Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.
"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-
"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-
*
Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.
Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.
Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.
"Aku harus kembali pada istriku"
Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.
"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama Dan Ciumana Pertama
Pagi yang cerah, suara burung berkicau terdengar dari pepohonan. Seorang gadis sedang mengendarai motornya menuju Kampus, saat dia tidak sengaja melihat seorang pria sedang berdiri di pinggir jalan. Sepertinya mobilnya mogok entah ban pecah. Akhirnya dia meminggirkan motornya untuk menghampiri pria itu.
"Maaf Tuan, kenapa ya? Apa ada yang bisa aku bantu?"
Pria berkacamata dan bertubuh tinggi itu langsung menoleh padanya. "Ban mobil kami pecah, sementara Bos saya harus pergi ke Kantor tepat waktu"
"Kalo mau, bisa saya antarkan dulu ke Kantor. Nungguin montir datang juga akan lama"
Pria itu terlihat ragu, dia tahu bagaimana temperamen Bosnya yang tidak akan menerima begitu saja. "Tunggu sebentar, biar saya bicara dulu dengan Bos saya"
"Baik"
Pria itu masuk ke dalam mobil dan mungkin membicarakan usulan Shafa barusan. Sampai menunggu beberapa saat, pria berkacamata itu kembali keluar dan dia membukakan pintu belakang untuk Tuannya.
Sepasang sepatu turun memijak tanah, dan keluarlah seorang pria tampan dengan tinggi tubuh yang tegap. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Seketika Shafa terkesima dengan ketampanan pria di depannya. Rasanya dia melihat pria tampan seperti ini hanya untuk dalam drama saja.
"Em, maaf, siapa nama kamu?" tanya pria berkacamata tadi.
"Shafa"
"Ah, baiklah Shafa, saya Byan Asistennya Tuan Barra. Kamu tolong antarkan dia ke Perusahaan ya"
Pria bernama Byan itu menyebutkan nama sebuah Perusahaan dan alamatnya. Shafa hanya mengangguk saja, dia segera menyalakan motornya.
"Ayo naik, Tuan ... Em, tenang saja aku sudah biasa membawa motor. Jangan takut" ucap Shafa ketika dia melihat keraguan di wajah Barra.
"Baiklah, asalkan aku sampai dengan tepat waktu"
Barra naik ke atas jok belakang motor Shafa itu.
Dan disinilah pertemuan mereka terjadi, Barra yang entah kenapa selalu teringat dengan senyuman ceria gadis yang bernama Shafa itu. Namun, dia tidak sempat mendapatkan nomor telepon atau alamat Rumahnya.
Dan malam ini, dia sengaja datang ke sebuah Klub malam hanya untuk melampiaskan kepenatan atas pekerjaan dan juga keadaan di Rumah yang selalu kacau.
Saat dia sedang minum di sebuah meja VVIP, tiba-tiba dia melihat sosok gadis yang melewatinya dengan seorang pria tua. Pakaian gadis itu benar-benar terbuka, tidak seperti yang pernah dia temui di jalanan waktu itu.
Barra terus memperhatikannya, sampai dia melihat Shafa duduk di sebuah sofa dengan pria tua itu yang lebih pantas menjadi Ayahnya. Bahkan gadis itu bersandar di dada pria tua itu. Tangan Barra mengepal kuat, ternyata selama ini dia telah menilai gadis itu salah.
"Ini uang yang kamu butuhkan"
Shafa tersenyum, dia mengambil amplop coklat berisi uang itu. Tersenyum sedikit di paksakan. "Terima kasih Om, saya akan lebih memuaskan Om"
Ya Tuhan, sampai kapan aku seperti ini?
Shafa mengambil segelas minum dari atas meja dan memberikannya pada pria tua disampingnya ini. Pria tua itu tersenyum, dia ingin memegang bibir Shafa, tapi gadis itu langsung menghindar.
"Maaf Om, tetap seperti perjanjian pertama. Om boleh melakukan apapun padaku, kecuali ciuman ini"
Dan pria tua itu hanya menghela napas pelan. Dia akhirnya kembali meminum minuman di tangannya.
*
Malam sudah hampir pagi, dan Shafa baru keluar dari Klub Malam ini. Dia membuka sepatu hak tingginya dan menjinjingnya. Wajah lelah, rambut yang sudah dia ikat dengan asal. Bajunya sudah tertutup dengan jaketnya. Berjalan keluar dari tempat hiburan malam, sampai sebuah tangan menariknya dengan erat. Shafa begitu terkejut, dia menoleh dan terdiam melihat pria di depannya ini.
