Renata di paksa menikah oleh orang tuanya untuk menggantikan Adik Tirinya. Di mana pria tersebut lumpuh dan hampir seluruh tubuhnya bernanah bersamaan keluar aroma busuk.
Enam bulan kemudian suaminya bisa berjalan, tubuhnya sudah tidak lagi bernanah dan mengeluarkan aroma busuk berkat perawatan Renata.
Keluarga dari pihak suaminya sangat senang akan hal itu namun sebulan kemudian suaminya ingin menikah dengan Adik Tirinya. Renata yang sangat kecewa langsung meminta cerai dan pergi meninggalkan suaminya.
Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Renata yang memiliki hati baik menolongnya hingga pria tersebut sembuh dan mengajaknya untuk menikah.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Renata mau menerima pria tersebut atau kembali ke suaminya di mana suaminya menyesali perbuatannya? Ikuti yuk kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Ibunya Diana
"Tadi dokter yang menanganimu melihat banyak bercak ditubuhmu yang sudah mulai bernanah dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Karena itu dokter itu langsung menghubungi pemilik rumah sakit dan mengatakan apa yang terjadi dengan penyakitmu." Jawab Ayah Vino.
"Setelah selesai menghubungi pemilik rumah sakit, dokter itu mengatakan ke kami kalau kamu besok harus keluar dari rumah sakit. Pemilik rumah sakit beralasan karena aroma di tubuhmu dipastikan akan sangat mengganggu pasien lainnya." Sambung Ayah Vino.
"Karena itu kamu dan Diana harus keluar dari rumah sakit. Jika tidak maka pihak rumah sakit akan membawa kalian berdua ke rumah sakit khusus." Ucap Ibu Vina dengan mata berkaca-kaca.
"Jika kamu berada di rumah sakit khusus maka kamu akan diisolasi bersama pasien lainnya termasuk bersama Diana. Karena rumah sakit khusus itu menangani penyakit berbahaya dan bau busuk yang ada di dalam tubuhnya agar tidak menulari orang lain." Sambung Ibu Vina.
"Kami sebagai orang tuamu tidak tega jika kamu tinggal di rumah sakit khusus karena dipastikan kami tidak bisa menemuimu sampai kamu benar-benar sembuh." Ucap Ayah Vino yang sangat menyanyangi putra sulungnya.
"Karena itulah besok pagi kami akan membawamu pulang ke rumah untuk kami rawat agar kami bisa memantau kesehatanmu." Sambung Ayah Vino.
"Lebih baik Aku bawa pulang saja dari pada tinggal di rumah sakit ini yang tidak mungkin bisa menyembuhkan penyakitku." Ucap Dian.
"Selain itu biaya rumah sakit ini sangat mahal jadi lebih baik simpan saja uangnya untuk biaya rumah sakit." Sambung Dian yang mengetahui kondisi keuangan orang tuanya.
"Kalau itu maumu maka Ayah akan mengurus biaya administrasi dulu." Ucap Ayah Vino.
Dian dan Ibu Vina hanya menganggukkan kepalanya kemudian Ayah Vino pergi meninggalkan mereka berdua menuju ke arah kasir.
"Bu, Aku sangat haus dan lapar." Ucap Dian.
Ibu Vina hanya terdiam sambil mengambil gelas yang berisi air mineral yang diletakkan di atas meja. Dian langsung meminum gelas tersebut dengan menggunakan sedotan ketika Ibunya mengarahkan sedotan ke arah mulutnya.
Karena sangat haus, gelas yang berisi air mineral langsung habis tanpa sisa sedikitpun. Kemudian Ibu Vina meletakkan gelas kosong tersebut ke atas meja lalu mengambil mangkok yang berisi bubur tanpa ada rasa.
Dian memaksakan untuk makan bubur tanpa ada rasa karena dirinya sangat lapar. Dian sebenarnya ingin menolaknya tapi karena dirinya sedang sakit membuat dirinya mau tidak mau harus makan bubur.
Hingga dua belas menit kemudian Dian sudah selesai makan dan minum bersamaan kedatangan Ayah Vino dengan ditemani dua orang perawat.
Kemudian Ayah Vino mengajak istrinya untuk pulang dan diikuti oleh dua perawat tersebut sambil mendorong ranjang yang ditiduri oleh Dian.
Rencananya ranjang tersebut nantinya akan di bakar lalu dibuang ke jurang agar penyakit Dian yang menempel di ranjang tidak menulari orang lain.
Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di tempat kediaman Keluarga Besar Alexander. Di mana Dian tinggal di kamar yang dulu ditempati ketika Dian mengalami penyakit yang mengerikan.
Sedangkan dua perawat tersebut pergi meninggalkan tempat kediaman Keluarga Besar Alexander sambil membawa ranjang yang tadi di pakai oleh Dian.
