Seorang gadis kecil sedang duduk di bangku taman bersama ibunya, wajahnya terlihat murung dan sedih.
Tiba-tiba seekor kupu-kupu berwarna hitam dengan bintik putih bercampur biru, hinggap diatas bunga sambil terus menghisap madu dari benang-benang sari didalamnya. Sayapnya sesekali terbuka dan tertutup, membuat anak itu merasa takjub.
“Ibu lihat itu, kupu-kupu itu begitu indah bukan” ucapnya dengan wajah begitu riang, seakan beban yang dirasakannya menghilang terbawa desir angin sore di taman. “Iya indah sekali” ucap sang ibu berusaha terpukau agar Aluna tidak kembali bersedih karena teringat dengan ayahnya yang ingkar janji untuk pulang hari ini. “Aku juga ingin menjadi kupu-kupu supaya bisa terbang, dan menjemput ayah disana” ucap Aluna sambil merentangkan tangannya sesekali bengepakkan agar mirip seperti sayap yang terbang.
Sambil mengusap surai anaknya, ibu Aluna berkata dengan lembut. “Sayang jika kamu ingin menjadi kupu-kupu kamu harus menjadi ulat dulu” ucapnya sambil menunjuk tanaman di sebelah bunga yang terlihat diserang hama ulat, berwarna hitam yang sudah terlihat dewasa sebesar telunjuk. Dan beberapa darinya sudah siap untuk berubah menjadi kepompong.
Aluna yang melihat itu bergidik geli, dengan raut wajah jijik. “Itu sangat menjijikkan ibu, aku tidak mau jadi ulat!”
“Aluna, ulat itu tidak terlihat menjijikkan jika kita tidak menganggap hewan itu menjijikkan. Tapi sebaliknya, dia terlihat cantik dengan warnanya. Dan terlihat lucu dengan badan gemuknya” “Begitu yah bu?” “Iyah sayang, lihat dia begitu cantik kan!. Makanya kupu-kupu itu punya sayap yang indah ketika sudah bermetamorfosis”
“Metamorfosis itu apa?” “Metamorfosis adalah peralihan bentuk, ukuran, dan bagian-bagian tubuh hewan dari satu fase ke fase selanjutnya. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah kupu-kupu, katak, kecoa, dan nyamuk.”
“Tapi bagaimana bisa ulat berubah menjadi kupu-kupu, yang bersayap?” tanya Aluna sambil kembali melihat kupu-kupu yang masih betah menghisap madu di mahkota bunga. “Saat hewan mengalami metamorfosis, terjadi perubahan penampilan fisik dan struktur setelah kelahiran atau penetasan. Ini berarti bentuk tubuh hewan pada saat dewasa sangat berbeda dari bentuk tubuhnya saat lahir.”
“Apa Aluna juga bisa bermetamorfosis seperti kupu-kupu bu?” “Tentu saja bisa sayang, kelak Aluna akan tumbuh menjadi gadis yang cantik, secantik kupu-kupu ketika dewasa. Punya sifat dan suri tauladan yang baik, seperti sabar, kuat dan rasa ikhlas terhadap kehidupan seperti ulat”
Aluna yang mendengar penjelasan ibunya sedikit mengerti, jika ingin menjadi kupu-kupu. Ulat harus sabar menunggu hingga dewasa, begitu kuat berpuasa dalam kepompong untuk waktu yang lama, dan begitu ikhlas ketika dicemooh orang saat fisiknya belum sempurna.
“Tapi tetap saja Aluna tidak mau jadi ulat, Aluna ingin jadi manusia saja” ucapnya melemah bercampur sedih karena keinginannya untuk terbang bebas seperti kupu-kupu tidak terkabul.
“Aluna rindu ayah ibu!, bisakah kita jemput ayah tanpa sayap” lanjutnya sambil menerawang jauh langit mendung diatas sana. “Bisa! jika kita naik pesawat” ucap ibunya sambil ikut melihat langit disana. “Tapi kenapa ayah belum sampai, padahal ayah terbang dengan pesawat. Apa kecepatan pesawat tidak secepat kupu-kupu terbang bu” ucap Aluna sambil melihat kearah ibunya.
Tiba-tiba angin bertiup kencang, meniup helaian rambut mereka. Daun-daun mulai berguguran, seakan akan angin sedang berbisik menyampaikan sebuah kabar.
Tidak lama bunyi gawai berdering, memutuskan pandangan mereka satu sama lain. “Hallo …,” sambil menangis ibu Aluna mendekap Aluna erat, dengan dibarengi tangis yang mengalun begitu menyayat hati. Entah kenapa Aluna juga ikut merasa sedih, tapi dia tidak dapat menangis.
“Ibu, ibu kenapa?, kenapa menangis?” ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Kita jemput ayah, di bandara” sambil menghapus air matanya, lalu ibu Aluna berdiri. “Apa ayah sudah pulang!” ucap Aluna begitu girang, dia begitu merindukan ayahnya. Untuk menagih waktu dan hadiah yang sudah lama di janjikan. Tanpa menjawab dan hanya tersenyum, ibunya menggenggam tangan mungil milik Aluna, lalu pergi dari sana.
Beberapa menit kemudian mereka telah tiba di bandara, begitu banyak orang yang datang, bahkan hampir penuh.
“Kenapa semua orang menangis, diamana ayah” ucap Aluna pada ibunya. “Ayah telah pergi untuk selamanya Aluna. Pesawat ayah jatuh, Aluna harus jadi anak kuat yah” sambil memeluk Aluna dengan menahan isak tangis yang akan kembali pecah.
“Pesawat ayah jatuh …, seharusnya aku jadi kupu-kupu saja. Membawa ayah pulang dengan menaikinya, atau kupinjam sayapnya dan tidak perlu menunggu metamorfosis yang lama. Pasti ayah selamat jika aku yang mengemudi” ucap Aluna dalam hati, tanpa sadar air matanya telah membanjiri wajahnya yang kini terlihat merah.
Cerpen Karangan: Sy_OrangeSky Blog / Facebook: Siti maisaroh
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 18 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com