Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di talak suami.
Mila..! Mila...!" seru Adnan saat memasuki rumahnya. Tatapannya tajam seakan elang yang akan menerkam mangsanya.
Seorang wanita berhijab lebar menuruni anak tangga dan menghampiri Adnan.
Dia Mila istri Adnan. Seorang wanita yang sudah sepuluh tahun menemani Adnan. Dan sekarang mereka sudah di karuniai seorang anak perempuan cantik bernama Aluna.
"Mas, ada apa Mas? kenapa kamu pulang-pulang langsung teriak-teriak begitu?" tanya Mila menatap lekat suaminya.
Dia tidak tahu kenapa dengan suaminya. Sepertinya saat ini Adnan sangat marah pada Mila.
Bola mata Adnan membulat sempurna saat melihat Mila. Dia mendekati Mila dan langsung mencengkeram pergelangan tangan Mila dengan kuat. Adnan kemudian menyeret Mila keluar dari rumah.
"Mas, sakit tangan aku Mas. Kamu kenapa sih Mas?" tanya Mila menatap tajam suaminya.
Sejak tadi Mila masih tampak kesakitan karena Adnan belum mau melepaskan cengkeramannya.
"Kamu sudah mengkhianati aku Mila. Kamu sudah main serong dengan lelaki lain di belakang aku," ucap Adnan dengan nada tinggi.
"Apa! kamu bicara apa sih Mas? aku nggak ngerti maksud kamu."
Adnan mengambil ponselnya dan menyodorkan ponsel itu pada istrinya.
"Lihat!"
Mila menatap lekat ponsel yang ada di tangan Adnan. Dia terkejut saat melihat foto dirinya bersama seorang lelaki. Mila tidak tinggal diam. Dia kemudian merebut ponsel itu dari tangan Adnan.
"Mas, apa ini Mas?" Mila masih terlihat heran saat menatap foto itu.
"Itu foto kamu bersama selingkuhan kamu kan?"
"Apa! dari mana kamu dapatkan foto ini Mas?" tanya Mila menatap tajam suaminya.
"Itu nggak penting Mila. Pokoknya aku nggak akan pernah memaafkan kamu. Kamu sudah selingkuh di belakang aku. Kamu sudah mengkhianati cinta kita Mila."
Adnan masuk ke dalam rumah. Mila mencoba mengejarnya untuk menjelaskan pada Adnan tentang foto itu.
Mila tidak tahu, dari mana suaminya mendapatkan foto-foto itu. Itu foto Mila bersama teman lama Mila. Mila tidak sengaja bertemu lelaki itu di cafe, dan lelaki itu mengajak Mila ngobrol dan mentraktir Mila makan. Dan Mila tidak tahu, siapa yang sudah diam-diam memotret dia.
Adnan masuk ke dalam kamarnya. Dia kemudian mengambil baju-baju Mila yang ada di lemari.
Adnan mengambil koper dan dia memasukan baju-baju Mila ke dalam koper.
"Mas, aku bisa jelasin semuanya Mas. Apa yang ada di foto itu cuma salah paham Mas. Aku nggak pernah selingkuhin kamu. Memang ada orang yang sengaja memotret aku diam-diam dan mengirimkannya ke kamu. Dan dia sengaja mau menghancurkan keluarga kita Mas," ucap Mila panjang lebar. Mila harap, Adnan mau mengerti dengan penjelasannya.
Adnan yang sejak tadi masih mengepaki baju-baju Mila ke dalam koper menghentikan aktifitasnya.
Adnan menghela nafas dalam. Dia kemudian menatap tajam ke arah istrinya.
"Mulai sekarang, kamu sudah bukan istriku lagi Mila. Karena saat ini juga aku talak kamu Mila."
deg.
Mila terkejut bukan main saat mendengar ucapan Adnan.
Setetes air mata Mila membasahi pipinya. Mila menangis saat ucapan talak keluar dari mulut Adnan.
"Ya Allah, kamu talak aku Mas," ucap Mila dengan berderaian air mata.
"Ya. Sekarang kamu boleh angkat kaki dari rumah ini Mila."
Mila tidak akan tinggal diam. Dia tidak akan mungkin pergi sendiri tanpa anaknya. Karena Aluna masih membutuhkannya. Jika Mila pergi, Mila akan membawa Aluna pergi juga.
"Jika kamu menyuruh aku pergi dari sini, aku pun akan membawa Aluna pergi juga dari rumah ini."
