NovelToon NovelToon
ROMANTIC ACTOR

ROMANTIC ACTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cintamanis / Dijodohkan Orang Tua / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Office Romance / Romansa
Popularitas:530.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Harin Adinata, putri kaya yang kabur dari rumah, menumpang di apartemen sahabatnya Sean, tapi justru terjebak dalam romansa tak terduga dengan kakak Sean, Hyun-jae. Aktor terkenal yang misterius dan penuh rahasia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Hyun-jae membeku, tubuhnya tegang seketika. Refleks, tangannya menahan bahu Harin agar tidak terlalu dekat, tapi gadis itu seolah tidak peduli sama sekali. Bibirnya yang lembut benar-benar menempel pada bibirnya, menyesap, menggigit-gigit perlahan seolah sedang bermain dengan sesuatu yang baru ditemukannya. Gadis ini adalah satu-satunya perempuan yang menciumnya. Bukan, bukan mencium, menggigit bibirnya.

"Mmph… Harin!" Suaranya berat, bergetar sedikit di ujung, berusaha menahan kejutan yang mendadak menyerang. Ia tidak bisa percaya gadis ini, yang baru sehari dia kenal, bertindak seberani ini, apalagi di tengah efek kopi yang jelas membuat akal sehat Harin hilang sebagian.

Namun Harin hanya terkikik, napasnya tersengal, suara sengau yang terdengar seperti rengekan manja.

"Heheh … oppa … apel …

Hyun-jae menarik napas panjang, menahan gelombang panas yang menyebar dari dadanya. Tangannya berusaha menahan gerakan Harin, tapi gadis itu ringan dan lincah. Ia tidak ingin terlalu keras, takut melukai Harin yang jelas sedang tidak sadar sepenuhnya.

Ia memutuskan langkah drastis. Dengan cepat, Hyun-jae menggenggam tubuh Harin dan mengangkatnya seperti menggendong anak kecil, posisi yang benar-benar membuat gadis itu menempel penuh di dadanya. Kedua kaki Harin terus melingkar di pinggangnya, tangannya otomatis menempel di leher pria itu, wajahnya menempel di bahu Hyun-jae.

"H-Harin …" suaranya berat, lebih sebagai teguran daripada panggilan.

Ia menatap gadis itu lama, mencoba menilai apa yang harus di lakukan. Setiap detik yang berlalu membuatnya sadar, gadis ini sangat tidak stabil, tidak hanya mabuk kopi, tapi emosinya jelas goyah.

Harin menatap bibir Hyun-jae lagi, kali ini lebih jelas, matanya setengah sayu dan merah.

"Oppa… aku… aku lapar… apel… sini…" gumamnya, suaranya seperti anak kecil yang baru belajar meminta.

Hyun-jae menahan napasnya, hatinya bergetar aneh.

"Kau mabuk, Harin. Tidurlah dulu, baru aku beri makan."

Harin menolak, menempel lebih erat, bibirnya menggigit lembut leher Hyun-jae sekali lagi.

"Tidur… enggak… aku mau apel … oppa … aku lapar ..."

Refleks Hyun-jae menepuk punggung Harin, mencoba menenangkan tubuhnya yang mulai lemas karena efek kopi. Ia tahu kalau terlalu menahan gadis ini, ia bisa kehilangan keseimbangan. Ia tidak ingin jatuh di sofa dengan Harin yang menempel seperti koala, posisinya terlalu dekat dan sensitif.

"Diam … dengar aku. Aku jaga kau di sini, tapi jangan … jangan main-main lagi," ucap Hyun-jae, suaranya berat tapi tetap tidak bisa marah.

Harin mengangguk pelan, napasnya tersengal, pipinya yang merah makin menempel di dada Hyun-jae.

"Oppa … janji?" suaranya kecil, seperti takut dimarahi.

"Janji," jawab Hyun-jae akhirnya. Ia mengusap rambut Harin dengan lembut, mencoba menenangkan. Hatinya masih bergejolak, tidak hanya karena kejadian ini, tapi juga karena gadis ini mampu menembus sisi dingin Hyun-jae yang biasanya tertutup rapat.

Harin tersenyum tipis, matanya berkaca-kaca tapi tetap terlihat puas. Ia menempel lebih erat, seolah ingin memastikan janji itu benar-benar nyata.

"Oppa… aku lapar… apel ..."

Hyun-jae menahan diri untuk tidak menatap bibirnya terlalu lama. Ia menundukkan kepala, melihat gadis itu tidur perlahan dengan wajah menempel di dadanya, napasnya mulai stabil. Ia kembali duduk di sofa, meletakkan Harin dengan hati-hati di pangkuannya, memastikan posisi nyaman tapi tetap aman.

