Kisah seorang gadis bernama Kanaya, yang baru mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung di keluarga nya saat umurnya yang ke- 13 tahun, kehadiran Aria-- sang anak kandung telah memporak-porandakan segalanya yang ia anggap rumah. Bisakah ia mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUK- 1 : Kanaya yang malang
Halo, readers ku tersayang, akhirnya aku bisa up ulang lagi novel "Bahagia untuk Kanaya" ini setelah beberapa waktu lalu aku putuskan untuk unpublish dulu, semoga tetap excited ya mengikuti novel ini, dan semoga othor jugq bisa melanjutkan novelnya sampai ending, Aamiin.
salam hangat othor✨💕
*****
"Kanaya, jangan lupa cuci yang ini juga! " seruan dari seorang wanita paruh baya di samping nya membuat gadis cantik itu menoleh. Tatapan memelas dari kedua mata indahnya muncul saat melihat bak berisi setumpuk pakaian kotor yang baru saja di berikan bibi Ratna, pengurus panti asuhan tempat nya tinggal saat ini.
Kanaya ivanka adalah nama lengkap nya, gadis yang baru genap berusia enam belas tahun itu lantas menyeka keringat deras yang mengucur di dahinya. Sejak tadi pagi hingga siang ini tumpukan baju kotor itu seolah tak berhenti datang, dan itu semua ia kerjakan sendiri dengan hanya mengandalkan tangan manual.
Sejak tiga tahun belakangan, beginilah rutinitas yang di lakoni gadis belia itu. Ia di paksa dewasa oleh keadaan.
Ingin rasanya mengeluh tapi sadar itu tidak akan merubah keadaan, dia juga menumpang di sini jadi apapun pekerjaan rumah tangga yang di berikan pengurus panti harus ia kerjakan sebagai bayaran karena dia yang menumpang hidup di sini.
Gadis itu menghela napas pendek, lalu kembali melanjutkan pekerjaan nya, ia harus cepat menyelesaikan cucian ini agar bisa makan siang atau tidak ada nasi ataupun lauk tidak akan ada yang tersisa untuk nya, jangan sampai ia terpaksa harus mengganjal perutnya dengan roti dan air lagi, sejak kemarin Kanaya sama sekali belum menyentuh nasi. Ia lapar.
Waktu berjalan cepat, matahari yang menggantung di atas awan semakin tinggi hingga panasnya menyengat ke kepala. Kanaya yang sudah membereskan cuciannya lantas segera menjemur satu persatu baju yang sudah bersih itu di atas tali tambang yang masing-masing sudah di ikat ujungnya.
Panasnya matahari yang langsung menyentuh pori-pori membuat kulit pucat nya memerah. Kadang saking merahnya hingga terasa terbakar, ingin membeli tabir surya tapi ia harus menabung dulu untuk itu, dan alhasil ia tak pernah bisa membelinya.
"Huftttt! " Kanaya tersenyum bangga saat semua pakaian sudah ia jemur, kini saat nya untuk mandi dan makan.
Di dalam kamarnya ia sudah membawa handuk dan peralatan mandi, ia pun mandi di toilet yang berada di luar.
Baju ganti yang di kenakannya sudah bolong, dan banyak tambalan di sana- sini namun Kanaya masih tetap mengenakannya karena baju nya yang tak banyak bahkan terkadang ada anak panti yang memakai nya tanpa seijin nya yang alhasil baju itu malah menjadi hak milik mereka dan Kanaya yang tidak enak menegur pun hanya bisa merelakan baju- bajunya itu.
"Aaah, segarnya, " kata Kanaya setelah keluar dari kamar mandi dengan badan yang sudah fresh.
Ia kemudian melanjutkan langkah ke kamar menaruh handuk dan peralatan mandinya kembali lalu berjalan menuju ruang tengah untuk makan.
Namun belum sampai langkahnya menuju ruang tengah, tiba-tiba ia di panggil oleh seseorang.
"Kanaya, ada yang ingin menemui mu. "
Saat Kanaya menoleh ternyata bi Ratna yang bicara padanya.
"Siapa bik? "
"Kakak mu, Areksa arkatama."
Deg!
Kanaya tertegun saat itu juga. Mendengar nama keluarga Arkatama, yang terasa familiar tapi juga asing untuk nya. Di sebabkan karena Kanaya yang pernah menjadi putri di keluarga itu, tapi hanya selama tiga belas tahun, sebelum akhirnya tempat nya itu tergantikan oleh sang putri asli yang tiba-tiba kembali.
