke titik terendah, sendirian, tanpa keluarga dan tanpa harta. Namun di tengah kehancuran itu, takdir memertemukan Lucia dengan Evan Williams, mantan pacar Lucia saat kuliah dulu.

Saat Lucia mulai menata hidupnya, bayangan masa lalu kembali menghantuinya. Samuel, sang mantan suami yang pernah menghancurkan segalanya, justru ingin kembali dengan mengatakan kalau Samuel tidak bisa hidup tanpa Lucia.

Apakah Lucia akan kembali pada Samuel atau dia memilih cinta lama yang terkubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1. DONGENG YANG RETAK

LOS ANGELES, WEDNESDAY, 16:20

Langit Los Angeles sore itu berwarna keemasan, seolah kota ini sedang merayakan kedamaian yang sederhana. Gedung-gedung kaca memantulkan cahaya matahari yang perlahan condong ke barat, menciptakan kilau yang menenangkan bagi siapa pun yang memandangnya. Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan itu, Lucia Davidson berdiri di depan jendela kantornya di lantai dua puluh gedung Barnett Corporation, perusahaan yang telah menjadi kebanggaan keluarganya selama puluhan tahun.

Bagi Lucia, hidupnya terasa sempurna. Ia menikah dengan pria yang begitu ia cintai, Samuel Davidson, enam bulan lalu. Pernikahan mereka digelar dengan meriah di sebuah hotel mewah di Beverly Hills, disaksikan oleh para pengusaha terkemuka, selebriti papan atas, dan keluarga besar Barnett serta Davidson. Sejak hari itu, Lucia merasa dirinya adalah wanita paling beruntung di dunia. Samuel bukan hanya tampan dan cerdas, tetapi juga penuh perhatian. Senyum hangatnya mampu meredakan semua kegelisahan Lucia, pelukannya membuat segalanya terasa aman.

Lucia yang sejak kecil harus hidup dalam doktrin sang ayah yang mana memaksa Lucia menjadi ahli waris, harus merelakan banyak hal dalam hidupnya. Teman, mimpi, ambisi, waktu, hingga Lucia hidup seperti cangkang kosong. Harus menerima menjadi boneka sang ayah, jika tidak ingin ayahnya bersikap kasar hingga menatap Lucia penuh kebencian karena Lucia terlahir sebagai anak perempuan dan bukannya laki-laki. Dan kehadiran Samuel di hidup Lucia, membuat Lucia merasa lebih baik. Dapat bernapas dan lepas dari kekangan sang ayah.

Lucia sering berkata pada dirinya sendiri: Jika ini adalah mimpi, aku tidak ingin terbangun.

Namun takdir selalu punya cara untuk menguji rasa percaya, bahkan pada saat seseorang merasa telah menggenggam segalanya.

Hari itu, suasana kantor sebenarnya berjalan seperti biasa. Para karyawan berlalu-lalang, suara telepon berdering, dan tuts keyboard komputer mengetuk irama pekerjaan. Lucia baru saja menyelesaikan laporan keuangan untuk rapat mingguan dengan dewan direksi, ketika tiba-tiba suara gaduh terdengar dari lantai bawah.

Ia menoleh dengan dahi berkerut. Dari kaca jendela, terlihat belasan mobil polisi dengan sirene berkilatan berhenti di depan lobi utama. Pintu-pintu mobil terbuka, dan para petugas berseragam berlari masuk dengan langkah tegas.

Lucia tersentak. Apa yang terjadi?

Pintu ruangannya terbuka keras, membuat Lucia terlonjak. Sekretarisnya, Marissa, berlari masuk dengan wajah pucat pasi.

"Miss. Lucia! Polisi! Mereka ... mereka masuk ke gedung! Mereka membawa surat perintah!" ujar Marissa panik.

Lucia berdiri dengan tubuh bergetar. "Surat perintah? Untuk apa?"

Belum sempat Marissa menjawab, dua petugas berseragam hitam sudah masuk ke dalam ruangan. Salah satunya mengacungkan berkas.

"Lucia Davidson?" panggil sang petugas.

Lucia menelan ludah. "Ya, saya."

"Ini surat resmi. Mulai hari ini, semua aset Barnett Corporation disita. Ada dugaan keterlibatan perusahaan ini dalam kasus pencucian uang, penyuapan pejabat, dan perdagangan gelap internasional. Kami harus menyegel seluruh area," kata sang petugas.

Kata-kata itu menghantam telinga Lucia bagaikan palu godam. Pencucian uang? Perdagangan gelap? Penyuapan? Itu tuduhan yang tak pernah ia bayangkan akan terkait dengan ayahnya, Thomas Barnett, seorang pengusaha yang selama ini dihormati banyak orang.

