Siang itu, Syasa menghabiskan waktu bersama keluarga di hari weekend. Syasa tengah asik menonton tv terganggu dengan kehadiran papa serta adiknya. Gunawan-papa Syasa-mengambil alih remote dan mengganti siaran televisi. Syasa merengut sebal matanya yang dimanjakan dengan wajah tampan aktor kesayangan terganti wajah serius para jurnalis.
"Kamu ini nontonnya cinta-cintaan terus, sekali-sekali itu nontonnya berita supaya kamu tahu berita apa aja yang lagi trend," ujar Gunawan.
"Berita terkini, terjadi tawuran antar mahasiswa Universitas Duta Jaya. Polisi berhasil meringkuk dua mahasiswa yang diyakini memimpin komplotan mahasiswa yang melakukan tawuran. Beberapa fasilitas kampus rusak seperti jendela kaca, baliho kampus dan beberapa tanaman di taman kampus rusak."
"Sya, bukannya kamu kemarin tes di Duta Jaya yah?" ucap Gunawan.
Syasa mengangguk, tatapannya terfokuskan pada sosok pria yang memakai kemeja yang seluruh kancingnya terlepas. Wajah pria itu sedikit babak belur terutama bagian sudut bibirnya terlihat jejak darah.
"Pokoknya papa nggak mau kalau sampai kamu dekat dengan cowok kayak dia," seru Gunawan menunjuk pria yang berada di layar tv.
Syasa terdiam dalam hati berdoa agar dijauhkan pria seperti itu.
Namun di tempat yang berbeda.
"Kapan kamu bisa seperti Bayu, tidak pernah membuat papa malu, Gara!"
""Gara tetap Gara dan gak bakal berubah menjadi Bayu!"
Gara kesal dan tidak suka jika dibanding-bandingkan dengan kakaknya-Bayu. Gara pikir jika Bayu adalah anak emas dari kedua orangtuanya dan Gara hanya lah anak yang selalu menyusah kan bahkan membuat keluarganya malu. Gara suka tawuran, merokok, keluar malam, bahkan balap liar sudah menjadi hobi Gara berbanding terbalik dengan kakaknya.
➖Ahyan Garasya & Risa Ardani Syaqilla➖
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duniafiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara(Sya) Komentar