di dunia zentaria, ada sebuah kekaisaran yang berdiri megah di benua Laurentia, kekaisaran terbesar memimpin penuh Banua tersebut.
tapi hingga pada akhirnya takdir pun merubah segalanya, pada saat malam hari menjelang fajar kekaisaran tersebut runtuh dan hanya menyisakan puing-puing bangunan.
Kenzie Laurent dan adiknya Reinzie Laurent terpaksa harus berpisah demi keamanan mereka untuk menghindar dari kejaran dari seorang penghianat bernama Zarco.
hingga pada akhirnya takdir pun merubah segalanya, kedua pangeran itu memiliki jalan mereka masing-masing.
> dunia tidak kehilangan harapan dan cahaya, melainkan kegelapan itu sendiri lah kekurangan terangnya <
> "Di dunia yang hanya menghormati kekuatan, kasih sayang bisa menjadi kutukan, dan takdir… bisa jadi pedang yang menebas keluarga sendiri <.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PROLOG
“Hiks… hiks…” suara tangisan seorang anak laki-laki, yang berdiri seperti layaknya patung.
Malam itu begitu tenang. Setenang air danau yang berubah menjadi Es.
Namun ketenangan berubah menjadi kacau seperti mimpi buruk yang tak pernah di bayangkan.
Kegelapan malam yang menyelimuti langit berubah menjadi terang
Bangunan yang berdiri megah kini hancur, di telan bara api yang melahap puing puing bangunan
Burung Falcon yang menjadi kebanggaan kekaisaran, terbang berputar putar diatas keruntuhan bangunan, menjadi saksi bisu atas kehancuran istana laurent.
Bangunan yang berdiri dengan agung dan memancarkan aura tangguh, kini hanya menyisakan serpihan debu.
Angin berhembus seakan mengamuk meratapi hilangnya kejayaan laurent.
Langit menurunkan air hujan seolah ikut berduka atas kehancuran kekaisaran laurent.
......................
Di tengah kehancuran aku berdiri diantara puing puing bangunan, meratapi nasib yang melanda kehidupanku.
Aku menunduk menyembunyikan wajahku yang sedang menangis.
Tangan dan kaki ku bergetar hebat. Di balik kesedihan ada amarah yang tidak begitu jelas, aku memegang erat sebilah pedang, yang di penuhi debu dan darah.
Anak seumuran dengan ku, yang masih berumur 15 tahun, mungkin memiliki kehidupan bahagia bersama teman dan keluarganya.
Tetapi diriku, yang umurnya 15 tahun, harus menghadapi kenyataan yang telah terjadi pada kehidupanku.
______..______
......................
______..______
"Ayahanda.... Ibunda..... Ibunda....."
"Hiks....hiks..."
Aku tak tau lagi harus berbuat apa. Air mataku jatuh begitu saja tanpa ku sadari.
Hatiku bergetar diikuti dengan isakan tangis.
Suaraku berat dan begitu serak.
"Maafkan aku karena menjadi seorang anak yang tidak berguna dalam hidup kalian"
"Maafkan Kenzie ayahanda, ibunda, ibunda arcelia, karena Kenzie tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menyelamatkan kalian."
________..________
________..________
Dalam ingatanku. Kini hanya tersisa kenangan hangat yang penuh kebahagiaan
Dan sekarang kehidupanku berakhir di ditelan oleh bara api yang telah membakar sebagian dari hidupku yang manis.
Aku terlarut dalam kesedihan. Merasa terpuruk dengan keadaan ku sekarang.
"Mengapa.... Mengapa semua ini terjadi pada keluargaku.."
"Kenapa orang itu melakukan hal yang begitu sadis terhadap keluargaku"
"Hisk... Hisk..." (Tangisan)
"TUP" (suara tepukan)
Aku kaget dengan sentuhan tangan yang menepuk pundakku dengan lembut
Aku tersentak lalu mengangkat wajah kemudian berbalik menatap sosok pria dewasa yang berdiri di belakangku.
"Nak... Jangan biarkan kesedihan menguasai dirimu,"
Aku melihat wajah pria yang ada di depanku begitu tenang memberikan kesan hangat.
"Jadilah kuat, agar kamu bisa melindungi orang yang kamu cintai."
mendengar perkataannya, aku menundukan kepalaku, mencoba menghindari sorot matanya yang begitu tenang.
Kemudian aku hanya diam, membisu layaknya patung.
_____.._____
_____.._____
Pria dewasa yang ada di depanku saat ini adalah salah satu dari tri Aegis Laurentis yaitu (pelindung) kekaisaran yang selama ini mengangkat pedangnya untuk melindungi kekaisaran dari adanya ancaman berbahaya
Nama pria dewasa ini adalah Arvendel Lauris, ia adalah salah satu dari tri Aegis Laurentis di juluki sebagai (sang pedang surya) memiliki gelar (Aegis of the Eternal Radiance).
_____.._____
_____.._____
Keheningan pecah dengan teriakan ku.
Dengan kepala tertunduk aku berkata dengan nada tinggi.
"Mengapa Anda berbicara seperti itu, seolah-olah Anda telah berhasil menyelesaikan tugas Anda!...?"
Di dalam diriku saat ini hanya ada amarah yang tidak jelas. Aku bingung mau di lampiaskan kemana.
Tanpa sadar aku berteriak dengan nada kasar padanya.
