NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:886
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Isabella terbangun di kamarnya yang sederhana dengan perasaan yang belum pernah ia rasakan sejak ia menjadi Celine Severe: kedamaian. Beban berat yang selama ini menekan pundaknya—beban kebohongan, ketakutan, dan kesendirian—telah terangkat. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, ia tidak sendirian dalam menanggung rahasianya. Alex tahu. Dan ia tidak pergi. Sebaliknya, ia memeluknya.

Ia bangkit dari tempat tidur, dan saat ia menatap pantulan wajah Celine di cermin, ia tidak lagi melihat seorang penipu. Ia melihat seorang pejuang yang telah melewati badai dan menemukan pelabuhannya. Ada cahaya baru di matanya, sebuah ketenangan yang terpancar dari dalam.

Saat ia melangkah keluar menuju ruang keluarga pagi itu, pemandangan yang menyambutnya membuatnya berhenti sejenak, hatinya meluap oleh kebahagiaan yang begitu murni hingga terasa menyakitkan. Alex tidak sedang duduk di meja makan sambil membaca tabletnya seperti biasa. Ia sedang duduk di lantai, di atas karpet tebal, dengan serius mencoba membantu Alden membangun sebuah menara dari balok-balok kayu yang terus-menerus runtuh, sementara Eren menghias rambut ayahnya dengan jepit rambut berbentuk kupu-kupu.

Alex mendongak saat merasakan kehadiran Isabella. Mata mereka bertemu dari seberang ruangan, dan dalam keheningan itu, sebuah percakapan utuh terjadi. Sebuah senyum kecil dan penuh arti terukir di bibir Alex, sebuah senyum yang hanya ditujukan untuknya. Isabella membalas senyum itu, dan dalam tatapan mereka, ada janji, pengertian, dan cinta yang telah teruji oleh waktu dan takdir yang paling kejam.

"Ayah bermain dengan kita!" pekik Eren riang saat melihat Isabella, seolah ingin memastikan semua orang tahu tentang keajaiban ini.

"Dan Ayah payah sekali dalam hal ini," kata Alex sambil tertawa kecil saat menara balok itu runtuh lagi, sebuah suara tawa yang lepas dan tulus yang sudah lama tidak terdengar di rumah itu.

Perubahan itu begitu drastis, begitu nyata. Nyonya Diana, yang sedang mengawasi dari dapur, hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis. Tuan Ferguson-nya yang dingin dan menjaga jarak telah mencair dalam semalam. Atmosfer di Rumah Awan Pelangi tidak lagi hanya damai; kini terasa hidup.

Sepanjang hari itu, mereka menjalani sebuah tarian yang rumit dan indah. Di hadapan anak-anak dan para staf, mereka adalah Tuan Ferguson dan Nona Celine. Mereka menjaga formalitas mereka, tetapi kini ada kehangatan di baliknya. Sebuah sentuhan ringan yang tidak disengaja saat memberikan mainan, sebuah tatapan yang bertahan sepersekian detik lebih lama di atas kepala anak-anak. Itu adalah bahasa rahasia mereka, sebuah pengakuan akan kebenaran yang hanya mereka berdua yang tahu.

Momen-momen curian menjadi harta karun mereka. Siang harinya, saat anak-anak sedang tidur dan para staf sedang istirahat makan siang, Alex menemukan Isabella di dapur sedang membuat adonan kue. Ia masuk, menutup pintu di belakangnya.

"Aku tidak tahu kau bisa membuat kue," kata Alex, suaranya pelan dan intim.

"Ada banyak hal yang tidak kau ketahui tentang Celine Severe," balas Isabella dengan senyum jahil, matanya berbinar.

Alex melangkah mendekat, menghapus jarak di antara mereka. "Tapi aku tahu segalanya tentang Isabella Ferguson," bisiknya, sebelum mencondongkan tubuhnya dan memberinya ciuman.

Ciuman itu berbeda dari pelukan mereka yang putus asa. Ciuman ini lembut, penuh kepastian, dan sangat dalam. Rasanya seperti hujan pertama setelah musim kemarau yang panjang, sebuah penegasan kembali akan cinta mereka, sebuah penyatuan kembali yang telah tertunda selama lima tahun. Itu adalah janji bahwa tidak peduli wajah siapa yang ia kenakan, jiwanya akan selalu dikenali oleh pria ini.

Saat mereka melepaskan ciuman itu, dahi mereka masih bersentuhan. "Aku merindukanmu sepanjang hari," bisik Alex. "Berpura-pura kau hanya karyawanku adalah hal tersulit yang pernah kulakukan."

