Murah senyum, rajin, disiplin, manis, tegas, cuek, serius, polos, usil, iseng dan tomboy itulah dirinya. Terpanggil pertama kali untuk melihat cerah dan buramnya dunia pada tanggal 10 Oktober 1998, tepatnya pada pukul 10.00 WITA. Senyuman yang terurai dari wajahnya di saat pertama kali ia hadir ke dunia, sunguh memikat hati semua orang yang melihatnya. Mengapa tidak, senyumnya sungguhlah manis semanis gula Jawa, yang walau dalam beberapa detik kemudian dia sudah mendendangkan sebuah tangisan bahagia bercampur malu karena dipandangi oleh orang banyak yang berdecak kagum.
Terlahir sebagai anak bungsu dalam sebuah keluarga sederhana yang hanya berprofesi sebagai petani sungguh membuatnya belajar bagaimana arti hidup dengan apa adanya bukan karena ada apanya. Kesederhanan keluarganya menghantarnya pula untuk memiliki sifat yang demikian polos, sederhana dan menjadi seorang gadis remaja yang periang. Kata orang-orang di sekitarnya maupun dalam komunitasnya, “Nggak ada dia, nggak rame loh.. Seperti ada sesuatu yang hilang”. Ya, pada kenyataannya dia juga adalah seorang gadis yang sangat cerewet, sehingga membuat suasana jadi makin hidup dengan kehadiran dirinya. Berpenampilan apa adanya, karena didukung oleh sifatnya yang tomboy, dia tidak tertarik untuk mengoleksi aksesoris dan pernak-pernik kaum hawa alias kaum cewek. Pakaian, sepatu, tas, sendal dan buku-buku tulis pun semuanya bernuansa cowok. Apalagi gaya bicaranya unik banget, sehingga banyak teman yang menyukai dirinya. Dalam kesehariannya pun, ia lebih banyak akrab dengan cowok, mau jalan kemana pun barengannya dengan cowok. Bagainya, ia lebih senang dan memiliki kedekatan tersendiri dengan kaum cowok, karena ia hanya memiliki 2 saudara yang semuanya sudah pada nikah.
Di sekolah, ia terkenal sebagai seorang siswi yang sangat jenius. Sejak ia di kelas 1 SD sampai dengan saat ini ia duduk di bangku SMK, ia masih memegang kendali sebagai ahli waris juara 1 umum di sekolahnya. Sungguh sebuah prestasi yang luar biasa. Yah, keterbatasan ekonomi seseorang tidak menjadi tolak ukur kepintaran otak seseorang. Lihat saja, teman-teman sekolahnya yang berasal dari kalangan atas tidak mampu menandingi kepintarannya. Itu semua karena kerja kerasnya dalam belajar, mengikuti banyak kegiatan positif dan tentunya mengandalkan Tuhan. Tak jarang, bila banyak kaum cowok yang mendekatinya dan berharap untuk jadi pacarnya. Satu sisi keanehannya adalah bahwa ia suka bersahabat dengan cowok, tapi tidak suka dipacarin cowok. Banyak pula cowok yang memaksanya, namun sifat tomboynya akan muncul, dimana bila ia dipaksa, maka ia akan balas dengan kekerasan fisik. Jangan heran, walau postur tubuhnya kecil, tapi ia hobi bermain bola kaki, camping, hiking, panjat tebing, nonton video yang berbau seni bela diri, membaca dan tentu saja menulis. Oleh karena itu, ia mau fokus dulu pada studinya, belum mau menyibukkan diri dengan CM alias Cinta Monyet, seperti kebanyakan dialami oleh remaja seusianya. Walau tomboy, namun ia tidak melakukan hal-hal yang berbau negatif seperti merok*k ataupun ngemiras. Ia paling benci bila melihat sahabat cowoknya merok*k. Jadi the ganknya tidak ada yang berani rok*k. Lalu, pastilah Anda bertanya-tanya, siapakah dia? Dia adalah Sang Putri Sumba. Bumi Sandelwood, Nusa Cendana. Yhana. itulah namanya. Atau lebih kerennya, sebut saja dia Miss Simple.
Dia memiliki banyak teman, baik itu di Sumba, maupun di luar Sumba. Itu semua karena keseringannya mengikuti berbagai macam kegiatan, baik di ajang kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun nasional. Kepribadiannya yang membuat ia banyak disukai. Apalagi dia orangnya mudah bergaul. Di Kupang, ia memiliki seorang sahabat, namanya Sella. Mereka bertemu dalam sebuah kontes Lokalatih Pengembangan Potensi Anak NTT. Waktu itu, Yhana hadir sebagai utusan dari kabupatennya dan juga sebagi fasilitator, terkhususnya penyajian materi mengenai Kelompok Peneliti Hak Anak Sumbs Barat, yang sampai saat ini masih dipimpinnya. Di ajang itu, ia membawa materi dengan sangat memukau sehingga suasana diskusinya sangat fresh. Setelah selesai memaparkan materi, waktunya untuk snack. Yhana dan Sella duduk berbincang di restoran hotel sambil, menikmati hidangan snack.