Mobil ambulance tersebut melaju dengan kecepatan sedang di tempat yang sepi hingga lima belas menit kemudian mobil ambulance tersebut berhenti.
Dua perawat tersebut turun dari mobil lalu mengeluarkan ranjang tersebut lalu mendorongnya ke arah dekat jurang untuk di bakar.
Di mana dua perawat tersebut menggunakan sarung tangan dan masker karena mereka takut penyakit Dian menulari mereka.
Selain itu ranjang tersebut sangat bau karena nanah yang dikeluarkan di tubuh Dian menempel di ranjang tersebut. Karena itulah mereka membakar ranjang tersebut agar pasien lain tidak tertular.
Tanpa mereka ketahui kalau hal itu tidak mungkin terjadi karena penyakit itu akan menular ke orang lain jika Dian melakukan hubungan suami istri dengan orang tersebut.
Kemudian salah satu dari mereka berjalan ke arah mobil ambulance untuk mengambil bensin. Di mana bensin tersebut di siram ke arah ranjang lalu salah satu dari mereka berdua membakar ranjang tersebut.
Hingga akhirnya ranjang tersebut hanya menyisakan kerangka lalu mereka berdua menendang ranjang tersebut dengan kekuatan penuh.
Ranjang itupun langsung masuk ke jurang hingga tidak terlihat. Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan tempat tersebut menuju ke arah rumah sakit.
xxxxxxxxxxxxxx
Tiga Bulan Kemudian
Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya di mana Ibunya Diana sangat menderita karena putri yang sangat disayangi tidak perduli dengan keadaannya.
Belum lagi perlakuan para perawatnya yang sering memarahinya dan terkadang menyiksanya. Hal ini dikarenakan perawat tersebut harus membersihkan buang air kecil dan buang air besar.
Dirinya tiba-tiba teringat di mana dulunya dirinya mempengaruhi suaminya untuk menyiksa Ibunya Renata dan Renata hingga akhirnya Ibunya Renata meninggal dunia.
Mungkin itu karma buat dirinya yang sudah sangat kejam terhadap Ibunya Renata, Renata dan orang-orang yang sering disakiti oleh dirinya. Tanpa mempedulikan perasaan mereka demi sesuatu yang diinginkannya.
Jika seandainya waktu bisa di putar kembali dirinya tidak akan melakukan hal itu namun sayang hal itu tidak mungkin terjadi.
Hingga beberapa saat kemudian tubuhnya tiba-tiba kejang-kejang tanpa diketahui oleh perawat karena kamar yang dihuninya berada di ujung dan perawat jarang memeriksa keadaanya.
Hingga empat jam kemudian Ibunya Diana menghembuskan nafas terakhirnya dengan mata melotot. Di mana terlihat jelas wajahnya yang sangat kesakitan ketika nyawanya di cabut.
Sedangkan untuk Diana, Diana berada di rumah sakit di ruangan terpencil dan terisolasi. Di mana tidak ada satupun dokter yang memeriksanya atau pun perawat yang mengganti pakaiannya yang sudah sangat bau.
Mereka bukannya tidak peduli atau sangat kejam terhadap Diana sekaligus pasien yang terkena penyakit parah. Mereka terpaksa melakukan hal itu karena mereka tidak tahan dengan aroma yang sangat menyengat yang keluar dari tubuh Diana.
("Renata dan Dian, tunggu saja pembalasanku. Gara-gara kalian, Aku menjadi menderita seperti ini." Ucap Diana sambil menahan amarahnya dengan menahan rasa sakit yang teramat sangat di sekujur tubuhnya).
Saking tersiksanya membuat Diana berusaha menahannya hingga beberapa saat kemudian Diana tidak sadarkan diri.
Sedangkan di tempat kediaman Keluarga Besar Alexander, penyakit Dian semakin bertambah parah. Orang tuanya yang tidak mempunyai pilihan lain terpaksa menghubungi Renata untuk bertemu di rumah makan.
Awalnya Renata tidak mau bertemu dengan mereka namun ketika mendengar kalau Ibu Vina mempunyai peninggalan Ibunya membuat Renata terpaksa menemui mereka.
"Jika seandainya Renata tidak bersedia menyembuhkan putra kita, bagaimana?" Tanya Ayah Vino.
"Kalau Renata menolaknya maka Aku akan ..." Ucap Ibu Vina kemudian mendekatkan wajahnya ke arah wajah suaminya untuk membisikkan di telinga suaminya.
Suaminya hanya mendengarkan apa rencana Ibu Vina hingga beberapa saat Ayah Vino setuju dengan ide istrinya.
"Aku setuju dengan rencanamu." Ucap Ayah Vino sambil tersenyum licik.
"Sekarang, kita siap-siap pergi." Ajak istrinya.
Suaminya hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka mengganti pakaian. Hingga lima belas menit kemudian mereka pergi meninggalkan rumah mereka menuju ke Restoran Kena Batunya.