Ujung Jalan Sunyi
Dedaunan melambai-lambai gemulai di atas ranting-ranting pohon yang demikian kecil. Seirama dengan desiran angin lirih di tengah kesunyian malam. Kutulis kalimat dengan hati-hati, mencoba untuk merang
0
0
Sehari Sebagai Patriot
Aku aku berada dalam ruangan luas dengan dinding serba putih. Keanggunannya sebagai sebuah bangunan kokoh masih tampak walaupun catnya kusam dan sudah mengelupas. Langit-langitnya yang tinggi seputih
0
0
Matahariku
Mungkin aku akan berhenti mengejar matahari yang selalu aku ikuti bayang-bayangnya. Berhenti sebelum aku lelah dan letih mengejarnya, sebelum aku bertemu rasa passionless. Setelah membaca buku Morning
0
0
Mereka Bilang Aku Gila (Part 1)
Huh. Lagi-lagi masalah ini yang di bahas. Tahu tidak apa yang membuatku semakin kesal? Vater menyuruhku untuk membaca buku semacam Self Help yang dipopulerkan oleh M. Scott Peck. Well, lelaki yang lah
0
0
Bingkisan Cinta Untuk Kakak
“Bukankah sudah aku katakan aku dan ibu baik-baik saja di sini. Kau tak percaya padaku? Kau ini saudaraku atau bukan?” ujar seorang lelaki dari kejauhan. Ia terdiam sejenak. Ia tahu benar lelaki yang
0
0
Pertanyaan Bocah Cilik 5 Tahun
Walaupun usia saya baru 5 tahun, saya sudah paham keadaan keluarga saya berbeda dengan keluarga yang lain. Saya hanyalah anak desa yang terlahir sebagai anak orang tidak punya. Memang dasar bocah cili
0
0
You’re My Everything
Segerombolan orang panik dan berjalan ke arah UGD. Aku menduga kalau sedang terjadi sesuatu di sana. “Kecelakaan,” pikirku getir. Iba. Tak jauh dari tempatku duduk pasangan muda yang saling bertukar s
0
0
Democracy, Expatriate, and Self-Nationalism
Kulirik jam tangan yang tertera di atas nightstand-ku. 7.00. Duh, calon pemimpin bangsa kok menolak bangun pagi? Ah, tiba-tiba teringat saja, kan, sama sindiran Kakakku. Seperti tidak terima saja kala
0
0
Bukan Hanya Sekedar Teman Biasa
Di tengah-tengah keheningan malam itu, terdapat tiga orang pria yang lagi asyik berbincang-bincang mereka adalah Jontik Asa dan Losi. Kita sudah tamat di bangku SMP. “Bagaimana untuk melanjutkan ke je
0
0
Menembus Langit
Adi Nugroho merupakan salah satu harta emas paling berharga milik indonesia. Adi yang masih berumur 16 tahun, berhasil menembus skuad tim nasional senior. Dengan umur yang masih sangat belia, Adi menj
0
0
Arta Bayangan Nyataku
Namaku Nasha. Sekarang aku kuliah di salah satu universitas negeri di Indonesia. Hari demi hariku begitu rumit, setiap hari aku harus membuka satu persatu buku-buku tebal ini, bertatapan dengan monito
0
0
Mengejar Mimpi
Namaku Parlindungan Purba. Aku dipanggil Parlin. Aku lahir di Samosir. Sejak kecil aku ingin menjadi karateka terbaik dan ingin membawa nama Indonesia ke ajang INTERNASIONAL. Sejak umur 6 tahun aku mu
0
0
Secercah Harapan Di Helaian Kain Pelangi
Ini adalah kisah seorang gadis tegar yang terlahir dalam keluarga sederhana, namun tidak kekurangan kasih sayang. Gadis tersebut bernama Rita. Ayahnya hanya seorang petani, sedangkan Ibunya berdagang
0
0
Guruku Inspirasiku
Kembali ku tajamkan pendengaran di telingaku. Mendengarkan materi apa yang bisa tertangkap dengan jelas oleh kedua telingaku. Aku saat ini berada di ruangan yang tersusun rapi beberapa baris meja dan
0
0
Paruh Baya Yang Berjasa
Sinar mentari pagi mulai terpancar dari balik awan putih yang terus bergerak menjauhi sang surya mengikuti alunan angin. Juga terdengar seruan dan kicauan burung-burung yang terbang menyusuri langit b
0
0
Cita Cita Ayahku
Rumah ini memang sudah agak tua, umurnya hampir dua kali lipat umurku. Gerbangnya hijau, tersusun dari besi yang agak renggang dan berkarat, dengan pagar bercat oranye menyala. Ranting dan dedaunan po
0
0
Impian Seorang Gadis Miskin
“Hari ini kita akan membahas tentang impian.” Ucap bu Tya, guru Bahasa Indonesiaku. “Tuliskan apa impian kalian serta beberapa alasan kenapa kalian ingin menjadi seperti itu pada satu lembar kertas. M
0
0
Winnera
Namaku Winnera Saraswati aku dilahirkan dengan keadaan hanya memiliki satu tangan. Ibuku memberi namaku Winerra karena Ibu berharap suatu saat aku akan jadi pemenang. “Winnera.” diambil dari kata Winn
0
0
Emak (Part 2)
“Rehan, jenazah Emak sudah siap dibawa ke masjid untuk disalati,” Suara Ustad Rahman menyadarkan aku dari lamunan. “Iya ustad. Mari kita bawa ke masjid” Jawabku. Matahari sudah condong ke arah barat.
0
0
Emak (Part 1)
Gemuruh suara guntur terdengar lirih di kejauhan menyelimuti ruang gelap kami. Hempasan angin bercampur tempias air hujan membasahi jendela kecil rumah petak persegi ini. Jam sudah menunjukkan pukul 6
0
0