Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.
Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.
Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kanza Odelia
Plak!
Sebuah tamparan mendarat di pipi seorang gadis yang hanya bisa menunduk dengan meremas roknya.
"Anak sial. Buat malu saja!" Sang Ayah berteriak sebab rasa marah yang tak bisa dia bendung. "Hari ini, hari pernikahan, bisa- bisanya kamu tidak pulang semalaman!"
"Ayah, semalam Olivia mengajakku ke kafe, lalu-"
"Lalu, apa? Kanza kenapa kamu membawa aku dalam urusanmu." Belum selesai Kanza berucap Olivia segera menyela.
"Tapi, Oliv kamu-" Gadis itu, Kanza menatap Olivia dengan benci.
"Maksud kamu, kamu pergi dengan Olivia?" tanya Jhon.
Kanza mengangguk. "Anak sialan! Beraninya kamu berbohong dan melibatkan Olivia. Semalaman dia ada di rumah. Bahkan dia juga ikut gelisah mencarimu." Kanza tertegun. Seperti biasa Ayahnya akan selalu membela Olivia.
Kanza diam menunduk semakin dalam, tanpa berniat menjelaskan. Hati dan tubuhnya sangat lelah. Bahkan meski dia menjelaskan Ayahnya tidak akan percaya.
Kanza menoleh pada Olivia kakak tirinya yang tersenyum miring padanya, tangannya terlipat di dada nampak angkuh dan sombong.
Kanza semakin meremas roknya bahkan rasanya kukunya bisa menembus dan merobek kain tersebut.
"Sudahlah, biarkan dia bersiap, sekarang sudah waktunya." mata Kanza berpindah pada wanita paruh baya yang mengusap punggung Ayahnya seolah menenangkan. Padahal dari tatapannya Kanza tahu wanita itu tengah mengejeknya.
Amy, Ibu tiri sekaligus Ibu Olivia. Ya, saat menikah Ayahnya dan Amy sama- sama membawa anak perempuan. Dan sejak saat itulah neraka Kanza di mulai. Di perlakukan tak adil, dan menjadi sasaran saat Olivia kesal bahkan Olivia yang selalu suka memutar balikan fakta membuat kesalahan yang dia buat menjadi salahnya.
Dan Semalam adalah penyesalan Kanza yang paling besar sebab mengikuti perkataan Olivia hingga dia terjebak dan masa depannya hancur.
"Biar aku yang bantu. Ayo, Kanza." Olivia bergerak lembut dan membawanya ke arah kamarnya.
Seperti biasa dia selalu berlaku baik di depan Ayahnya lalu setelah pintu tertutup wajahnya berubah menyebalkan. "Bagaimana semalam? Kau menikmatinya?"
"Kamu sengaja Olivia?" Mata Kanza berkaca- kaca.
Olivia terkekeh. "Aku sudah bilang akan membuat Adrian membencimu."
"Brengsek kamu!" Kanza hendak menampar Olivia namun tubuhnya yang lemas dengan segera terdorong ke lantai sebab Olivia mendorongnya.
"Jangan macam- macam denganku, Kanza. Kamu tahu dengan sekali teriakan Ayah akan datang, dan kamu tahu siapa yang akan disalahkan. Pikirkan saja bagaimana kamu menunjukkan wajahmu di depan Adrian. Kau pikir Adrian mau pada gadis kotor sepertimu?"
Kanza tertegun, lalu telinganya berdengung saat mengingat ucapan Adrian padanya.
"Aku benci melihat anak zaman sekarang yang berpacaran tak tahu aturan, menyerahkan kegadisan mereka dengan mudah, bahkan bercinta dengan siapa saja."
"Aku sangat bahagia karena kamu akan menjadi yang pertama, begitupun aku untuk kamu."
"Ini bukan salahku. Kamu yang menjebakku." Kanza menggeleng, dia ingat Adrian membenci gadis nakal yang menyerahkan kegadisannya bukan pada suaminya. Dan kini dia kehilangannya, kehilangan kesuciannya. Namun, apa yang terjadi padanya bukan karena pergaulan, tapi karena Olivia menjebaknya.
Olivia tertawa, lalu pergi ke arah gaun pengantin yang tergantung. "Lalu kamu akan bilang kalau aku memasukan obat perangsang ke minumanmu, dan kamu melakukan malam panas dengan dua pria sekaligus?" Olivia mengusap gaun pengantin tersebut lalu berbalik. "Menurutmu, Adrian akan percaya?"
Kanza tertegun. Benar, dimata semua orang Olivia adalah gadis lugu dan baik, yang bahkan tak pernah pergi ke tempat hiburan malam. Jadi tidak mungkin Adrian akan percaya.
Lalu sekarang bagaimana?
