Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan kesempatan akses bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast game yg memiliki 5 elemen yaitu; Api, Air, Tanah dan Cahaya. Juga elemen kegelapan yg bisa beresonansi menjadi elemen unik, seperti; Angin, Es dan petir.
Game Soul-verse Beast sudah berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!
Perjalanan dimulai, apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan yg dinanti!
...----------------...
Sebuah pesawat ringan lepas landas, terbang bebas di langit biru yg sepi. Di dalam pesawat, dua gadis tengah menikmati perjalanannya "Kak, kita beneran ikut?" tanya salah satunya.
"Iya, aku tertarik pada seseorang, dan kurasa salah satu dari kita akan mendapatkannya," jawab si kakak sembari menunjukan layar laptopnya "ini, dialah yg paling menjajikan dari periode saat ini... mulai dari level serta durasi."
"Hm... okedeh, aku ikutin kakak aja." senyum kecil terlihat dari ujung bibirnya.
...----------------...
...[3 Jam lalu]...
...----------------...
Suara kipas angin berdengung. Di depan layar PC, seorang pemuda (Wazeng) dengan rambut sedikit acak acakan, menggunakan headphone dengan ekspresi ngantuk tengah duduk bersandar. Tangan kirinya menopang dagu, sementara tangan kanan mengeser geser mouse. Di layar, game favoritnya, Soul-verse Beast, ia bermain online bersama sahabatnya (Vogaz)
Wazeng mendekatkan micnya ke mulut "Tes tes, hallo?"
"Masuk." Suara kalem Vogaz terdengar dari balik headphone
"Grinding?" tanya Wazeng.
"Yok!" Jawab Vogaz dengan cepat.
...Sungguh hari yang sangat biasa bagi manusia biasa......
...----------------...
...----------------...
...(Setelah 2 jam grinding)...
Wazeng menguap, bersandar di kursi sambil berputar putar "Entah kenapa, kek bosan banget..." suaranya terdengar mengantuk.
Vogaz menjawab dengan suara malas "haa~ tauk ah... coba aja kalo kita dapat undangan dari gamenya, pasti bakal seru." hanya beberapa detik setelah mengeluhkan itu, suara notifikasi pun langsung terdengar.
...*CLING*...
Wazeng mendekat dengan menarik kursinya lalu membuka mail in-game. Sebuah pesan baru muncul dengan latar belakang emas, dengan animasi kelap kelip seperti sebuah pesan mewah...
..."SELAMAT! KAU TERPILIH UNTUK MEMAINKAN GAME SOUL-VERSE BEAST SECARA REALTIME! LAKUKAN SELFIE DENGAN LATAR PESAN INI DAN DATANGLAH DI KANTOR PALEKOKEN - SOULVERSE BEAST! SETELAH TIBA SERAHKAN FOTO SEBAGAI BUKTI DAN MASUKLAH, KAMI AKAN MENYIAPKAN SEMUANYA!"...
Mata Wazeng melebar, mulutnya menganga. Dia spontan menarik mic ke bibirnya dan berteriak "COKKKKK!!! GUA DAPET UNDANGAN DARI GAMENYAAA!!"
....
....
....
Hening, tak ada jawaban dari Vogaz, namun tiba tiba...
*Cekrek*
"Hah? Eh?" Wazeng yg masih membatu bingung dengan suara itu, dia segera melihat kebawah meja untuk memastikan suara tadi bukanlah retakan dari mejanya.
Di sisi lain, Vogaz menarik micnya, mengambil napas panjang dan berteriak seperti menelan mic "GUA DAPAT UNDANGAAAANNNN... WOOUGHHH UUUUUUUUUUUOOOGHHHHH..."
Terkejut, Wazeng loncat langsung melepas headphonenya sampai kabel terlepas "BUDEG WOI!! LU DAPET?! GUA JUGA DAPAT!"
"SERIUS LU?! GAS FOTO KITA OTW!" Kata Vogaz bersemangat, suaranya terdengar dari speaker yg menggema di ruangan.
Wazeng langsung ngacir ke kasur, ambil HP, dan selfie dengan latar belakang mail game keemasannya.
*Cekrek*
...----------------...
"Dah... gw otw ke halte!" Wazeng mengirim chat singkat pada Vogaz.
...----------------...