“Yhan, kamu hebat sekali. Pemaparan materimu sungguh luar biasa. Padahal di antara semua peserta, kamulah yang termuda, Tapi gaya bicaramu seolah-olah seperti Bapak Ketua DPR lagi pimpin rapat pleno”, ungkap Sella “Biasa adja lah, kak. Tidak sampai segitunya. Aku kan masih dalam tahap belajar. Pasti masih banyak kekurangannya” “Tapi sekarang kan yang menilai bukan Yhana, tapi orang lain. Bagi saya, Yhana anak yang luar biasa. Kamu cocoknya nanti masuk IPDN atau ambil Jurusan Kehakiman” “Aduh, kak.. Aku sama sekali tidak tertarik untuk melibatkan diri dalam urusan internal birokrasi. Aku mau jadi orang yang biasa-biasa adja. Zaman sekarang, semua-semua pada harus punya uang banyak, tapi aku ini kan hanya anak petani? Aku tak mau kak!” “Loh, kok gitu, dek? Kamu cocok banget kalau jadi Bupati!” “Kakak, aku belum bermimpi sejauh itu. Saat ini aku seolah terpanggil untuk menjadi agen pejuang hak anak. Aku merasa prihatin dengan kondisi anak Indonesia saat ini, terkhusunya di NTT, apalagi di Sumba Barat. Kasus sosial yang melanggar prinsip sudah makin marak. Anak-anak yang menjadi korban tindak penyelewengan orang dewasa, terkhusunya orang-orang terdekat mereka” “Aku salut denganmu dek. Coba lihat saja, berapa banyak orang yang mau peka dan peduli terhadap anak? Sedikit, kan? Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan orang-orang yang peduli terhadap kondisi anak Indonesia saat ini. Dan aku juga berharap, kamu bisa menjadi salah satu dari orang-orang yang mau peduli akan nasib mereka” “Iya, kak. Pelecehan, eksploitasi, traficking, diskriminasi, gizi buruk, kekerasan pada anak sudah seolah merajalela di negeri kita. Satu hal lagi yang sangat miris bahwa banyak orangtua yang masih primitif yang tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi. Padahal, ada 4 hak dasar anak yaitu hak hidup, tumbuh kembang, partisipasi dan perlindungan yang seharusnya dipenuhi oleh orangtua dan negara. Dan di antara semua itu, hak partisipasilah yang terpenting. Tanpa hak partisipasi, maka hak-hak yang lain tidak akan terpenuhi. Contohnya, kita punya keinginan untuk makan, tetapi kalau kita tidak berpartisipasi untuk mengurus makan, kita kan tidak bisa makan.” “Mantap. dek. Hak anak sudah tercantum dala undang-undang HAM, namun, pemerintah mengambil satu kebijakan lagi untuk mengeluarkan UU Perlindungan Anak, No 23 tahun 2002. Itu semua hanya dengan satu alasan agar masyarakat sadar akan kodisi anak-anak saat ini” “Anak adalah manusia. Anak adalah anugerah Tuhan, anak adalah tulang punggung bangsa dan negara. Anak adalah generasi penerus bangsa dan negara, lantas kalau anak-anak tidak diperhatikan, mau gimana mereka jadi generasi penerus? Orangtua mesti menyadari itu, kak. Makanya, aku saat ini sangat giat untuk membuat program kegiatan di kelompok dan forum anak kabupatenku bersama teman-teman, biar anak-anak juga mengerti bagaimana arti dari sebuah kehidupan sebagai anak Indonesia” “Luar biasa adek, kamu adalah seorang anak yang sangat diharapkan. Ingat yah, berjuang kuat untuk anak-anak Indonesia, NTT dan Sumba Barat!” “Makasih kak. Komunitas anak kami bukan sebuah organisasi politik, tapi hanya sebagai suatu aksi gerakan peduli Anak. Jadi, dalam perkembangannya, kami butuh dukungan dari teman-teman, orangtua dan pemerintah tentunya” “Hehehe, tapi jangan karena kamu tomboy, pemerintahnya tidak dengar, kamu malah tonjokin mukanya! Bahaya loh!” “haHAHA… tidaklah kakak. Kalau aku seperti itu, itu namanya anak kurang ajar” “Hehehehe.. justkidd aja ibu dewan perwakilan anak! :)” “Kakak nhee, bisaa adja.. :p” “AYo dek. Kegiatan kita akan dilanjutkan. Waktu snack udah selesai!” “Ok kak.”
Mereka pun bergegas ke dalam aula untuk mengikuti kegiatan selanjutnya dengan menyimpan makna berharga dari diskusi tadi.
THE END
Cerpen Karangan: Maria Goreti Mofferz Facebook: Yhana Putry Parimbaha
Nama: Maria Goreti Ana Kaka Kelas: XI/Usaha Perjalanan Wisata,SMK N 1 Waikabubak Asal: Waikabubak,Sumba Barat,NTT Fb: Yhana Putry Parimbaha Twitt: @yhanamofferz61 or @yhanasimple Email: yhanamofferz61@gmail.com 🙂 YANG MAU KENAL LEBIH LANJUT, HUBUNGI SAJA kontak-kontak ku yang di atas HEHEHEH 😀 daaaaaaggg…