"Ayolah Kanza, waktunya sudah tiba. Jangan biarkan Adrian menunggumu." Olivia menyodorkan gaun pengantin yang dia pegang pada Kanza. Olivia bahkan menyetarakan tubuhnya dengan berjongkok di depan Kanza. "Kamu hanya perlu memilih, Kanza. Diceraikan setelah malam pertama atau berhenti sekarang juga?" Yang manapun itu dia akan tetap di rugikan. Setelah mengatakan itu Olivia berdiri meninggalkan Kanza yang masih bersimpuh di lantai, gaun pengantinnya pun sengaja dia lempar ke lantai tepat di depan Kanza.
Kanza terdiam dengan wajah sembab yang mengarah pada gaun pengantinnya yang teronggok di lantai, lalu tangannya bergerak untuk mengenakan gaun tersebut.
....
"Oh, kau sangat cantik," ucap perias yang baru saja merias wajahnya.
Kanza menatap dirinya di cermin, meski wajahnya terpoles cantik, namun dia melihat aura dalam dirinya begitu suram. "Terimakasih, Nona."
"Baiklah, aku pergi dulu. Seseorang akan menjemputmu untuk ke altar nanti." Kanza hanya diam dan terus menatap ke arah cermin, tak peduli perias meninggalkan ruangannya.
"Kamu hanya perlu memilih, Kanza. Diceraikan setelah malam pertama atau berhenti sekarang juga?"
Kanza meremas gaunnya. Benar, dia yang kehilangan kesuciannya. Dan jika dia diceraikan setelah Adrian mengetahui kenyataannya itu akan sangat menyakitkan. Tapi jika dia berhenti sekarang dia akan melempar kotoran pada wajah Adrian dan keluarganya.
Kanza menoleh saat mendengar suara pintu terketuk.
"Kanza, ayo sudah waktunya." Kanza masih terdiam saat mendengar suara Jhon memanggilnya.
Mata Kanza menerawang jauh ke waktu dimana pria paruh baya itu masih sangat menyayanginya. Saat itu kehidupannya sangat sempurna dengan keluarga yang lengkap dimama Ibu dan Ayah begitu mencintai dan memanjakannya.
Namun semuanya berakhir saat Ibunya meninggalkannya untuk selamanya. Ayahnya menikah lagi dengan Amy dan membawa Olivia bersamanya. Kanza kira semua akan baik- baik saja, tapi kenyataannya semua berubah. Dunia Kanza jungkir balik dan penuh derita.
Jhon, pria itu yang dulu menyayanginya dan memperlakukannya seperti putri raja telah hilang, dan menjadi ayah yang kasar yang hanya akan membela Olivia yang baik hati dimatanya. Tanpa peduli Kanza-lah yang selama ini teraniaya oleh Ibu dan kakak tirinya itu.
"Aku membenci kalian." Kanza mengabaikan ketukan pintu melepas tiara di kepalanya lalu melompat melewati jendela dan lari secepat yang dia bisa.
"Maafkan aku Adrian. Tapi meski aku datang kamu yang akan meninggalkan aku." Lebih baik dia yang pergi, dan mengakhiri semuanya disini. Kanza pergi tanpa menoleh pada gereja dimana seorang pria menunggunya.
....
Jhon membuka pintu saat merasa Kanza tak juga menanggapinya, namun matanya terbelalak saat tak menemukan siapapun disana.
"Kanza!" dia berteriak saat melihat jendela terbuka dan menemukan tiara yang harusnya dikenakan Kanza.
Dengan langkah cepat Jhon memasuki gereja dimana altar yang mewah sudah tergelar dan berdiri seorang pria yang tentu saja menunggu pengantinya.
"Paman, ada apa? Dimana Kanza?" Pria itu, Adrian menatap Jhon yang hanya memegang tiara di tangannya.
"Ad, Kanza lari." Jhon menyerahkan tiara di tangannya kepada Adrian.
Wajah Adrian tentu saja menjadi pucat, dan rasa terkejut yang tak bisa dihindari.
"Tidak mungkin." Pria itu segera berlari keluar untuk mencari Kanza, namun dia tetap tak menemukan kekasihnya itu meski sudah mencarinya di sekitar gereja.
"Apa yang terjadi? Kenapa Kanza lari, Paman?" Jhon hanya menunduk tak bisa berkata-kata, hingga Olivia mendekat menghampirinya.
"Maafkan aku, Ad. Tapi, kami merasa akhir- akhir ini Kanza berubah."
"Apa maksudmu?"
"Dia sering pulang malam, bahkan semalam dia tak pulang dan datang di pagi hari. Mungkinkah, dia punya kekasih lain?"
berantem2 yg manis..🤭
semangat💪🏻
makin seru aja bikin penasaran kelanjutanya🥰