Sejenak, Hyun-jae menutup mata, menarik napas panjang. Ia tidak pernah berada dalam situasi seperti ini, menjaga seseorang yang baru dikenalnya, yang mabuk, menempel, dan begitu manja, membuatnya seakan kehilangan kendali atas dinginnya diri sendiri.

Harin tiba-tiba menggerakkan tangan ke arah kemejanya, menyentuh dada Hyun-jae sedikit, lalu menekannya lembut.

"Oppa… jangan pergi …" gumamnya, seperti anak kecil yang takut ditinggal.

Hyun-jae menatap gadis itu lama, kemudian menepuk pelan punggungnya lagi.

"Aku tidak akan pergi. Aku jaga kau di sini. Tidurlah."

Harin menutup mata, wajahnya melemah tapi tetap menempel. Napasnya stabil, seolah menemukan keamanan yang sebelumnya hilang. Hyun-jae menahan gelombang aneh yang muncul dari dadanya, campuran rasa hangat, cemas, dan ingin melindungi.

Ia menyesuaikan posisi Harin, kedua kakinya tetap melingkar di pinggang Hyun-jae, tangan kecil itu menempel di bahunya, tubuh mereka menempel penuh, aman, tapi rapuh.

Hyun-jae menatap sekeliling ruang tamu, memastikan tidak ada yang mengintip, tidak ada kamera yang bisa menangkap momen ini. Hanya mereka berdua, dan dunia seakan berhenti di ruangan itu.

Ia menundukkan kepala, hampir tidak sadar membisikkan kata-kata hangat, lembut, dan penuh perhatian.

"Tidurlah… aku akan menjagamu."

Harin mengerang kecil, kepalanya makin menempel, lalu akhirnya, perlahan-lahan, efek kopi dan rasa lelah membuatnya tertidur. Bibirnya masih merah, tangan kecilnya menempel di dada Hyun-jae.

Hyun-jae menahan napas, tidak bergerak terlalu banyak, hanya memastikan gadis itu nyaman dan aman. Ia menyadari, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, sisi dingin yang biasa ia pertahankan hilang perlahan, digantikan rasa ingin melindungi dan menjaga.

Dalam keheningan itu, tubuh Harin menempel penuh di dadanya, dan Hyun-jae duduk dengan tenang, menatap ke luar tirai yang rapat, memikirkan betapa rumit dan membingungkannya perasaan yang muncul saat seorang gadis mungil, mabuk kopi, dan manja seperti Harin bisa membuatnya kehilangan kendali begitu cepat.

Ia menghela napas, menyesuaikan posisi agar Harin tetap nyaman, dan untuk pertama kalinya, ia membiarkan dirinya merasakan kehangatan yang tidak pernah ia perbolehkan masuk ke hidupnya. Di situ, di sofa panjang, dengan tirai tertutup rapat, hanya ada mereka berdua.

Hyun-jae menatap wajah Harin, membisikkan sesuatu lagi dengan pelan.

"Kau nakal sekali kalau mabuk, kau sudah mengambil ciuman pertamaku. Kita lihat saja bagaimana kau akan menghadapiku besok."

Harin tersenyum kecil dalam tidurnya, dan Hyun-jae menahan gelombang hangat yang semakin mengalir ke seluruh tubuhnya. Sisi dingin yang selama ini menempel kini benar-benar luntur, digantikan oleh rasa ingin melindungi gadis mungil yang entah kenapa membuat hatinya kacau.

Diam-diam, Hyun-jae menyadari satu hal, Harin adalah gadis pertama yang membuat sisi dingin, tegas, dan terkendali itu goyah.

Setelah memastikan gadis itu benar-benar ketiduran, Hyun-jae berdiri dengan amat sangat perlahan dan hati-hati, mengantarnya masuk ke dalam kamar.

Hyun-jae melangkah perlahan, tubuh Harin tetap menempel di dadanya, ringan tapi lengket. Setiap gerakan diukur dengan hati-hati agar tidak membangunkan gadis itu. Ia menundukkan kepala sesekali, memastikan posisi kepala Harin tetap nyaman di bahunya, napasnya stabil.

Begitu sampai di kamar, ia menurunkan Harin ke atas ranjang dengan lembut, menyesuaikan selimut agar menutupi tubuh mungil gadis itu. Ia memastikan kedua kaki Harin tetap dalam posisi nyaman, tangannya yang sebelumnya memeluk kini menepuk pelan punggung gadis itu sekali lagi.