Wazeng mematikan PCnya, mengambil botol minum dan berlari keluar dari kamar kost menuju penjaga— ia memberikan kunci kamar, kemudian berlari menuju halte bus. Melewati para pejalan kaki dan ramainya kendaraan yg terjebak macet dengan banyaknya suara bising, serta banyaknya debu polusi.
5 menit berlari dia akhirnya tiba di halte bus, disana sudah ada Vogaz yang bersandar diam pada tiang sambil liatin HPnya. Vogaz menoleh sedikit "Lama bener..."
Wazeng yg masih terengah engah langsung duduk di lantai "Aelah... gak sejam juga. Haaaa..." ia mengelap keringat di dahi kemudian minum dari botol airnya untuk menenangkan diri.
...----------------...
Beberapa saat menunggu, akhirnya ada bus yg tak biasa tiba. Bodinya mengilap hitam metalik, dan pintunya terbuka otomatis dengan suara pelan— sang sopir turun dengan setelan seragamnya rapi, juga menggunakan kacamata hitam, ia menyapa pelan Wazeng dan Vogaz.
"Soul-verse?" Sang sopir hanya mengatakan satu kata yang pasti dengan suara dan ekspresi yang datar.
Wazeng dan Vogaz saling menatap sesaat dan dengan tegas kedunya menjawab... "YA!"
Sopir mengangguk cepat "Baiklah, masuklah... ini adalah bus khusus yang menerima undangan."
Sopir masuk diikuti Wazeng dan Vogaz dari belakang... Di dalam bus, ada puluhan orang lain, semuanya tampak muda— ada cewe, ada cowo juga ada wibu. Sebagian besar menatap layar HP dengan ekspresi campur aduk— ada yang gugup dan ada juga yang bersemangat... Wazeng dan Vogaz duduk di belakang samping jendela dan mereka berangkat.
Di tengah perjalanan, jendela bus tiba tiba di gelapkan. Getaran hebat serta suara gear aneh terdengar dari luar membuat beberapa penumpang panik. Sementara Wazeng dan Vogaz hanya saling menukar tatapan geli seperti sudah paham dengan situasi "...mirip kayak anime yg gua tonton..." pikir keduanya.
Bus melewati jalanan khusus di balik tembok terowongan yg bahkan tak pernah disadari oleh siapapun.
...----------------...
...----------------...
Satu jam perjalanan, bus pun berhenti di depan gedung besar yg menjulang tinggi, di atasnya terdapat logo game Soulverse Beast— serigala putih mengaum dengan taring tajamnya.
Semua penumpang turun, walau masih merasa panik mereka tetap tertib mengantri masuk gedung yg pintunya terbuka otomatis. Mata Wazeng menyapu sekeliling ketika masuk, tempat itu sangat putih, bahkan lantainya memantulkan bayangan. Namun juga sunyi, hanya suara lift naik-turun dan suara langkah kaki yang terdengar.
Masing-masing menunjukkan foto selfie undangan mereka. Di depan Wazeng dan Vogaz, seorang player gagal saat proses scan. Para penjaga pun langsung mengusirnya dengan cepat, diam tak bersuara.
Giliran Wazeng dan Vogaz, mereka sedikit bergetar takut setelah melihat yang terjadi di depan mereka. Tapi saat giliran mereka tiba... Beep. Scan lolos.
"Silakan masuk." ucap penjaga dengan datar.
Mereka diantar oleh staf perempuan berseragam rapi menuju lift —dari sudut pintu lainnya, ada seorang gadis berambut biru tua pendek diam-diam melihat Wazeng dan Vogaz untuk sesaat.
Merasa ada yg aneh, Wazeng segera menegok ke arah luar namun pintu lift sudah tertutup "Kenapa lu?" tanya Vogaz.
"Tadi, seperti ada yg memperhatikan kita..." gumam Wazeng.
Vogaz sedikit menahan tawa "...sok keren bet lu, belum juga masuk ke gamenya."
Mereka akhirnya tiba di lantai 20 tanpa disadari, tempat yang sama sunyinya— total ada enam pintu, tiga dikiri dan tiga di kanan. Staf menuntun mereka melewati koridor sunyi sampai ke ruangan paling ujung sebelah kiri, staf menempelkan access card-nya dan pintu pun terbuka otomatis. Di dalamnya, hanya ada dua kapsul besar berwarna putih menghadap pintu dengan kabel-kabel halus terhubung ke komputer. Di tengahnya ada monitor kecil yg tertempel di dinding juga meja kecil dengan dua brosur tertata rapi di depannya.
