Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengantin Sang Pangeran
Rena dalam perjalanan pulang dari sekolahnya. Ketika sedang asik berjalan, Rena melihat seorang nenek yang sedang duduk di pinggir jalan. Karena iba melihat keadaan nenek tersebut, Rena kemudian menghampiri nenek tersebut. Rena kemudian memberikan kresek miliknya yang berisi satu bungkus kue dan satu botol air mineral yang rencananya tadi akan dia makan, setelah dia sampai di rumah. Setelah pulang sekolah tadi Rena mampir di mini market yang dilewatinya.
"Nek ini ada sedikit makanan dan minuman, diterima ya nekk! ", kata Rena.
Rena juga memberikan sisa uang saku yang dimilikinya pada nenek itu.
" Terima kasih ya cucu yang cantik. Nenek tak bisa membalas apa - apa, nenek hanya bisa memberikan buku ini yang merupakan harta nenek satu - satunya", kata nenek itu.
Nenek tersebut mengeluarkan sebuah buku dari balik bajunya, dan di berikan pada Rena.
"Tidak perlu nek, Rena ikhlas kok, bukunya bisa nenek simpan saja! ", kata Rena.
"Terima saja ya cucu yang cantik. Nenek akan bersedih jika cucu menolaknya", kata nenek tersebut terlihat bersedih karena Rena menolak pemberiannya.
" Baiklah nek, terima kasih bukunya! ", kata Rena sambil tersenyum.
Rena kemudian menerima buku pemberian nenek itu, karena tak mau melihat nenek tersebut bersedih.
"Rena pulang dulu ya nek, sekali lagi Rena ucapkan terima kasih bukunya", kata Rena.
Rena kemudian melanjutkan perjalanannya. Setelah Rena pergi menjauh, nenek misterius itu tersenyum dan berkata. " Jemputlah takdirmu cucuku!", setelah itu nenek misterius itu menghilang.
Setelah sampai rumahnya Rena melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu yang tersedia.
"Selamat siaaang, ibu Rena pulang! ", kata Rena memberi salam sambil membuka pintu rumahnya.
"Siang non Rena, nyonya tadi pergi bersama tuan setelah mendapat telephon dari nenek non Rena yang ada di desa, katanya nenek non yang di desa sekarang masuk rumah sakit. Katanya nyonya, beliau akan pulang setelah nenek non Rena sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit", kata asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Rena, yang biasa di panggil mbok Yem oleh Rena.
"Ya sudah kalau gitu mbok Yem, Rena ganti baju dulu sekarang, setelah itu Rena akan makan", kata Rena.
Rena berjalan menuju kamarnya, dia berganti baju dan meletakkan tas sekolahnya di meja belajarnya, setelah itu Rena keluar lagi menuju meja makan. Ketika Rena sudah keluar dari kamarnya, tas sekolah Rena mengeluarkan sinar selama beberapa detik, tak lama kemudian sinar itu menghilang. Di meja makan mbok Yem sudah menyiapkan makan siang kesukaan Rena yaitu rendang daging.
"Wah mbok Yem memang paling jempolan tahu saja kalau Rena lagi ingin makan rendang hari ini! ", Rena memuji mbok Yem karena sudah di masakkan menu rendang favoritnya hari ini.
Mbok Yem tersenyum melihat anak majikannya makan dengan lahap masakannya. Setelah selesai makan Rena mencuci piring bekas makannya sendiri. Rena dari dulu sudah terbiasa mencuci piringnya sendiri, Rena memang tidak pernah menyuruh asisten rumah tangganya mengerjakan pekerjaan yang bisa dia kerjakan sendiri. Rena menganggap mbok Yem adalah pengganti orang tuanya, karena mbok Yem sudah bekerja di keluarganya sejak Rena masih kecil dan juga menjadi pengasuhnya ketika orang tuanya sibuk bekerja. Setelah mencuci piringnya Rena kembali ke kamarnya. Setelah sampai di kamarnya, Rena membuka tasnya dan mengambil buku pemberian seorang nenek yang di temuinya di jalan tadi. Sambil tiduran Rena membaca buku itu.
"Oh buku ini ternyata sebuah novel fantasi yang berjudul Pengantin Sang Pangeran", gumam Rena dalam hati.
