Maaf
Flashback on “Aku mau kita cerai mas!” “Sarah dengarkan penjelasanku dulu.” Sayup-sayup aku mendengar suara orang yang sedang bertengkar. Aku segera bergegas turun dari kamar menuju asal suara. “Kamu
0
0
Luka Tak Berdarah
Hari ini aku akan mengunjungi oma di Banten. Aku pergi menggunakan travel yang bertujuan ke sana. Tak banyak yang kubawa hanya beberapa bungkus makanan ringan dan beberapa botol minuman segar favoritk
0
0
Segelas Harapan
Sejak kecil aku sudah terbiasa dengan mengantarkan segelas minuman ke orang lain di cafe orangtuaku. Dari yang aku alami kebanyakan pelangan memesan menu kopi spesial resep mama dan papa, memang tidak
0
0
Secangkir Kopi Yang Membawamu Kembali
“Aku menyeruput perlahan kopi dari cangkirku. Sesaat menyebar ke seluruh permukaan lidah. Rasa pahitnya justru membangkitkan gairah, nikmat. Seperti pagi ini, hadirmu dalam segelas kopi membuat hatiku
0
0
Aku Ingin Jadi Kupu Kupu
Seorang gadis kecil sedang duduk di bangku taman bersama ibunya, wajahnya terlihat murung dan sedih. Tiba-tiba seekor kupu-kupu berwarna hitam dengan bintik putih bercampur biru, hinggap diatas bunga
0
0
Temanku Jadi Saudaraku
“Braakk!!!”, Rani menutup pintu kamar dengan keras. Rara yang sedang rebahan jadi bangun karena kaget. “Kenapa Ran?”, tanya Rara sama Rani. Sembari masih cemberut sambil menghempaskan tubuhnya di kurs
0
0
Kilas Balik Kisah Adinda
Detik jam terus berjalan, waktu kan terus berputar, dan ku tau bahwa dewasa tak semenyenangkan apa yang dibayangkan, tanpa disadari bahagia dan kesedihan kan slalu berdampingan, begitu juga tentang se
0
0
Perempuan Tanpa Nama
Pernahkah kamu merasa bahwa segenap semesta tidak kunjung berpihak pada diri? Semesta dengan segala kisah yang ditawarkannya, penuh dengan kejutan, baik yang buruk maupun yang menyenangkan. Namun, bag
0
0
Anakku Hebat
Aku dan suami hanya seorang karyawan biasa yang ekonomi masih amburadul, untuk makan berdua saja kembang kempis, tapi hati dan keinginan untuk mempunyai seorang anak adalah hal yang wajar sebagai suam
0
0
Sinar Si Kotak Musik
Entah kapan terakhir kali di sini hujan menyapa, rasanya sudah lama sekali dan aku kangen dengan kehadirannya, kangen dengan kenangan yang dibawanya, kangen dengan suasana yang dibawanya, dan kangen d
0
0
Rasa Ini
Belum genap satu bulan sejak kepergian Mas Kemi, rumah ini sudah terasa begitu sepi. Tak ada lagi lawakan garing, atau sekadar tawanya yang terdengar agak nyaring. Senyap, tak ada riuh walau hanya sek
0
0
Bubur Ayam
“Mang buryam dua bang” Kata seorang bersama suaminya yang baru saja tiba di tempat itu. Tidak lama kemudian orang yang memiliki tempat itu segera mempersiapkan pesanan mereka berdua dan juga pesanan y
0
0
Hampa
Dulu, aku sangat ingin merasakan bagaimana rasanya hidup sendirian. Punya rumah sendiri, bekerja dengan nyaman, melakukan semuanya tanpa mengandalkan orang lain. Lalu aku juga gak perlu mendengarkan o
0
0
Selesai
Di kota ini adalah awal langkah terberat di hidupku, menopang beban dari kerasnya kota metropolitan dan ketidakadilan sang pencipta dimana aku berusaha sekuat tenaga menjadi seorang kakak sekaligus or
0
0
Telepon dari Toko Roti
Apa kau mengingat suatu memori masa kecil? Pasti semua orang mengingatnya atau beberapa mungkin tidak. Begitupun aku. Aku hanya punya satu momen masa kecil yang selalu teringat di otakku. Tapi perlaha
0
0
Maafkan Malaikat Kecilmu
Adakah penyesalan tanpa didahului kekhilafan? Tak bisakah sebuah maaf selalu tiba di saat yang tepat? Frizka berdiri di balkon rumah kontrakannya, menatap kemilau bintang bertabur di atas langit. Embu
0
0
Anindira Dirgantara (Part 2)
Anindira Angelina Entah kenapa sejak pagi perasaanku tidak enak. Seperti ada sesuatu yang mengganjal. Aku berusaha mengingat-ingat, namun tak kutemukan akar penyebabnya. Pekerjaanku tak tertata dengan
0
0
Marsya
Marsya. Orang-orang memanggilnya caca dan umurnya 15 tahun, dia tinggal di jakarta bersama kedua orangtuanya. Ibunya bernama mirna dan ayahnya bernama risal. Dia juga mempunyai kakak, namanya kak rasy
0
0
Berdamai
Aku terbangun tengah malam lagi. Seperti biasa, dalam sebulan ini. Aku melirik ke arah jam dinding yang ada di kamarku. Sudah kuduga, hari sudah menunjukkan pukul 00.00, tepat tengah malam. “Yaudah, k
0
0
My Big Pie (Your Mom)
Sebelumnya aku berharap aku takkan melanjutkan cerita dengan judul seperti ini lagi. Aku pikir, kisah kita benar-benar sudah berakhir. Aku tidak lagi sering memikirkanmu, aku juga menulis beberapa cer
0
0