"T-tidak mungkin ... pasti ada kesalahan," suara Lucia gemetar.

Namun polisi tak menggubris protesnya. Mereka mulai menempelkan segel merah di pintu ruangan, membawa masuk boks-boks kosong untuk mengamankan dokumen. Suasana kantor yang biasanya rapi kini berubah menjadi lautan panik. Pegawai berlarian, beberapa menangis, sebagian lagi sibuk menyelamatkan barang pribadi mereka.

Lucia berdiri terpaku. Jantungnya berdentum kencang, seolah hendak menerobos keluar dari dadanya.

Tak lama kemudian, televisi-televisi di ruangan mulai menyiarkan berita breaking news. Di layar besar ruang rapat, wajah ayahnya terpampang jelas, dengan judul mencolok di bawahnya:

'Thomas Barnett, Pengusaha Raksasa Los Angeles, Diduga Terlibat Kasus Skandal Finansial Internasional. Kini Buron.'

Lucia membekap mulutnya dengan tangan. "Buron?"

Wartawan di layar berbicara cepat, menjelaskan bagaimana Barnett Corporation diduga mencuci dana gelap dari perdagangan senjata melalui anak perusahaan di luar negeri. Disebutkan pula bahwa Thomas Barnett tidak hadir ketika penyidik datang, dan menurut kabar, ia melarikan diri sebelum polisi berhasil menahannya.

Lucia limbung. Ia berpegangan pada meja agar tubuhnya tidak ambruk. Ayahnya melarikan diri? Tidak, bagaimana bisa? Sejak kapan ayahnya melakukan hal ilegal?

Ponselnya bergetar bertubi-tubi. Ia meraih perangkat itu dengan tangan bergetar, puluhan panggilan tak terjawab dari Mom.

"Lucia!" suara ibunya terdengar panik begitu sambungan tersambung. "Apa yang terjadi? Kenapa rumah kita dipenuhi wartawan? Ayahmu tidak bisa dihubungi sejak pagi. Dia ... dia tidak pulang, Lucia! Di mana dia?"

Air mata mengalir di pipi Lucia. "Aku ... aku tidak tahu, Mom. Polisi baru saja datang ke kantor. Mereka menyita semuanya… mereka bilang Ayah buron. Aku ... aku tidak mengerti yang terjadi."

"Cari ayahmu! Tolong, Lucia! Aku tidak tahu harus bagaimana," suara ibunya pecah, lalu sambungan terputus.

Lucia menatap layar ponsel yang kini gelap, merasa dunia di sekelilingnya runtuh.

Dalam keadaan kacau, ia meninggalkan kantor. Jalanan Los Angeles terasa seperti labirin asing yang menyesatkan. Sorot kamera wartawan mengejarnya saat ia keluar dari gedung, pertanyaan-pertanyaan tajam menghujani telinganya:

"Apakah benar ayah Anda terlibat dalam perdagangan senjata dan penyuapan pejabat?"

"Bagaimana peran Anda sebagai salah satu eksekutif di perusahaan?"

"Apa komentar Anda tentang status buron Thomas Barnett?"

Lucia hanya menunduk, menutup wajahnya dengan tas. Mobil pribadinya menunggu di pinggir jalan, dan ia masuk dengan tergesa. Sepanjang perjalanan pulang ke apartemen mewahnya bersama Samuel, ia hanya bisa memandangi kota dengan pandangan kosong.

Di kepalanya, pertanyaan bergemuruh: Di mana Dad? Mengapa semua ini bisa terjadi? Dan kenapa Samuel tidak bisa dihubungi?

Samuel, suami yang selalu sigap ada di sisinya, justru menghilang di tengah badai.

Lucia akhirnya sampai di apartemen mereka yang terletak di kawasan elit pusat kota. Malam mulai turun, namun pikirannya masih berkecamuk. Ia melemparkan tas ke sofa dan bergegas meraih ponsel lagi, mencoba menelepon Samuel.

Nada sambung berulang kali terdengar, tapi tak ada jawaban.

"Sam ... di mana kau," gumam Lucia lirih, sambil duduk di lantai ruang tamu.

Jam dinding berdetak lambat, seolah mengejek. Satu jam ... dua jam ... hingga akhirnya pintu apartemen terbuka.

Samuel masuk dengan langkah tenang, jas hitamnya masih rapi, wajahnya tampak lelah.

Lucia berdiri, berlari kecil menghampiri. "Honey! Tuhan, akhirnya kau pulang. Aku ... aku tidak tahu harus bagaimana. Kantor disita, Ayah menghilang, media-"

Kalimatnya terhenti begitu ia melihat raut wajah suaminya.