Tak lama kemudian Rena membaca novel tersebut. Novel yang bercerita tentang sebuah kerajaan yang memiliki seorang pangeran yang terkena kutukan sejak dia masih bayi. Tak ada seorang putri pun yang mau dinikahkan dengan pangeran tersebut. Karena menurut rumor yang beredar siapa pun yang menikah dengan pangeran tersebut akan ikut terkena kutukan. Hingga ada seorang putri dari negara tetangga yang di jodohkan dengan pangeran itu. Setelah pernikahan putri tersebut dengan pangeran, putri tersebut bunuh diri karena takut kutukan pangeran akan menular padanya. Putri yang bunuh diri bernama putri Rena dan pangeran itu bernama pangeran Deren.
"Kenapa nama putri dari novel ini sama dengan namaku, dan mengapa dia begitu bodoh sehingga memilih bunuh diri dengan mempercayai rumor murahan yang disebarkan oleh musuh dalam selimut itu. Kalau aku menjadi putri tersebut aku memilih hidup bahagia dengan pangeran dan mencari obat untuk menyembuhkan pangeran, dan membantu memberantas semua musuh - musuh yang akan menghancurkan kerajaannya", gumam Rena dalam hati.
Karena lelah dan jengkel dengan cerita dalam novel yang dibacanya, tak terasa Rena ketiduran. Tak lama setelah Rena tertidur, novel itu mengeluarkan sinara yang mengelilingi Rena. Tak lama setelah itu, sinar itu menghilang, novel itu pun juga ikut menghilang.
Ketika Rena membuka matanya ada seorang pemudai yang menangis di dekatnya. Sebenarnya pemuda itu terlihat cukup tampan, kalau sebagian kulitnya yang terlihat seperti bekas terbakar itu tidak menghiasi wajahnya. Tapi menurut Rena, keadaannya itu tidak mengurangi ketampanannya sama sekali.
"Apakah putri Rena begitu membenciku, sehingga setelah hari pernikahan kita, putri nekat bunuh diri dengan menceburkan diri ke danau itu? ", tanya pemuda itu.
" Kenapa aku merasa kedinginan sekarang, ehh kenapa sekarang aku basah kuyup dan kenapa dia bilang aku habis bunuh diri, bukankah tadi seingatku aku tiduran di kamar sambil membaca novel. Kenapa pemuda ini memanggilku putri Rena? ", Rena bergumam dalam pikirannya.
Sungguh Rena sangat bingung dengan keadaannya saat ini. Banyak pertanyaan yang hinggap di pikirannya. Hanya satu jawaban yang terbesit dalam pikirannya saat ini, bila panggilannya putri Rena, apakah pemuda di dekatku ini adalah suamiku yang bernama pangeran Deren. Dalam cerita asli novelnya, memang Rena bunuh diri setelah sehari dia menikah dengan pangeran Deren karena hasutan saudara tirinya.
"Putri Renaa! ", panggil pemuda itu sekali lagi, yang ternyata adalah pangeran Deren.
" Iya maaf pangeran, tapi saya tadi tidak bunuh diri. Saya tadi tidak sengaja terpeleset di danau itu, ketika saya sedang berjalan - jalan. Saya juga tidak pernah membenci pangeran dan saya juga tidak pernah menyesal menikah dengan pangeran", kata putri Rena menjelaskan panjang lebar.
Kita sekarang menyebut Rena dengan sebutan putri Rena yaa.
Putri Rena mencoba berdiri, tapi karena tubuhnya masih lemas, dia terjatuh lagi. Melihat itu Pangeran Deren langsung menggendong putri Rena untuk dibawa ke kamarnya. Putri Rena tentu saja malu. Selama dia masih menjadi Rena, yang pernah menggendongnya hanya ayahnya saja, itupun saat dia masih kecil. Karena malu, putri Rena menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menyembunyikan di dada bidang suaminya.
"Deg.. deg.. deg.. ", jantung pangeran Deren berdetak kecang ketika dadanya bersentuhan dengan wajah putri Rena. Selama ini memang pangeran Deren tak pernah bersentuhan dengan wanita manapun, selain ibunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
perbaikan tulisannya Thor