 
                            Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.
Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.
“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”
Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?
Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Dimulainya Prahara Rumah Tangga
“Kau juga Lucia, jangan ikut campur! Begitu juga kalian semua, jika ingin memastikan dan tetap diam kalian boleh tetap di sini. Namun, jika kalian mau ikut campur lebih baik pergi sekarang juga.”
Nada bicaranya setenang air yang mengalir, tapi tatapannya begitu tajam melebihi sebilah pedang yang paling tajam di dunia. Dan hanya Mamah Zhia yang bisa membuat para mafia yang disegani dunia bawah itu tidak berani melawan ucapannya.
Tepat setelah Zhia mengatakan itu, pintu utama Mansion akhirnya terbuka menampilkan kedatangan Luca dan Ashlyn yang merasa sangat disambut kedatangan mereka kali ini. Melihat Papah Rayden, Mamah Zhia, Lucia bahkan semua orang juga sudah berada di sana seolah akan mengadakan sidang keluarga.
“Tunggu? Kenapa firasatku semakin terasa tidak enak?”
Tiba-tiba saja Luca menyadari ada yang aneh dengan tatapan semua orang padanya. Sampai akhirnya suara Ashlyn menyadarkan dia dari pemikirannya, “Pah! Mah, Luci dan bahkan kalian semua kenapa ada di sini? Apakah kalian sengaja menyambut kedatangan kami?”
“Benar, apakah ada hal baik yang ingin Papah dan Mamah sampaikan? Bahkan di telepon Mamah dan Papah menyuruhku untuk segera datang. Apakah karena ini ….”
“Bocah tengik ini bisa-bisanya masih bersikap ‘sok polos seolah tidak melakukan apapun.”
Rayden yang sejak tadi sudah geram, kini semakin merasa geram ingin menghajar wajah putranya yang seolah tidak tahu apapun itu. Rayden bahkan sudah hampir menghajar Luca saat itu juga, jika saja Zhia tidak menghentikannya.
“Ray, kau masih ingat perkataanku yang tadi, bukan?”
Lembut tapi penuh tekanan, itulah kalimat yang Mamah Zhia ucapkan dan selalu berhasil mengendalikan Papah Rayden. Dan benar saja, Rayden langsung menahan dirinya. Yang lainnya pun tidak berani bicara apalagi bertindak, Rayden saja memilih patuh untuk mencari aman apalagi mereka.
“Mah, sebenarnya ada apa?”
Ashlyn memang bukan orang peka, tapi jika sudah seperti ini maka sudah pasti telah terjadi sesuatu yang cukup serius.
“Tidak apa-apa, Sayang!” jawab Mamah Zhia dengan senyuman terbaiknya, “Alea, bisakah kau bawa menantuku melihat hadiah yang sudah dipersiapkan di dalam? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan putraku di sini,” sambungnya menyerahkan Ashlyn pada Alea.
Sudah jelas bukan, Zhia tidak ingin menyakiti hati menantunya itu. Jika memang putranya telah melakukan kesalahan, maka dia sendiri sebagai orang tuanya yang akan menghukumnya. Tidak perlu orang lain dan sudah bisa dipastikan Luca akan mengingat hukuman itu seumur hidupnya.
“Baiklah, ayo Ashlyn!”
Alea dengan sigap membawa Ashlyn menjauh dari mereka, meninggalkan Luca yang berdiri kebingungan dihadapan semua orang dengan firasat buruknya yang semakin menjadi. Ashlyn sendiri merasa enggan, tetapi dia tetap mengikuti Alea yang membawanya masuk ke dalam Mansion.
Dan benar saja, setelah kepergian Ashlyn … Mamah Zhia langsung berjalan menghampiri Luca dengan aura yang begitu mengintimidasi. Sorot matanya tajam, raut wajahnya sangat serius dan tak mengatakan apapun.
“Luca, jawab Mamah dengan jujur. Sekali kau membohongi Mamah, maka tidak ada kata maaf untukmu,” ujar Zhia penuh penekanan.
“Ba-baik, Mah!”
Luca menjawabnya dengan perasaan gugup, dia bisa menebak bahwa dugaannya sejak awal memang benar. Papah, Mamah dan semuanya sudah mengetahui tentang dia yang mengirim Kay ke Kota Xennor dan tanpa sengaja membawa Axel sekalian. Belum lagi tentang kabar Kay yang tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit karena luka yang dialami saat bertarung dengan musuh.
“Apa sampai detik ini kau masih saja mencintai Axlyn, Luca?” tanya Zhia langsung saja pada topik utamanya.