Hati ku bergetar karena amarah, dan kata-kata itu meluncur keluar tanpa terkendali.
"Nak.. Tahukah kau, bahwa... semua yang telah terjadi ada di luar kendaliku" ucapnya dengan suara tenang dan penuh keyakinan.
"bukankah yang melakukan ini semua adalah salah satu dari kalian yaitu: sang malam abadi..!"
sekali lagi tanpa sadar aku berteriak dengan penuh amarah
"Nak meski begitu kenyataannya kami juga tak bisa melakukan apapun untuk itu"
"Dirimu juga tahu fakta, bahwa ia telah terbutakan oleh keserakahan dan kesesatan yang selama ini terpendam di dalam dirinya."
katanya yang mencoba menenangkan diriku
Lanjut arvendel kembali bicara dengan tenang "hentikan kesedihanmu dan bangkitlah untuk menjadi cukup kuat..!"
Saranya untuk menenangkan diriku sekali lagi dan mencoba membujuk diriku.
"apakah anda tahu.! Kehilangan seseorang yang kita cintai adalah suatu hal yang sangat sulit untuk di percaya..."
"Apa anda tak memahami situasiku saat ini.!"
Aku berkata demikian pada tuan arvendel yang mencoba menenangkan diriku lagi
"uhmm... seseorang yang terluka atas kehilangan selalu bersikap seperti ini. Pasti berat baginya untuk menerima kenyataan ini" gumam arvendel dalam diam. setelah itu ia tersenyum lalu berkata~
"aku paham betul dengan apa yang terjadi... Tapi apakah kamu tahu!.."
~Arvendel diam sejenak Kemudian melanjutkan perkataannya~
"Bahwa kesedihan berlebihan bisa saja menjadi kelemahan untuk dirimu"
Aku mengakat wajahku lagi dan menatap matanya yang mengarah padaku tanpa berkata apapun.
Suasana menjadi cukup hening untuk sejenak.
Di dalam diriku... Ada sesuatu yang bergerak, mencoba mendorong kemauanku.
Hatiku mulai bergetar seolah perkataan itu telah menjadi penghinaan terhadap diriku yang lemah.
Aku kembali sadar dan berkata padanya.
"aku paham dengan maksud anda!.."
"bagus jika kamu memahaminya.. Jadilah orang yang kuat.."
"Cukup kuat agar kamu bisa melindungi mereka yang membutuhkanmu.."
~Dengan senyum aku mengusap airmata yang ada di wajahku~
"tidak... jika kata cukup masih ada"
Aku diam sejenak lalu kembali bicara
"itu belum bisa.. Aku ingin kuat dan menjadi kuat hingga melampaui kata kuat itu sendiri, agar aku bisa melindungi orang-orang yang ada di sisiku"
Aku melihat...
Tuan arvendel tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari mulut Ku.
~kemudian tuan arvendel berkata padaku~
"ikutlah denganku.. Aku akan melatih mu dan memperkuat dasar ilmu beladiri mu"
"Sudahi tangisanmu... dan jadikan kesedihanmu hari ini sebagai langkah awal menjadi lebih kuat.."
"baiklah aku mengerti..." Aku menjawab perkataannya kemudian...
"HAH.." Aku teringat kembali dengan sesuatu yang penting.
"Tuan arvendel... apakah anda melihat adikku dan Chelsea?."
"Sejak aku keluar dari istana aku tidak melihat mereka berdua"
Kuharap tuan arvendel mengetahui keberadaan mereka berdua.
"Ugh...." Ada apa ini... Apa yang terjadi pada diriku
Penglihatanku buram dan mulai memudar
Tubuhku mulai kehilangan tenaga...
Sepertinya aku akan terjatuh...
Aku melihat tuan arvendel berbicara padaku tapi aku tak bisa mendengar dengan baik...
"Bruk...."
"hmm.... Anak ini terlalu memaksakan dirinya untuk menahan kesadarannya"
"Dirinya rela sampai sejauh ini hanya untuk mencari saudaranya ya..!"
"Kelihatannya aku akan membimbing anak ini dengan keras".
"Aku tak akan melunak padanya"
"Jika di lihat dari ambisinya... pasti ia akan terus berusaha keras nantinya".
"Baik mari kita pergi ketempat aman dulu".
_________.._________
****************
_________.._________
DALAM MIMPI KENZIE
Gelap sekali.... Aku tidak bisa melihat apapun.
"Ugh..."
Aku perlahan membuka mataku
Dan melihat sekeliling ku
"Ini kelihatan seperti di dalam kamarku"
"Perasaan ini...."
"Aku merasa seperti pernah mengalami perasaan ini"
Aku berdiri terpaku di balkon kamarku. Perasaan gelisah melilit hatiku
Aku tidak tenang.. firasatku buruk seolah akan ada sesuatu yang segera terjadi.
Aku menepis perasaan ku, namun bayangan samar terus menghantui pikiranku.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
"BRUUUUMMM!!"
kegaduhan terjadi di luar istana.
Dentuman-dentuman berat saling menabrak, memecah keheningan malam.
Hewan-hewan dari hutan berlarian panik, menerobos masuk ke kota mencari perlindungan.
Mata mereka liar, penuh ketakutan yang menular.
Seolah ada bahaya mengerikan yang memaksa mereka meninggalkan rumah.
"BOOOOMMM!!....."