"Tidurlah yang nyenyak, gadis nakal." bisiknya, suaranya lembut. Ia menatap wajah gadis itu sebentar, senyum tipis mengembang di bibirnya. Setelah itu, Hyun-jae perlahan menarik diri, meninggalkan Harin yang kini tertidur nyenyak.

1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ♋
jangan lemah lgi harin kmu hrus lwan mereka
Dwi Winarni Wina
Harin bangkitlah jgn sedih terus situa bangka ferdinand bukan ayah kandungmu, tunjukan sm situa bangka dan ina dan luna bukan harin yg lemah dan tidak mudah ditindas kayak dulu.....

harin yg skrg lebih kuat dan bukan perempuan yg lemah, tenang harin oppa hyun-jae akan sll disisi menjaga dan melindungimu....

oppa merasakan kesedihanmu situa bangka ferdinand ina dan luna menyakitimu, oppa hyun-jae sudah membalasnya perusahaan situa bangka ferdinand dibikin bangkrut...
oppa hyun-jae telah membalik nama harta warisanmu jd namamu harin.....
oppa hyun-jae sangat gercap skl tidak mau melihat sedih terus...
Obby Satrio
bagus banget
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
mery harwati
Harin 💪 kau harus bisa menjadi pemimpin perusahaan peninggalan almh mamamu Harin, buktikan kau mampu & sukses mempimpin perusahaan besar Harin, ingat banyak pegawai yang mencari nafkah & menggantungkan kelangsungan hidupnya di perusahaanmu Harin💪
*Septi*
bersyukurlah kamu bertemu Hyun jae
Desyi Alawiyah
Rasanya sulit jika diungkapkan dengan kata-kata yah Rin... Meskipun aku tidak tidak pernah ada di posisi Harin, tapi aku bisa merasakan apa yang dirasakan Harin..

Ini terlalu menyakitkan.. 😢
sum mia
setelah tahu tentang semua kebenarannya , kini saatnya kamu untuk bangkit Harin . jangan biarkan orang-orang yang menyakitimu merasakan hidup tenang . aku setuju kalau kamu mau membalaskan perbuatan mereka semua . meski Hyun-jae juga sudah membalaskan tapi kamu pasti masih mau dong memberikan mereka pelajaran .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Miss Typo
semangat Karin ada Hyun Jae yg selalu jadi garda terdepan untuk mu
Sri Aminah
😡😭😭😭😭😭😭😭😭
Rita
semua deritamu slma ini diganti dgn datangy Hyun jae
ollyooliver🍌🥒🍆
kalau gw sih lega , kalau tau dia bukan papa kandungku, alasannya..rasanya gak akan terlalu sakit..sakitnya hanya ditipu dengan orng yg dianggap keluarga..beda saat kita tau bahwa ayah kandung sendiri memilih wanita lain dan anak tirinya itu lebih menyakitkan.
vj'z tri
kamu sgala nyaaaaa tak terpisah oleh waktuuuu,biarpun dunia menolak ku tak takut tetap ku katakan ku cintaaaa padamuuuuu ooooo🎉🎉🎉🎉
ollyooliver🍌🥒🍆
mau bilang hatin ponakan dia harusnha masih ada rasa sayanh, tapi manusia bisa apa kalau udah buta karna harta..keluarga sendiripun bisa jadi musuh
Heni Mulyani
lanjut 💪
Septi Lahat
so sweet,, ayo harin kuatkn hatimu,, benr kata hyun klo kamu harus tunjukkan kpd org2 yg telah menindas mu bhw kamu kuat n hebat menghadapi kenyataan ini.. 💪💪💪
faridah ida
setelah ini kamu buat rencana lagi Oppa buat Ferdinan memohon ke Arin ...😁
Kiki Handoyo
Akhirnya Harin sudah mengetahui sendiri kebenaran atas hal yang selama ini ditutupi oleh papanya mungkin akan menyakiti hatinya.

Kebenaran selalu terungkap pada akhirnya, akan muncul di atas kepalsuan bagai minyak di atas air.
Sekeras apa pun seseorang berusaha menyembunyikan atau menghentikannya.
Kebohongan hanyalah penundaan sementara dari sesuatu yang tak terelakkan..😭😭
Srie Handayantie
bersedihh yaa gpp wajarr Harin , tpi stelah itu balas lahh dan ambil lagi smua hak yg hrusnya kamu terima atas kerja keras mama mu dulu dan buktikan dgn kesuksesan biar orang² itu merasa tertampar bahwa kau bisa sejauh ini tnpa mereka . Yoo semangat 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!