Menantimu di Bawah Tirai Hujan
Waktu telah menunjukkan pukul 06.00 aku segera bersiap siap untuk berangkat sekolah. “Aisyah kamu nggak sarapan dulu?” tanya ibu padaku. “Nggak bu, aisyah udah buru buru”. Jawabku sembari mengecek tas
0
0
Last Letter
Aku berdiri di depan rumahku. Menunggu sahabatku datang. Sepertinya pagi ini dia terlambat. Yah dia yang setiap harinya berangkat ke sekolah bersamaku. Pria yang selalu di dekatku. Aku menyukainya? Be
0
0
Dermaga Tania
Tak kuasa Tania menggenggam tangan suaminya yang kekar itu. Air matanya jatuh menggelinang membasahi tangan mungil lembutnya itu. Pintu depan sudah terbuka lebar. Angin laut berhembus kencang menerpa
0
0
Ikhlas Mencintaimu
“Di sini saja ya Mbak, lihatlah langit itu Mbak,” jemariku menunjuk ke barat, “Boleh, senjanya cukup indah ya Dik,” wanita berbaju putih itu memberhentikan sorongannya, “Benar Mbak, baru pertama kali
0
0
Bertahan Sendiri
Tak ada lagi kerlip di matamu. Tak ada lagi senyum penuh kehangatan di bibirmu. Dan tak ada lagi… Genggaman erat pemberi semangat darimu. Haruskah sekarang? Tak bisakah nanti? Saat rasa ini sudah mamp
0
0
Tinggal Kenangan
Seorang gadis berlari dengan berurai air mata. Hatinya terasa sakit setelah berkali-kali dikhianati kekasihnya, “Selly, tunggu. Dengerin penjelasan aku dulu…” Ucap seorang lelaki bertubuh tinggi denga
0
0
Takdir Bukan Untuk Kita
“Siapa itu kak, kenapa gak disuruh masuk?” Ibu melihat aku sedang bercakap di depan pintu rumah, dengan dia yang pernah singgah di kehidupanku. “Temenku bu, cuma sebentar kok.” Aku berbohong, padahal
0
0
Menyeka Tabir Senja
Senja mencuat di balik gumpalan merah di atas langit sebagai atap terkokoh dari Sang Penabur Senja. Mentari kembali ke kaki langit mengakhiri hariku yang akan berganti dengan derap keheningan malam na
0
0
Terkenang
“Tidak terasa hampir 4 tahun lamanya kita menjalin asmara, saling melengkapi, saling mengerti, saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling mencintai …” (21.09) Hari ini tepat ditanggal terakhir pa
0
0
Mungkin Diantara Orang-orang di Dunia Ini, Dialah yang Pantas Menerimanya
Ruangan itu gelap, di sekelilingnya terdapat tembok putih dan dua jendela yang membiarkan cahaya bulan masuk dengan sendirinya. Terdapat pula seorang gadis yang terduduk di atas kasur sambil menatap s
0
0
Bunga Untuk Yang Terakhir
“Dear, Diary… Alira Faza Anindya. Itu namaku. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakakku yang pertama bernama Ahzan Fauzi. Kakakku yang kedua bernama Alby Fazrial.”. Lembaran kenangan tulisanku wak
0
0
Kebodohan
Sakit memang. Dan ini karena kebodohanku sendiri. Andaikan aku tak hancurkan kepercayaanmu, maka ini semua tak akan terjadi. Percuma saja. Aku tutupi semua ini dengan tawa dan senyum palsuku. Bodoh. A
0
0
Hadiah Terakhir Darimu
Moment di saat kita memasuki usia baru adalah moment yang ditunggu-tunggu bagi kebanyakan orang, tak terkeuali Vhey. Tepat tanggal 15-15-2015 usia Vhey genap 19 tahun. Vhey sangat bersyukur karena di
0
0
Senja di Tapak Paderi
Awan kelabu tampak berarak menuju barat. Sang mentari pun sudah mulai bergerak tenggelam di ujung ufuk timur. Senja berbalut mega merona itu masih membuat Mahgdalena masih sadarkan diri, untuk menatap
0
0
Apa itu Cinta?
Cinta itu adalah karunia terindah yang diberikan tuhan pada setiap makhuknya, cinta itu tidak bisa digambarkan lewat lisan, cinta itu tidak bisa dungkapkan lewat kata-kata, tapi cinta hanya bisa dibuk
0
0
Tak Mengizinkan
Namaku Shila, saat ini aku masih pelajar SMA kelas satu. Aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan. Aku adalah anak satu satunya dari orangtuaku. Oleh karena itu, orangtuaku sangat men
0
0
Maafkan Aku Anggi
“Aku suka sama kamu” kata Anggi. “Apa? Kamu suka sama aku? Pikir deh! Kamu itu gendut! Mana mau aku sama kamu!” bentak adi. Dia sebenarnya gadis yang baik, cantik dan imut, tetapi semua orang jarang y
0
0
Dentingan Piano Adelia
Pagi yang begitu dingin. Awal tahun baru yang disambut dengan hujan dan awan kumulus nimbus pekat yang memeluk langit dengan kuat. Hembusan angin semilir menambah suhu kian meminus dan menusuk tulang.
0
0
Senja di Ufuk Barat
Dinda duduk termenung di salah satu bangku alun-alun kota. Melihat sorak sorai kehidupan di dalamnya. Anak-anak kecil berlari saling mengejar. Muda-mudi bersitatap penuh kasmaran. Sedangkan para lansi
0
0
Revenge
Hanya satu hal yang aku inginkan. Betapa aku menginginkannya. Aku berharap semua ini berlalu. Layaknya jarum jam yang terus berputar. Satu menit, dua menit. Satu jam, dua jam. Layaknya hari yang terus
0
0