“Tunggu? Kenapa tiba-tiba membahas tentang Axlyn? Bukankah ini tentang Kay dan Axel yang aku kirim ke Kota Xennor?”
Luca jelas bingung, karena pertanyaan yang Mamahnya ajukan berbeda sangat jauh dengan apa yang dia perkirakan sejak awal.
“Luca, jawab pertanyaan Mamah!” seru Zhia sedikit meninggikan nada bicaranya, melihat putranya yang diam dan melamun setelah mendengar pertanyaannya dia pun merasa tidak tenang.
“Mah, jujur saja perasaan Luca untuk Axlyn sudah memudar sepenuhnya. Akan tetapi, Axlyn tetap memiliki tempat tersendiri di hatiku. Karena bagaimana pun—”
Plak ….
Sebuah tamparan yang begitu keras dari Mamah Zhia kini mendarat tepat di pipi kiri Luca, bahkan hingga dia memalingkan wajahnya ke samping. Luca tentu saja sangat terkejut, tetapi tidak dengan Papah Rayden dan yang lainnya dimana mereka malah menatapnya semakin geram dan tajam.
“Mah? Kenapa Mamah menampar Luca?” tanya Luca yang jelas bingung dengan Mamahnya yang tiba-tiba menamparnya begitu saja.
Padahal jawabannya sama sekali tidak salah, semua orang pun tahu bahwa Axlyn selalu menempati tempat tersendiri di hatinya bahkan Ashlyn sekalipun mengetahuinya. Selama ini juga tidak masalah, karena Axlyn memang wanita di masa lalunya dan wanita yang saat ini bersamanya dan sangat dia cintai, tentu saja hanya Ashlyn seorang.
Plakk ….
Sebuah tamparan kembali Zhia daratkan ke pipi yang satunya seraya berkata, “Kau masih bertanya kenapa Mamah menamparmu, Luca? Apakah Ashlyn saja tidak cukup untukmu sampai kau harus mencari wanita lain yang mirip dengan orang sudah mati, Hah?”
“Haah? Apa maksud mamah sebenarnya? Luca sama sekali tidak mengerti … Pah?”
Bugh ….
Baru saja Luca ingin meminta pembelaan dari sang Ayah, tetapi Rayden malah menghadiahi wajahnya dengan pukulan telak yang membuatnya seketika tersungkur sembari berkata, “Luca, baik Papah, Mamah atau yang lainnya tidak pernah mengajarimu untuk berperilaku menjijikan seperti itu. Bagaimana bisa kau mengkhianati istrimu seperti itu, Luca? Dimana otak geniusmu, Hah?”
“Apa yang Papah dan kalian semua bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti?” cecar Luca melupakan rasa sakit akibat pukulan dari Papahnya, karena semua perhatiannya kini tertuju pada kalimat yang baru saja Papahnya ucapkan.
Bughh ….
Luca berusaha bangkit dengan susah payah, tetapi tiba-tiba dia kembali menerima bogem mentah yang kini berasal dari adik kembarnya—Lucia. Dengan penuh amarah Lucia berkata, “Kak berhentilah membodohi kami! Kau pikir kami tidak tahu alasanmu mengirim Kay dan Axel ke Negara X untuk apa, Hah?”
“Jika kalian marah tentang itu aku bisa menjelaskannya, Pah! Mah dan kalian semua, tanpa harus menghajarku seperti ini.” Luca sedikit tidak terima, karena keluarganya yang tiba-tiba main hakim sendiri, “Aku mengirim mereka ke sana karena ….”
“Kau ingin mereka dekat dengan istri keduamu yang memiliki nama dan penampilan yang hampir sama dengan mendiang Axlyn, bukan?” sela Lucia tidak membiarkan Luca menyelesaikan penjelasannya.
“APA?!”
“Luca, benarkah apa yang Lucia katakan? Kau … Diam-diam telah menikah lagi dan berencana membuat Kay dan Axel dekat dengan wanita itu? Apakah setelah itu kau akan menyuruhku pergi dari kehidupanmu dan anak-anak?”
Bersambung ….
Aku yakin sih, Axel pasti ada rencana lain, agar terhindar dari permainan yang dilakukan Spencer itu... 👍
Axlyn tidak salah dirimu minta bantuan sama keluarga Xavier untuk menyelamatkan kakakmu Sherin yang akhirnya berjodoh dengan Noah 🤣🤭
Kamu jangan macam-macam sama anggota keluarga Xavier, kalo mereka udah ngamuk, kamu dan para anak buahmu bakal hancur...