"Aku tahu," jawab Isabella. "Tapi untuk saat ini, kita harus melakukannya."

Malam itu, setelah anak-anak tertidur, Alex memanggilnya ke ruang kerjanya. Suasananya berbeda dari malam-malam sebelumnya. Tidak ada lagi proposal yayasan yang terbentang di atas meja. Yang ada hanyalah layar monitor Alex yang menyala, menampilkan kembali artikel yang telah memicu segalanya: foto Tuan Rosales dan Damian dengan judul tentang pengambilalihan paksa OmniCorp.

Kali ini, saat Isabella menatap wajah ayah dan kakaknya, ia tidak merasakan teror. Yang ia rasakan adalah kemarahan yang dingin, sebuah kemarahan yang kini ia bagikan dengan pria di sampingnya.

"Aku sudah menyuruh tim intelijen korporatku untuk menyelidiki ini sepanjang hari," kata Alex, suaranya setajam baja. "Selama lima tahun, aku menyalahkan diriku sendiri. Aku membenci bayanganmu karena meninggalkanku. Sementara itu, monster yang sebenarnya, orang-orang yang benar-benar menghancurkan keluarga kita, terus membangun kerajaan mereka. Aku membiarkan mereka lolos begitu saja."

Ia menoleh pada Isabella, matanya menyala dengan api yang berbahaya. "Itu tidak akan terjadi lagi."

Ia mulai menjelaskan situasinya dengan cepat dan tepat. OmniCorp adalah mitra teknologi kunci untuk beberapa proyek masa depan Ferguson Corp. Jika Rosales Corp berhasil mengambil alih, mereka tidak hanya akan mendapatkan akses ke teknologi canggih, tetapi juga bisa secara strategis menyabotase Ferguson Corp dari dalam.

"Ini bukan lagi hanya bisnis," lanjut Alex. "Ini personal. Mereka mengambil istriku dariku. Mereka mengambil ibu dari anak-anakku. Mereka membuat kita menderita selama lima tahun. Aku tidak akan membiarkan mereka mengambil apa pun lagi dari kita."

Jantung Isabella berdebar kencang, bukan karena takut, tetapi karena semangat dari tekad suaminya.

"Kita akan menghancurkan mereka, Isabella," kata Alex, menggunakan nama aslinya dengan intensitas yang ganas. "Bukan hanya untuk balas dendam. Tapi untuk keadilan. Untuk memastikan mereka tidak akan pernah lagi memiliki kekuatan untuk menyentuh keluarga kita."

Ia menarik sebuah kursi dan menempatkannya di samping kursinya, di depan monitor utama. Sebuah undangan. "Aku akan melawan pengambilalihan ini. Aku akan mendanai pertahanan OmniCorp. Tapi aku butuh lebih dari sekadar uang. Aku butuh keuntungan yang tidak dimiliki siapa pun."

Ia menatap Isabella, tatapannya penuh arti. "Aku butuh dirimu."

"Kau kenal mereka," lanjutnya. "Kau tumbuh besar di sarang ular itu. Kau tahu cara ayahmu berpikir, kesombongannya, titik butanya. Kau tahu ambisi Damian yang ceroboh. Kau tahu rahasia-rahasia kecil yang mereka sembunyikan di balik citra mereka yang sempurna. Bagiku, kau bukan hanya istriku. Kau adalah senjata rahasiaku."

Tawaran itu menggantung di udara. Ini adalah sebuah beban yang berat, memintanya untuk kembali menghadapi trauma masa lalunya. Tapi ini juga merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa. Kesempatan untuk berhenti menjadi korban dan mulai menjadi pejuang. Kesempatan untuk merebut kembali kekuatannya, untuk melindungi keluarganya secara aktif.

Ia menatap wajah ayah dan kakaknya di layar. Senyum angkuh mereka kini tampak begitu rapuh. Mereka tidak tahu bahwa putri, adik perempuan yang telah mereka buang, kini berada di jantung pertahanan musuh mereka. Mereka tidak tahu bahwa pion yang mereka korbankan kini telah menjadi ratu di papan catur lawannya.

Sebuah senyum dingin dan penuh perhitungan—senyum khas Isabella Rosales—terukir di wajah manis Celine Severe. Ia duduk di kursi di samping Alex, bahu mereka bersentuhan.

"Baiklah," katanya, suaranya mantap dan penuh keyakinan. "Mari kita tunjukkan pada mereka apa artinya mengusik keluarga Ferguson."

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!