Kilas balik tentang masa lalu nya muncul lagi di kepala. Saat tiga tahun lalu, ia masih seorang gadis yang periang, tumbuh dengan cinta yang utuh di dalam keluarga arkatama, sampai sebuah fakta terungkap dan Kanaya di beritahu jika dirinya bukanlah putri kandung abiyasa dan tania.
Semua prahara itu terjadi tepat ketika hari ulang tahun nya, di pesta ayah dan ibunya datang bersama seorang gadis seusianya dan memperkenalkannya sebagai putri mereka yang asli.
Sejak saat itu kehidupan Kanaya mulai surut bak purnama kehilangan sinarnya. Sehari setelah pengumuman itu, Kanaya merasa seperti bayangan, terlihat tapi tidak pernah di anggap, bahkan ulang tahun yang harusnya menjadi hari paling bahagia nya tak jadi di rayakan. Tapi yang paling membuat nya sakit adalah ketika menyadari bahwa kasih sayang keluarga nya telah berubah.
"Kanaya, pasti kamu senang melihat adik mu bukan? " kata ibu angkatnya dengan nada bahagia, saat pertama kali mereka memperkenalkan Aria, gadis muda dengan manik coklat yang cantik dan senyumnya yang menawan.
Kanaya hanya tersenyum paksa, berusaha meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi nyatanya, kehadiran Aria seperti badai yang menghancurkan segala hal yang pernah ia kenal sebagai rumah. Bukan hanya ia di abaikan tapi juga di tuduh mencari perhatian dengan cara yang salah. Keluarga Arkatama bukan lagi rumah baginya, ia merasa seperti terasingkan seorang diri.
Puncaknya satu insiden yang terus menghantui Kanaya adalah, ketika ia di tuduh mendorong Aria dari tangga. Kenyataan itu terlalu parah untuk di benarkan, padahal sebenarnya Aria yang pertama kali mencari perkara dengan menuduh dia telah merebut kekasih gadis itu, dan berakhir Aria terjatuh dari tangga karena kecerobohannya sendiri. Bahkan jika bukan karena Kanaya yang bergerak cepat meminta pertolongan, Aria mungkin akan mengalami hal yang lebih buruk lagi.
Tapi siapa yang akan mendengarkan pembelaan dari nya? seluruh anggota keluarga pasti hanya akan mendengarkan perkataan dari sang putri yang asli.
Para kakak- kakak nya yang dulu sangat menyayangi, hanya mampu menatapnya dengan kebencian yang tidak bisa di pendam, Areksa sang kakak laki-laki pertama yang dulu sangat dekat dengan nya, bahkan adalah orang pertama yang melayangkan tamparan di pipi Kanaya.
"Aku tidak menyangka karena kecemburuan kau sampai melakukan hal tega seperti itu pada adik mu? sifat iri dan arogan benar-benar telah merubah mu! "
Untuk pertama kalinya kata- kata cacian di layangkan padanya dari seseorang dulu bahkan tak pernah meninggikan suara padanya. Hati Kanaya teriris pilu kala mengingat itu kembali.
Lalu, Abiyasa selaku kepala keluarga pun mengambil tindakan, memberikan hukuman kepada Kanaya atas kesalahan yang tak pernah ia buat, yakni pengasingan-- keputusan yang begitu kejam. Panti asuhan menjadi tempat baru yang di isi dengan wajah- wajah asing. Kala itu Kanaya akhirnya menyadari dia bukan lagi putri di keluarga arkatama. Nama keluarga arkatama perlahan ia hapus dari kehidupan nya dan sekarang mereka kesini lagi setelah tiga tahun berlalu, untuk apa?
"Di tungguin ternyata malah melamun di sini! " Suara bik Ratna seolah membawa jiwa Kanaya kembali ke kenyataan.
"Cepat temui kakakmu, dia sudah menunggu lama di ruang tamu! " desak bik Ratna seolah tak ingin menyinggung putra pertama keluarga arkatama itu.
Kanaya menarik napas dalam-dalam, ia coba untuk menata hatinya kembali. Mengesampingkan segala perasaan yang bergejolak di hatinya ia akhirnya pergi untuk menemui laki-laki yang tahun ini berusia 25 tahun itu.
Sebenarnya hati Kanaya sudah membeku dan mati rasa, tapi entah kenapa saat tatapan mata mereka akhirnya bertemu setelah tiga tahun berlalu, Kanaya tetap tidak bisa mengendalikan perasaannya.
"Kanaya, " kata pria itu, pelan.
***