Wazeng terlihat bingung, namun sebelum dia bertanya, staf langsung berkata kata dengan suara lembut. "Kalian aman, Kalian hanya perlu tiduran dalam kapsul. Kalian akan dipindahkan ke dunia Soul-verse Beast. Level, item dan data kalian akan terbawa. Sesuai progress kalian dalam permainan Online. Kalian bisa bertarung, menjelajah, merasakan dunia itu seperti nyata... bahkan lebih nyata dari yang kalian bayangkan."
Wazeng dan Vogaz hanya mengangguk mengerti sembari mendengarkan.
Staf mengambil dua brosur dan menyerahkannya dengan sedikit membungkuk "Baca ini baik-baik. Semua peraturan dan informasi penting ada di dalam."
Mereka menerimanya dan membacanya dengan teliti. Sang staf hanya berdiri tegak, memegang kedua tangannya di depan perut.
Setelah beberapa saat membaca, Vogaz mengangkat setengah tangannya dengan telapak terbuka "Disini tertulis... kalau mati, kita bakal respawn ke penginapan? Atau ke luar dungeon kalau matinya di dalam?"
Staf mengangguk pelan, menjawab dengan profesional "Betul. Sistem akan otomatis mengembalikan kalian ke titik aman terakhir."
Vogaz melanjutkan "Nah, terus… ada batas kematian,gak? Maksudnya, kita bisa mati berkali-kali, atau...?"
Staf tersenyum hangat "Secara teknis, kalian bisa mati berapa kali pun. Tapi rasa sakitnya tetap terasa seperti nyata. Jadi, hindari mati konyol. Banyak pemain yang trauma karena terlalu sering nyoba nyoba."
Wazeng menimpali "Kalau kita mati terus... apa yang akan terjadi pada tubuh asli kita?"
"Gak akan kenapa napa. Kapsul ini dilengkapi sistem pemeliharaan tubuh otomatis. Kalian tetap diberi nutrisi, cairan, sirkulasi udara, semuanya diawasi. Bahkan denyut nadi dan gelombang otak kalian dimonitori setiap detik. Kalau ada gangguan sistem ekstrim atau bug pada karakter, kalian langsung di log out paksa. Tapi itu belum pernah terjadi sampai sekarang."
Wazeng berpikir sebentar, lalu bertanya lagi "Kalau kita terluka dalam game atau kehabisan stamina... apa kita bisa pingsan atau kayak koma dalam dunia itu?"
"Bisa. Karakter kalian bisa kehilangan kesadaran kalau terlalu lelah atau kehabisan stamina." jawab staf dengan lembut, menjaga ke-profesional-annya
Wazeng bertanya lagi "Kalau soal lingkungan dalam game... semuanya hidup? Seperti NPC, cuaca, bahkan tumbuhan itu kayak dunia nyata juga?"
Staf tersenyum sambil mengangguk pelan "Ya. NPC punya reaksi alami. Mereka bisa ngobrol panjang, berubah sikap sesuai perlakuan pemain, bahkan menyimpan memori interaksi sebelumnya. Cuaca berubah-ubah secara dinamis, dan dunia di dalamnya terus berjalan walau kalian sedang offline, tumbuhan juga ada yang bisa menaikkan status dan untuk menyembuhkan."
Wazeng bertanya lagi "Dan... tentang interaksi dengan pemain lain, ini bebas sepenuhnya? Bisa serang sembarang orang?"
Staf menggeleng pelan ekpresinya jadi sedikit murung "Untuk saat ini fitur PvP belum tersedia jadi tidak bisa menyerang pemain lain, juga tidak bisa mengambil barang player lain secara paksa," Staf kemudian melanjutkan dengan semangat "...tapi untuk interaksi dengan pemain lain kalian bebas. Suara, gerakan tubuh, ekspresi wajah, semuanya disimulasikan seperti di dunia nyata. Jadi obrolan kalian benar-benar terasa alami."
Wazeng bertanya lagi "Kalau begitu, apa kita yang tidak mengerti soal gerakan gerakan akan kesusahan saat bertarung...?"
"Ah, soal fleksibilitas ya..." staf kembali bersemangat "tak perlu khawatir karena tubuh kalian akan terasa ringan dan gerakan gerakan rumit bisa kalian lakukan seperti karakter kalian dalam online. Juga berbagai gerakan itu bisa kalian lakukan lewat membayangkannya saja, tapi tetap saja ada batas yg membedakan antara level dan pengalaman."