Shafa menatap pria di depannya dengan lekat, merasa tidak asing. Sampai dia ingat dengan seseorang yang pernah dia bantu beberapa minggu lalu.
"Loh Tuan? Ada apa?" tanya Shafa.
Barra tidak menjawab, dia menyingkap sedikit jaket Shafa di bagian lehernya. Dan dia melihat ada beberapa bekas kecupan disana. Tangan Bara langsung mengepal kuat melihat itu.
"Jadi ini pekerjaanmu?"
Shafa langsung terdiam, dia menunduk dengan tangan meremas rok pendeknya itu. Tidak perlu menjawab atau menjelaskan apapun, yang jelas memang dia adalah gadis yang kotor.
"Ikut aku sekarang!"
Barra menarik tangan Shafa dan membawanya ke mobil yang terparkir disana. Asistennya, Byan sudah berada disana. Langsung membukakan pintu mobil untuk keduanya.
"Tuan, kita mau kemana?"
Tatapan tajam Barra, membuat Shafa langsung bungkam. Bahkan dia tidak berani bertanya lagi. Membiarkan saja mobil melaju membawanya entah kemana dengan pria dingin disampingnya.
Dan ternyata Barra membawanya ke sebuah Apartemen mewah. Shafa ditarik keluar dari mobilnya dan Barra membawanya ke sebuah Apartemen entah di lantai berapa ini. Shafa tidak terlalu memperhatikannya.
"Masuk!"
Shafa menurut saja, masuk ke dalam Apartemen mewah ini. Melirik Barra yang duduk di sofa dengan tatapan yang tajam dan mengerikan.
"Berhenti bekerja disana, dan kau akan menjadi teman ranjang ku sekarang! Tidak perlu melayani orang lain, kau hanya perlu menjadi pemuas untukku saja!"
Shafa masih begitu terkejut dengan ucapan Barra barusan. Sejenak dia hanya membeku ditempatnya, begitu terkejut dengan ucapan Barra barusan.
"Tapi Tuan, bukankah anda sudah punya istri?"
"Memangnya kenapa? Pria tua yang kamu layani tadi, itu juga sudah pasti punya istri. Kenapa kau tidak mau denganku?!"
Shafa langsung terdiam, ternyata memang Barra melihatnya sejak dia bersama dengan pelanggannya disana.
"Kau butuh uang berapa? Aku akan berikan semuanya untukmu"
Lagi-lagi posisi ini yang terjadi, ketika Shafa harus merendahkan dirinya sendiri hanya demi uang. Dia tidak bisa membantah jika memang dia adalah gadis yang kotor.
"Baiklah, akan aku lakukan"
Bara tertawa puas, membuat harga diri Shafa benar-benar jatuh dan hancur berkeping-keping. Dunia seolah tidak pernah berpihak padanya.
Bara mendekatkan wajahnya pada Shafa dan langsung menciumnya kasar. Meluapkan kemarahan yang tiba-tiba menyerang hatinya. Shafa gelagapan, karena ini adalah ciuman pertamanya.
Bara sedikit mengerutkan kening, kenapa Shafa terasa kaku saat berciuman, dan dia terlihat cukup tegang. Padahal dia sudah banyak melayani pria lain di luar sana.
"Kenapa kau kaku sekali?" tanya Bara saat melepaskan ciumannya.
Shafa menatap Bara dengan mata berkaca-kaca, dia tidak bisa menghindar hingga Bara terlanjur mencium bibirnya. Sementara hanya itu yang sedang dia pertahankan saat ini.
"Kenapa Tuan mencium saya?"
Bara menatap Shafa dengan mata yang menyipit tajam, mengusap bibirnya yang basah. "Kau bertanya seperti itu, pantaskah? Bahkan kau sudah melayani banyak pria"
Air mata mengalir di pipinya, dan sial itu membuat Bara tidak suka. Ada gemuruh dalam dadanya yang dia sendiri tidak tahu kenapa.
"Selama ini, saya hanya mempertahankan bibir saya untuk tidak di cium siapapun yang jadi pelanggan saya. Karena saya berharap bisa lepas dari dunia malam ini, dan masih ada yang tersisa tanpa sentuhan pria lain untuk saya berikan pada seseorang yang mungkin akan menerima saya apa adanya suatu saat nanti. Tapi Tuan malah menghancurkan semuanya"
Bara terdiam mendengar ucapan Shafa barusan.
Bersambung
Selamat menikmati.. Tolong bantu ramaikan dengan like komen ya.. Jangan nabung Bab, tolong kerja samanya..