Seorang gadis berlari dengan berurai air mata. Hatinya terasa sakit setelah berkali-kali dikhianati kekasihnya,
“Selly, tunggu. Dengerin penjelasan aku dulu…” Ucap seorang lelaki bertubuh tinggi dengan nafas terengah. Selly berhenti sejenak dan menoleh, “Apa lagi, aku udah bosen denger janji-janji kamu,” “Semuanya PALSU.” Lanjut Selly dengan menekan kata palsu. Dan berlalu meninggalkan seorang lelaki bertubuh tinggi itu.
“Selly, tunggu…” Lelaki itu berlari mengejar Selly dengan seluruh kekuatanya. Mereka berdua tidak sadar, mereka berada di tengah sebuah jalan raya. Selly terus berlari tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Sampai akhirnya. Brakkk… Sebuah truck bermuatan besi melindas sebagian tubuh korban tabrakan itu. “To…lo..ng..” Ucap orang itu lemah.
Selly berlari ke arah kerumunan orang-orang di sekitar jalan raya. “A…a…andre,” Selly berkata dengan kesusahan. “Selly, ma…afin aku,” Andre berucap dengan nafas tersengal. “I LOVE YOU.” Andre melanjutkan. Saat itu juga Andre si lelaki bertubuh tinggi, menghembuskan nafas terakhirnya. Selly, diam mematung. Setetes air mata keluar dari sudut matanya. Setelah sekian lama ia merasakan sakit ia tidak pernah merasa sesakit ini. Andre sudah tiada. Sekarang tidak akan ada lagi yang menyakiti Selly.
Hari telah berganti menjadi minggu, minggu telah berganti bulan. Tidak terasa sudah 2 bulan Andre telah meninggalkan Selly. Seorang wanita seumuran dengan Selly, menghampiri Selly dan membawa sebuah bungkusan. “Hai, Sell. Apa kabar?,” Ucap wanita tadi. “Emm, nama gue Lilly. Gue mau ngasih barang titipan abang gue, nih.” ucap wanita tadi dan ternyata bernama Lilly. Sambil menyerahkan sebuah bungkusan ke arah Selly. “Bukan nya, lo yang jadi selingkuhan Andre. Dan tunggu siapa abang lo?” Selly berucap dengan kasar. “Gue bukan selingkuhanya bang Andre. Tapi, gue adeknya. Dan terima ini.” Ucap Lilly sambil menyerahkan sebuah bungkusan kearah Selly.
Selly, membuka dan menemukan sebuah sebuah Card Memori. Selly segera memasang Card Memori itu pada ponselnya dan betapa terkejutnya. Andre memberi foto-foto kenangan mereka. Dari awal pacaran hingga mereka berantem.
“Itu, kejutan dari abang gue. Dan, pesen dia ke elo, lo harus jaga Card memori itu.” Ucap Lilly. Dan Lilly berlalu pergi.
Selly terpaku dan ia kembali menangis dan menyesali perbuatanya.
The End
Cerpen Karangan: Dinda Trika Facebook: Dinda Trika Seorang pelajar SMP tingkat akhir. Dan masih belajar menulis cerpen. Terimakasih