Samuel, yang biasanya menyambutnya dengan tatapan lembut dan senyum hangat, kini memandang dengan sorot dingin. Rahangnya mengeras, matanya tajam seperti pisau.

Lucia tertegun. "Honey?"

Samuel tersenyum, tapi itu bukan senyum yang ia kenal. Itu adalah senyum dingin, penuh ironi.

"Lucia," suaranya tenang, nyaris menyeramkan. "Akhirnya waktunya tiba. Ayahmu sudah mendapatkan balasannya."

Kata-kata itu menusuk dada Lucia lebih tajam dari belati. Dalam seketika dunia Lucia runtuh ketika mendengar dua kata selanjutnya dari suami yang ia cintai ucapkan.

Balas dendam.

1
Muna Junaidi
😍😍😍😍😍
Endang Sulistia
bagus Thor..
Archiemorarty: terima kasih kak udah baca ceritanya semoga menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Endang Sulistia
fix...Samuel jadi Samsul ya...🤣🤣🤣
Endang Sulistia
deg deg an..
Endang Sulistia
bikin darting..
Endang Sulistia
auto liat sinopsisnya lagi ..😂😂😂
Miss Typo
huaaaaaa aku terharu ikut merasakan kebahagiaan Lucia dan semua yg sayang padanya 😭
belum rela pisah dah tamat aja, dan bacanya telat lagi 🥹

terimakasih thor,,,selalu semangat dgn karya-karyanya di novel 💪
Archiemorarty: terima kasih kembali 🥰
total 1 replies
Miss Typo
nikah deh nikah biar lebih leluasa mau ngapain aja 😁
Miss Typo
terharu huaaaaaa 😭
Miss Typo
kok deg2an bacanya
Miss Typo
semangat semangat semangat Lucia, kamu hebat bisa melawan si Samsul itu
Ir
tapi kalo jadi Evan aku oga nerima investor yg kemarin nyabut Dana seenak udel nya untuk gabung sama samsul, giliran si samsul bangkrut gabung lagi sama Evan dihh ga like
Ir: hahaha pundung dia 🤣🤣🤣
total 4 replies
Jelita S
terimakasih Thor buat cerita indahnya,,sukses terus dalam berkarya Daan semoga cerita2 baru menyusul lagi
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya, maap kalau kurang memuaskan. ditunggu cerita selanjutnya yang lebih uwahhh ya 🥰
total 1 replies
Miss Typo
kapan Lucia akan kuat tahan banting berani melawan si Samsul
Miss Typo: dan ku tunggu saatnya itu datang
total 2 replies
Miss Typo
semangat Ervan Deren Clara dan Lucia, kalian pasti bisa menghadapi badai dan mengalahkan si Samsul
Miss Typo
apa sih sebenarnya maunya si Samsul itu, apa tujuan sebenarnya mendekati Lucia lagi, bikin geram aja tuh orang.
aku berharap Lucia lebih kuat lebih berani menghadapi si Samsul itu
Miss Typo: suruh nulis sendiri aja kalau gak sesuai dengannya 🫢
total 4 replies
Ir
woyyy samsul meskipun kalo di posisi Lucia gua juga ogah balikan sama lu, tapi setidaknya bersaing secara sehat, minta maaf yg tulus dan nyesel bener² nyesel, bukan malah pake kekerasan tulul, yg dengan cara tulus aja belum tentu mau balikan apa lagi pake emosi
Archiemorarty: Hooh, padahal mau dikasih alur yang boom itu bentar lagi. karena ya pada bilang mau to the point, ku akhirin aja. 🤣
total 3 replies
Ir
padahal kemarin aku cuma minta speakup ehh malah di ajak live streaming 😆
Archiemorarty: Kan dah kubilang on proses, soalnya bukan balas dendam temanya. ntar cerita selanjutnya kubuatin yang tema balas dendam, biar pada tahu balas dendam yang slay itu gimana... /Slight/
total 1 replies
Miss Typo
wah gila dasar tuh kapsul manusia serakah gak tau diri, dulu membuat Lucia menderita skrg gak mau melepaskan, bikin geram aja tuh manusia satu itu 😤
semangat Evan Deren, semoga kalau an bisa mengalahkan Samsul itu

baru bisa baca lagi 🥹
Ir
kak dia hari yg lalu kaka update seperti biasanya kan yaa 3bab nah di aku tuh ga muncul lho seharian, tau update kemarin pagi sekitar jam set 11an langsung 4bab gitu, satu bab nya yg update jam 9 pagi
Archiemorarty: Iya dari Minggu agak-agak app nya emang.
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!