Miss Simple
Murah senyum, rajin, disiplin, manis, tegas, cuek, serius, polos, usil, iseng dan tomboy itulah dirinya. Terpanggil pertama kali untuk melihat cerah dan buramnya dunia pada tanggal 10 Oktober 1998, te
0
0
Mentari Nina Untuk Siska
Pagi ini aku berangkat dengan tergesa-gesa. Aku bangun kesiangan lagi. Dengan cepat, aku menghabiskan rotiku sarapan pagi ini. Aku memanggil ayahku untuk segera mengantarkanku ke sekolah. Sesampai di
0
0
Payung Merah (Part 1)
Kamis sore disambut dengan rintik hujan yang cukup deras. Awan gelap bergulung-gulung dengan petir yang sekali-kali menyambar lemah. Jutaan rintik-rintik air mengguyur daerah kecamatan, termasuk tempa
0
0
Payung Merah (Part 2)
Adzan subuh dari masjid dekat rumah membangunkanku. Sambil merenggangkan badan dan menguap selebar-lebarnya aku duduk di pinggir ranjang guna mengumpulkan nyawaku. Setelah merasa sedikit segar, aku am
0
0
Tunanetra? Aku Bisa!
Awalnya aku ragu dalam menghadapi hidup ini, banyak anak manusia yang memandang pertemanan hanya melalui fisik saja tanpa melihat dasar isi hati yang paling dalam. Aku ragu dalam memilah milih teman,
0
0
Fakir
Matahari sudah tinggi dan sinarnya cukup menyengat. Bagi orang yang tak terbiasa pastilah sudah meringis dan mencari perteduhan. Tapi aku sudah terbiasa. Mungkin kulit gelapku sudah beradaptasi karena
0
0
Metamorfosa Malaikat Tanpa Sayap
Langit biru dan awan putih ketika pagi adalah alasan kuat mengapa aku masih bertahan hidup di bumi, aku berjalan di atas terjalnya dunia, dan berbicara di antara ribuan orang tuli, termasuk Ibu Bapakk
0
0
Aku Ibu dan Piano
Januari 1996 Alunan suara piano menyejukkan hati pendengarnya. Para juri menutup kedua matanya. Senyuman tersungging di bibir mereka. Gerakan jemari sang pianis bergerak dengan serasi dan lembut. Chop
0
0
Semua Karena Kau
Aku duduk di bangku taman sekolah, dengan memandang matahari yang begitu terik aku mengusapkan keringat yang bercucuran di kening ini. Begitu lelahnya aku sampai aku tak menghiraukan beberapa siswa ya
0
0
One Day To Remember
Pintu ruang musik itu setengah terbuka, dari dalam terdengar sayup-sayup suara biola bernada indah dimainkan, namun beberapa kali berhenti sesaat dan kemudian dimainkan kembali. Kali ketiganya permain
0
0
Allah SWT Memang Maha Adil
Dari selembar kertas kutulis pengalamanku yang membuatku menangis. Menangis deras untuk sebuah benda yang hilang. Betapa pentingnya benda itu untukku dan keluargaku. Benda itu hanyalah sebuah hp dan s
0
0
Bangkit
Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap. Pandanganku pada langit tua. Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian malam. Cahaya bulan malam ini begitu indahnya. Hari ini benar
0
0
When The Caterpillar Fly
“Hidup. Sesuatu yang harus kujalani karena paksaan waktu yang terus mendorongku maju.” – Reina Raja langit perlahan-lahan mulai keluar dari persembunyiannya. Menciptakan gradasi warna sisa langit mala
0
0
Kami Tak Berwajah
Pukul sepuluh pagi, kereta tiba di stasiun. Terlambat lima belas menit karena perbaikan jalur, sebuah hal yang sangat tidak biasa terjadi. Rumor mengatakan bahwa ada sekelompok teroris yang merusak ma
0
0
Diantara Mahasiswa dan Dosen
Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Chintya Aryanto menuju ke ruang kelas perkuliahan dengan langkah gontai. Ketika sampai dalam kelas, Ibu Darmayanti, dosen matakuliah Pengantar Ekonomi Makro menyambut
0
0
2,5 Persen Saja
“Intinya setiap harta yang kita miliki, wajib kita zakati. Sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW”. Terang Pak Aji di tengah penjelasannya, saat menyampaikan materi hadits bab za
0
0
Markonah dan Uang Lima Ribuan
Markonah menemukan uang lima ribuan. Pas waktu itu di kantongnya hanya tinggal uang lima ribu. Jadi sekarang uang Markonah ada sepuluh ribu. Markonah bingung. Ini uang siapa? Haruskah aku bertanya? Pi
0
0
Star
“Lagi-lagi band dia Ryu…” bisik Anggi jelas ditelingaku. Komentar Anggi langsung mempertajam pandanganku kepada band di atas podium kehormatan juara pertama festival band yang aku ikuti. Entah pandang
0
0
Semut Yang Pindah Rumah
“Maju.. maju.. dia mendekat, cepatlah.. kita harus selamat sampai di sana..” Begitulah suara riuh-riuh kecil yang kudengar sejak dari tadi aku bangun tidur. Meraka keluar dari kediaman pertama mereka,
0
0
Ujung Jalan Sunyi
Dedaunan melambai-lambai gemulai di atas ranting-ranting pohon yang demikian kecil. Seirama dengan desiran angin lirih di tengah kesunyian malam. Kutulis kalimat dengan hati-hati, mencoba untuk merang
0
0