NovelToon NovelToon
Bunda Jangan Pergi!

Bunda Jangan Pergi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Anisa menerima kabar pahit dari dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat, menandakan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani.

Malamnya, ketika Haris pulang dari dinas luar kota, suasana di rumah semakin terasa hampa. Alih-alih menghibur Anisa yang tengah terpuruk, Haris justru membawa berita yang lebih mengejutkan. Dengan tangan gemetar, Anisa membaca surat yang disodorkan Haris kepadanya. Surat yang menyatakan perceraian antara mereka berdua setelah 15 tahun membina rumah tangga.

Ternyata, memiliki kehidupan yang harmonis ekonomi yang bagus, serta anak-anak yang lucu tak bisa mempertahankan sebuah hubungan Anisa dan Haris.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk, simak di Bunda Jangan Pergi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda 01

Malam itu langit tampak mendung, dan suara petir yang keras menggema, tetapi hujan tak kunjung turun. Haris tiba-tiba pulang ke rumah setelah tiga hari menghilang dengan alasan ada pekerjaan di luar kota. Anisa, istri yang setia menemani Haris selama 15 tahun dalam pernikahan mereka, merasa lega melihat suaminya kembali. Mereka telah dikaruniai tiga orang anak yang menjadi buah hati mereka.

Namun, kebahagiaan Anisa sirna saat Haris mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya. Raut wajah Haris terlihat tegang dan serius, membuat Anisa merasa ada yang tidak beres. Anisa membaca kertas yang diberikan Haris, dan ternyata itu adalah surat perceraian. Hatinya hancur, matanya berkaca-kaca. Tidak ada yang bisa diucapkan, perasaan syok dan kecewa bercampur aduk dalam dadanya.

"Mas Haris, mengapa ini? Apa yang terjadi?" tanya Anisa dengan suara bergetar. Haris hanya diam, tak mampu menjawab pertanyaan istrinya. Anisa mencoba menahan tangis, dia menatap tajam Haris yang kini menghindari tatapannya.

"Kamu tidak bisa begitu saja menceraikan aku tanpa alasan yang jelas. Kita punya tiga orang anak, Mas Haris. Apa mereka tidak berarti apa-apa bagimu?" seru Anisa dengan suara yang semakin lirih.

Haris terdiam, wajahnya penuh penyesalan. Namun, dia tetap tidak memberi jawaban pada Anisa. Anisa merasa tak mampu lagi berbicara, dia menangis tersedu-sedu sambil memegangi surat perceraian tersebut. Malam itu, hatinya hancur, dunianya runtuh, dan kebahagiaan yang telah dia bangun bersama Haris seakan sirna ditelan malam.

"Baiklah,"jawab Anisa kemudian, setelah melihat Haris lama terdiam.

"Tetapi, aku punya satu permintaan sama kamu, Mas."Lanjut, Anisa.

"Apa? Katakan! Jika kamu menginginkan rumah ini. Kafe dan seluruh aset lain yang kita punya, aku akan memberikannya padamu dan anak-anak, Anisa. Tetapi, untuk mempertahankan hubungan ini aku sudah tidak bisa,"Haris berkata pelan diakhir ucapannya yang terdengar cukup lirih. Pria yang dikenal sangat menyayanginya dan memberikan seluruh hidupnya pada pernikahan mereka, kini mencoba meninggalkan semua kebahagiaan itu dengan alasan yang Anisa sendiri tak tahu.

Anisa menatap pria yang pernah mencintainya begitu dalam dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Tak sanggup menahan lagi air bening itu pun berhasil lolos dan membasahi pipi mulus Anisa.

"Jangan pernah katakan pada anak-anak soal perceraian ini. Meskipun kita bukan suami istri lagi, aku tak masalah. Aku ikhlas dan menerimanya. Tetapi, tolong biarkan anak-anak tetap menganggap kita adalah orang tua yang baik untuk mereka,"ujar Anisa. Hari mengangguk dan menyetujui semua permintaan Anisa. Seluruh aset yang selama ini mereka dapat bersama sudah Haris berikan kepada ketiga anak-anaknya. Bahkan, sebuah kafe penghasilan sampingan keduanya juga Haris berikan kepada Anisa, agar mereka dapat hidup dengan kayak dan tak berkurang apapun.

Anisa merasa berat untuk menerima surat itu, tapi dia sadar bahwa ini adalah keputusan terbaik bagi mereka berdua. Dengan tangan gemetar, Anisa menandatangani surat perceraian tersebut. Setelah selesai, dia menyerahkan kembali surat itu pada Haris. Haris mengambil surat tersebut, menatap Anisa untuk yang terakhir kalinya, dan berjalan keluar dari rumah itu. Hujan turun begitu lebat, menyelimuti langkah Haris yang pergi meninggalkan Anisa dan ketiga anak mereka yang sudah tertidur pulas. Anisa menangis sejadi-jadinya, meratapi keputusan yang telah diambilnya. Namun, dia tahu bahwa ini adalah langkah terbaik untuk mereka semua. Terlebih untuk ketiga anak yang masih kecil, yang belum mengerti tentang dunia dan perasaan orang dewasa.

Keesokan paginya, di ruang makan.

Anisa bangun lebih awal dari biasanya untuk menyiapkan sarapan bagi ketiga anaknya. Anak pertamanya, Alvin, adalah seorang siswa kelas 5 yang selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah.

Sementara itu, anak keduanya, Salsa, yang berusia 6 tahun, baru saja memulai petualangan barunya di TK. Dan yang terakhir, si bungsu Rayhan, baru berusia 3 tahun dan masih menghabiskan waktu di rumah bersama ibunya. Anisa menyajikan nasi goreng, telur ceplok, dan sosis di meja makan. Ketiganya duduk bersama, siap menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh Anisa dengan penuh cinta.

Namun, suasana pagi yang ceria itu tiba-tiba dikejutkan dengan suara pintu depan yang terbuka.

"Pa...Papa?" Alvin terkejut melihat sosok yang sudah lama tidak mereka lihat. Haris, sang ayah, menggantungkan jaketnya di gantungan dan tersenyum kepada keluarganya.

"Hai, anak-anak. Papa pulang untuk menemani kalian sarapan pagi ini," ucap Haris dengan senyum yang lebar. Anisa menatap Haris dengan senyuman kecut. Meskipun mereka telah resmi bercerai, Haris menepati janjinya untuk tetap hadir dalam kehidupan anak-anak mereka.

Anak-anak mereka belum mengetahui tentang perceraian itu, dan Anisa ingin menjaga rahasia itu sebisa mungkin. Sarapan pagi itu berlangsung dengan suasana yang cukup canggung. Namun, di balik kecanggungan tersebut, ada rasa bahagia yang tidak bisa disembunyikan oleh anak-anak. Mereka merasa senang bisa bersama dengan kedua orang tua mereka, meski hanya dalam waktu yang singkat. Setelah sarapan, Haris berpamitan untuk kembali bekerja. Dia mencium kening ketiga anaknya dan berjanji akan datang lagi nanti sore.

Ketika pintu tertutup, Anisa menghela napas lega dan memandangi ketiga anaknya yang kembali ke kamar masing-masing untuk mengambil tas sekolah. Di tengah kesendirian, Anisa berdoa agar anak-anaknya tetap bahagia meski harus merasakan keadaan rumah tangga yang tidak utuh. Dan dengan tekad yang kuat, dia berjanji akan terus menjaga kebahagiaan anak-anaknya, meski harus melawan rasa sakit yang mendalam akibat perceraian dengan Haris.

"Bunda, kami sudah siap. Ayo, ke sekolah!"ajak Alvin, Anisa mengangguk. Lalu, menggendong Rayhan dan menggandeng tangan Salsa menuju mobil yang ada di depan rumah mereka. Kehidupan Anisa dan Haris tergolong kehidupan yang harmonis dan berkecukupan. Tidak pernah di terpa oleh masalah apapun. Tetapi, tiba-tiba Haris menggugat cerai Anisa tentu saja hal itu masih Anisa pikirkan hingga saat ini.

Anisa menyetir dengan tatapan yang kosong. Terdengar suara canda tawa anak-anaknya yang duduk di kursi penumpang.

"Bunda,"

"Bunda, awas!"pekik Alvin dan Anisa tersadar dan langsung membanting setir mobil untuk menghindari mobil lain yang hampir tertabrak dengan mereka.

"Kalian nggak apa-apa?"tanya Anisa yang panik dan cemas, memeriksa keadaan anak-anaknya. Rayhan, menangis dan Anisa langsung menggendong Rayhan dan menenangkannya. Sedangkan, Alvin menenangkan Salsa yang ikut menangis karena rasa takut. Beberapa saat kemudian setelah anak-anaknya tenang. Anisa pun melanjutkan perjalanannya mengantar Alvin dan Salsa ke sekolah mereka.

_____

Hallo, Guys! Ini adalah novel dengan Tema Kreatif, Slice Of Life🙏🏿 mohon dukungannya ya. Novel ini menceritakan tentang seorang ibu tunggal yang membesarkan ketiga anaknya serta melawan penyakit yang mematikan!

Please! Baca jangan skip-skip oke ♥️

1
Tyas Sayid
ini blm update lagi ya....kapan Thor?
Aisyah Alfatih: belum lagi kak, masih sibuk di sebelah 🙏🏿
total 1 replies
Eva Karmita
otor kapan Aisyah up lagi
Ma Em
Semoga Anisa baik baik saja.
Ma Em
Anisa semoga disembuhkan dari penyakitnya aku sedih membaca ini sambil menangis kasihan sama anak anaknya Anisa msh kecil semoga Anisa dipanjangkan umurnya dan diberikan kebahagiaan dlm hidupnya.
Aisyah Alfatih: terima kasih kak sudah mampir ❤️
total 1 replies
Ma Em
semoga ada keajaiban Tuhan yg membuat Anisa sehat kembali kasihan anak anaknya kalau terjadi sesuatu hal yg tak diinginkan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Anisa yg sabar Haris pasti menyesal karena telah menyia nyiakan anak dan istrinya hanya untuk kesenangan sesaat semoga kamu dan anak anak selalu diberi kesehatan dan berbahagialah.
Bundanya Pandu Pharamadina
Anisa berharap sembuh, krn takdir Anisa ada di tangan mbak Author
Deriana Satali
Nyesekkan km Anisa ketika Anakmu berterima kasih pada orang lain yg sengaja km hadirkan bukan sm km sbg ibu kandungnya
akhirnya km akan meninggal dgn perasaan sakit hatimu ketika anak2mu yg tidak membutuhkan kamu
Deriana Satali
Anisa aku kurang sreg dgn sosok km Anisa gimana ya Thor harusnya dia berjuang buat sembuh bukannya menyerah dgn membiarkan anak2nya dekat dgn sosok Tania yg seharusnya kalo dia nggak mau berjuang dgn penyakitnya di hari2 terakhirnya dia dekat dgn anak2nya buat kenagan indah mereka berempat tanpa orang ketiga, kalo bisa di kata Anisa itu Egois dan Munafik ketika anak2nya dekat dgn Tania hatinya sakit
kurang suka dgn sosok Anisa yg menyerah sebelum berjuang
Deriana Satali
Haris.... Haris km nggak dengar omongan Anisa malah pamer sama Salsa dan Alvin bawa Tania jmpt mereka dasar bpk lucnut
Deriana Satali
Jangan2 Haris lg yg buka Cafe di dpn Cafe Anisa soalnya menunya sm cm harganya lbh murah
dasar bapak lucnut dpt daun muda uang sekolah anak2 di abaikan
Anita yoongia
bingung mau komentar apa semangat thor
Rabiatul Addawiyah
Laniut tjor
Anita yoongia
asli pasti menyesal apalgi klo anisa bisa sembuh panik gak tuh
Anita yoongia
itu pilihan mu nisa jadi jagan menyesal
Anita yoongia
jadi serba salah kaasian
Liana CyNx Lutfi
kasian anisa gara2 memikirkan kebahagiaan orang yg disyang dia yg harus mengorbankan kebahagiaanya sendri...diakhir hayatnya bkny bahagia mlah tertekan huffff hidup2 memang gk ada yg tau
sholeha
seharusnya haris ini jadi laki2 tegas jagn menye2 klo mau balik ke anisa balik klo mau ke tania ke tania aza gak usah setuju dengan usul anisa jadi laki model begini edeh.gak cinta ke anisa tapi sampek punya buntut 3.n juga si lakor kok bisa2nya dia setuju tinggal dirumah nisa seharusnya klo dia punya harga diri tolak dong.berarti si lakor ni gak punya harga diri jadi perempuan sebel aku sama lakor n si haris begooo...maunya dia terus yg bahagia gak memikirkan kebahgiaan anis sama sekali sedang anisa memikirkan kebahagian dia sma anak2nya anak anaknya malah gak tau diri pula .si alvin juga kesel aq sma tu anak...malah baik sama si lakor..mamanya di abaykan di tinggal mamau kapok kau nyesel😏😏😏
Tyas Sayid: semoga yang terbaik bagi Annisa....kalau doa ingin pergi karena sudah tidak kuat dengan rasa sakit nya silahkan ....anak² jg sudah bisa menerima Tania dengan baik....daripada tersiksa bathin melihat semua nya dan merasa sakit secara fisik yang memperburuk keadaan nya dan surga menanti nya....Mira sang sahabat lah nanti yang memberikan pencerahan ke Haris & anak² bagaimana sosok istri&ibu nya berkorban selama ini....ada penyesalan tapi Anisa udah pergi dengan tenang tanpa rasa sakit & beban berat yang ia tanggung selama ini
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor
semoga Anisa sembuh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!