NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Fantasi Isekai / Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Cahaya kelabu masih berputar di atas langit.

Dunia duplikat nyaris runtuh sebagian akademi Agatha sudah hancur, hanya tersisa tanah terapung dan reruntuhan yang melayang di udara.

Elara berdiri di tengah pusaran itu, rambutnya terurai, tubuhnya bergetar karena terlalu lama menahan energi.

Di sekelilingnya, Mira, Dorion, Lysandra, dan Arsen juga bersiap semua luka, semua kelelahan, tapi tak satu pun mundur.

“Elara! Hanya kamu yang bisa menstabilkan intinya!” teriak Mira dari kejauhan, sambil menahan gelombang energi bayangan dengan tameng sihir.

“Aku sudah coba! Dengan Arsen tiga kali selalu terpental!” jerit Elara sambil menatap tangannya yang terbakar cahaya merah.

Arsen berlari mendekat, wajahnya tegang, keringat bercucuran.

“Kita bisa lakukan lagi! Fokus padaku, Elara!”

Elara menatapnya ia mencoba lagi.

Keduanya berdiri saling berhadapan, tangan terulur. Energi merah dari Elara bertemu dengan api emas Arsen.

Cahaya menyala terang… tapi lagi-lagi, suara letupan keras terdengar.

Mereka berdua terpental jauh, menghantam tanah. Arsen menahan rasa sakitnya, sementara Elara berlutut, hampir tak mampu berdiri.

“Kenapa selalu gagal…” lirihnya.

“Apa aku bukan orangnya?”

Lysandra menahan tangis, melihat Elara terus mencoba meski tubuhnya sudah lemah.

“Elara, hentikan dulu!” teriaknya, tapi Elara tak peduli.

“Tidak! Aku tidak mau dunia ini hancur! Aku gak mau kehilangan kalian lagi!” jerit Elara, berdiri lagi dengan mata yang menyala penuh.

Energi liar mengalir dari tubuhnya terlalu banyak, terlalu berbahaya.

Tanah di bawahnya mulai retak, dan aura merah menyambar-nyambar seperti petir.

Mira berteriak panik, “Energinya meledak! Dia gak bisa kendaliin dirinya!”

Elara menutup matanya, menggigit bibir, berusaha menahan ledakan dalam tubuhnya sendiri tapi sebelum semuanya meledak, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Udah cukup,” suara itu tenang.

Elara menoleh , Brian.

Rambutnya sudah berantakan, matanya memancarkan cahaya biru dingin, tapi tenang.

Dia berdiri di belakang Elara, lalu tanpa ragu menggenggam tangan Elara erat-erat.

“Apa yang kamu..."

“Diam dan fokus. Kalau kamu terus mikirin Arsen, kamu gak akan bisa nyatuin energi itu,” potong Brian cepat, suaranya dalam.

Elara hendak marah, tapi tiba-tiba cahaya dari tangan mereka menyala.

Energi merah milik Elara dan biru milik Brian berpadu dua kutub yang saling menolak berubah menjadi pusaran lembut, kemudian perlahan menjadi satu warna ungu keperakan.

“Brian… apa yang kamu lakukan?” tanya Elara terkejut.

“Aku gak tahu, cuma nurutin naluri,” jawab Brian datar, tapi genggamannya tak goyah.

Dunia di sekitar mereka bergetar kali ini bukan karena kehancuran, tapi stabilisasi.

Mira dan Dorion menatap mereka dengan mata terbelalak.

“Elara dan Brian… energi mereka nyatu!” seru Mira.

Arsen yang berdiri di samping Lysandra terdiam. Matanya menatap Elara dan Brian yang kini diselimuti aura ungu keperakan yang nyaris suci.

Tidak ada lagi ledakan. Tidak ada penolakan.

Energi itu selaras.

Elara bisa merasakan sesuatu hangat, menenangkan, bukan tekanan seperti biasanya.

Hatinya berdebar, tapi bukan karena takut.

“Ini… pertama kalinya gak sakit,” bisiknya.

“Ya, karena aku bantu mengimbangimu,” ucap Brian pelan, tapi matanya tajam serius, tulus, seolah memahami sesuatu yang Elara sendiri belum pahami.

Tangan mereka semakin bersinar.

Di udara, simbol leluhur muncul lambang kuno klan iblis, bercahaya terang.

Cahaya itu menyelimuti mereka semua Mira, Dorion, Lysandra, bahkan Arsen yang berdiri diam dalam kejutan.

“Mereka berhasil…” ucap Dorion pelan, menatap tak percaya.

“Elara dan Brian… mereka penyatuan sejatinya,” bisik Mira.

Pusaran hitam di langit mulai mengecil. Energi yang semula liar kini terisap ke inti cahaya mereka berdua.

Cahaya besar meledak bukan menghancurkan, tapi menyembuhkan.

Langit yang tadinya kelabu perlahan berubah menjadi cerah, air danau turun kembali seperti hujan cahaya.

Ketika segalanya tenang, Elara terhuyung tapi masih memegang tangan Brian.

Ia menatapnya, napasnya terengah.

“Kenapa bisa… kamu?” bisiknya.

Brian menatapnya balik kali ini tanpa sinis, tanpa jarak.

“Mungkin karena dari awal… aku yang harusnya di sampingmu.”

Elara membeku, pipinya memanas.

Ia hendak menjawab, tapi tubuhnya mulai diselimuti cahaya putih yang sama tanda bahwa dunia duplikat mulai runtuh, dan mereka akan segera kembali ke dunia nyata.

“Elara, waktunya!” teriak Mira.

Elara menatap Brian sekali lagi, menelan ludah.

“Jangan lepasin tanganku.”

“ Gak akan Elara” jawab Brian mantap.

Dan ketika cahaya terakhir menelan mereka, suara Lyviane bergema samar di udara

“Akhirnya… penyatuan sejati ditemukan.”

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!