"Nggak! Aluna nggak boleh pergi ikut bersama mu. Aluna akan tetap di sini bersamaku dan ibuku."
"Nggak Mas. Kamu nggak boleh egois seperti itu Mas. Aluna itu masih kecil. Dia masih butuh ibunya."
"Nggak. Aluna tidak butuh ibu sepertimu. Karena wanita tukang selingkuh seperti kamu itu,tidak pantas menjadi ibu untuk Aluna."
"Astaghfirullahaladzim Mas. Kamu masih nuduh aku selingkuh Mas. Aku bisa jelasin semuanya Mas. Aku nggak pernah selingkuh. Lelaki itu teman lama aku. Dan aku juga baru ketemu sama dia."
"Aku nggak pernah punya hubungan apa-apa sama dia Mas. Aku berani sumpah. Aku baru ketemu sama dia di cafe. Dan dia ngajak aku ngobrol-ngobrol. Nggak ada yang lain Mas."
"Aku nggak butuh penjelasan kamu Mila. Dan foto itu sudah cukup menjadi bukti kalau kamu sudah selingkuhin aku!"
"Sekarang aku minta, kamu pergi dari rumahku. Kamu bawa semua barang-barang kamu, tapi kamu tidak boleh bawa Aluna pergi dari rumah ini"
"Nggak bisa gitu dong Mas. Aluna itu anak aku. Aku harus ajak dia pergi juga."
"Heh, kamu mau beri makan apa anak kamu, kalau kamu ajak dia pergi bersama mu. Aku yakin, setelah ini hidup kamu pasti akan lontang-lantung nggak jelas. Karena kamu sudah terbiasa mengandalkan hartaku. Sekarang kamu akan menjadi gembel Mila!"
Mila menghela nafas dalam. Mila sudah jengkel pada suaminya, dan ditambah lagi dia jengkel dengan hinaan suaminya.
"Mas, jangan sombong kamu ya Mas. Di atas langit masih ada langit. Aku tidak pernah selingkuh dengan lelaki mana pun. Tapi kamu malah nuduh aku selingkuh. Aku yakin Mas, kamu akan menyesal, setelah aku pergi dari kehidupan kamu."
"Aku nggak perduli...!" sentak Adnan.
Adnan menyeret koper itu keluar dari kamarnya. Setelah itu Adnan membawa koper itu sampai ke luar rumah.
Mila hanya bisa menangis menyaksikan bagaimana Adnan telah memperlakukannya dengan buruk. Bahkan Adnan pun , tidak mau mendengar penjelasan dari Mila.
"Pergi kamu dari sini Mila...!" ucap Adnan sembari mendorong tubuh Mila sampai Mila tersungkur ke lantai.
Hiks...hiks...hiks...
Mila hanya bisa menangis.
"Jahat kamu Mas. Kamu udah jahat sama aku mas. Ingat Mas, penyesalan selalu datang terlambat. Aku yakin, kamu pasti akan menyesal telah mentalak aku dan mengusir aku dari rumah."
"Aku tidak perduli! pergi kamu dari rumahku!"
Adnan masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu dia menutup pintunya rapat-rapat. Sementara Mila hanya bisa menangis meratapi kesedihannya.
"Ya Allah. Tega sekali kamu Mas. Kamu mengusir aku, tanpa memberikan aku uang sepeser pun untuk ongkos aku pulang kampung. Aku harus bagaimana, dan aku mau ke mana, jika aku tidak pegang uang sama sekali," ucap Mila.
Mila kemudian melangkah pergi meninggalkan rumah Adnan.
Sebelum pergi, Mila menoleh ke belakang. Dia menatap rumah suaminya yang sudah sepuluh tahun dia tinggali bersama anak dan suaminya.
Mila wanita dari kampung, yang di boyong oleh Adnan suaminya untuk tinggal di Jakarta. Dan sekarang dia di talak dan di usir begitu saja oleh Adnan sang suami.
Mila tidak tahu, apakah dia bisa bertahan dan sanggup untuk menjalani hidup tanpa anak dan suaminya. Saat ini saja Mila tidak mempunyai uang sepeser pun untuk ongkos pergi. Apalagi untuk ongkos pulang kampung.
Hiks...hiks...hiks...
"Anak ku, maafin Mama Nak. Mama harus pergi meninggalkan kamu," ucap Mila sebelum pergi meninggalkan rumah itu.
Mila kemudian melanjutkan langkahnya dan pergi meninggalkan rumah itu.
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^