Wazeng mulai excited lalu bertanya lagi "Di dalam game... kita bisa makan? Kek beneran ngerasain rasa makanan?"
"Ya," Staf tersenyum lembut "Sistem kami sudah mensimulasikan rasa dengan sangat akurat. Kalian akan bisa mencicipi makanan, merasakan teksturnya, bahkan kenyang. Tapi tentu saja itu hanya sensasi, karena tubuh kalian di dunia nyata tetap dipasok nutrisi lewat kapsul."
Wazeng mulai kegirangan, pandangannya berganti antara staf dan sahabatnya di samping "Gila... Ini lebih dari yang gua bayangin. Terus apa kita bisa melakukan hal nak—!"
"BLOK! Kebanyakan nanya lu!" Vogaz menyikutnya kuat cukup sampai membuatnya lemas.
Staf hanya tertawa canggung tak bisa menanggapi.
Vogaz kembali melihat brosur di tangannya "Apakah kita bisa log out?" tanya Vogaz. "Melihat kapsul yg di sediakan membuatku berpikir ini pasti akan sangat lama." gumamnya kemudian.
Ekspresi dan suara Staf menjadi sedikit serius, tatapannya mulai menajam "Nah, ini bagian penting. Untuk sekarang... tidak. Kalian tidak bisa log out."
Seketika Wazeng dan Vogaz menatap staf dengan tatapan kaget, napas mereka seketika tercekat dengan mata terbelalak. Namun sebelum mereka menepis perkataan staf, dia segera melanjukan penjelasan.
"Menurut salah satu pendiri game kami 'untuk apa disediakan fitur log out kalau kita mengundang player secara gratis' 🤓" staf tersebut sedikit mengubah suaranya menjadi berat seperti meniru seseorang.
Sang staf kemudian batuk kecil untuk membenarkan suaranya kembali "Intinya, di dalam nanti kalian akan menerima sebuah quest utama yang akan membawa kalian menuju ‘akhir game’. Begitu quest itu selesai, game akan di anggap tamat. Dan kalian bebas, mau lanjut main? Boleh. Mau log out dan berhenti? Itu juga bisa." Ia berhenti sejenak, membiarkan ucapan itu meresap. "Keputusan ada di kalian. Kalau merasa ini terlalu berat, kalian bisa menolak. Juga Quest utama tersebut tidak bersifat wajib, kalian bisa mengejar misi itu, juga bisa mengabaikannya dan hanya menikmati damainya dunia Soulverse Beast."
Wazeng dan Vogaz saling menatap dalam diam, tatapan mereka seperti kode saling bertanya. Pikiran mereka menuju pada satu pertanyaan 'apakah mereka rela membiarkan kehidupan mereka dan beralih pada dunia game?' "Toh, kehidupan sekarang juga B aja..." pikir Wazeng
Detik demi detik yg terasa canggung pun berlalu dan dengan bertukar anggukan saling mengerti mereka berkata dengan tegas... "Kami terima!"
Staf tersenyum hangat, mendekat pada kapsul dan membuka dua penutup kaca kapsul "Kalau kalian sudah siap, silakan masuk ke dalam kapsul masing masing. Gunakan perangkat kepala, lalu berikan kode kedipan 3 kali untuk melakukan aktivasi."
Wazeng dan Vogaz berjalan menuju kapsul dan berbaring di dalamnya, Staf menutup kacanya— dalam kapsul terasa dingin seperti baru.
Di atas kapsul terdapat perangkat untuk kepala yang dipenuhi kabel pada permukaan luarnya, tanpa menunggu, mereka langsung memakainya. Saat semua terasa siap, mereka berkedip tiga kali untuk melakukan aktivasi. - - -
Melihat itu, Staf pun menempelkan access card-nya pada monitor lalu... Tarikan dasyat terjadi pada Wazeng dan Vogaz— tak terduga, jiwa mereka terhenti sejenak di ruangan kosong. Disana ada Tab Hologram dengan sinar biru yang seperti menanyakan username
...[SYSTEM]...
...Changed name? The current name is... Wazeng_fr ...
...Changed name? The current name is... Vogazzzz...
Wazeng segera mengganti namanya menjadi 'Wazeng' juga Vogaz menjadi 'Vogaz' "Kebanyakan z, kayak lebay."
Setelah memasuki nama masing masing jiwa mereka pun terdorong hingga tiba di dunia Soulverse Beast.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe