Menantu Terhebat

Menantu Terhebat

Bab 1 : Kejadian yang tak direncanakan

Dalam sebuah mobil mewah berwarna merah cerah, Hansen Pratama diajak pergi oleh istrinya, Andini Wisnu. Saat itu, dia memakai jas hitam yang dihiasi warna putih yang terlihat cukup elegan dan mewah. Sedangkan istrinya mengenakan gaun merah yang seksi.

Andini membawa pergi suaminya menuju sebuah tempat perjamuan makan malam mewah.

Dalam perjalanan, seperti biasa, Andini memulai percakapan karena Hansen jarang bicara jika tak diajak bicara. Melirik tajam, Andini pun berkata, "Ingat, saat di sana nanti jangan melakukan hal yang membuatku malu. Bersikaplah sewajarnya dan jangan membuat masalah!"

Hansen tersenyum, "Baiklah aku mengerti." 

.... 

Sesampainya di tempat perjamuan, Hansen dan Andini keluar dari mobil. Lalu keduanya masuk ke tempat perjamuan bersama-sama. 

Saat baru memasuki ruangan, seorang pria datang menyambutnya. Dia memakai jas putih dan berambut pirang. Wajahnya cukup tampan hingga sanggup membuat banyak wanita meliriknya. 

 "Wah, wah, lihatlah siapa yang baru datang! Aku sungguh beruntung dapat melihat seorang bidadari datang ke perjamuan makan malamku!" ucap pria itu dengan senyum lebar di wajahnya. 

Andini pun menjawab sambutannya dengan senyuman. 

"Siapa dia?" tanya Hansen.

"Dia adalah orang yang mengadakan perjamuan makan malam ini dan yang mengundang kita kemari. Pria muda tersukses yang berhasil menjalankan begitu banyak perusahaan ternama," ucap Andini sambil melirik ke arah Hansen. 

 "Ah, jadi dia yang bernama David Hermanto?" pikir Hansen sambil menatap David.

 

"Aku benar-benar beruntung malam ini. Tak hanya mendapat kunjungan dari seorang bidadari, tapi juga mendapat pujian darinya. Sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa!" sambung David sambil melangkah mendekat. 

Setelah berada tepat di hadapan keduanya, David langsung menyodorkan tangannya. Tanpa mengabaikan Hansen yang jelas-jelas berada di samping Andini, dia berkata, "Bolehkah aku meminjam tanganmu sebentar?"

"Untuk apa?" tanya Andini heran. 

"Aku ingin mengajakmu ke tempat yang tidak terlalu ramai. Ada urusan bisnis yang ingin kubicarakan denganmu," ucap David sambil menatap lekuk tubuh Andini. 

Hansen yang merasa diabaikan pun berdeham, "Ehm!"

"Ah, aku lupa kalau suamimu ada di sini! Sepertinya kita tak bisa membicarakan urusan bisnis sekarang," sambung David kecewa. 

"Jangan pedulikan suamiku,” ucap Andini, “Dia takkan keberatan kalau aku pergi bersamamu. Lagi pula kita hanya pergi untuk membicarakan soal bisnis ‘kan?"

"Ah, tentu saja begitu. Bisnis ini sangat penting dan mungkin dapat meningkatkan keuntungan perusahaan ayahmu. Tapi ini masih rahasia, jadi aku tak ingin orang lain ikut mendengarnya.”

"Kalau begitu, ayo kita pergi," ucap Andini sambil berjalan melewati David. 

"Oh iya, bagaimana dengan suamimu?" tanya David lalu melirik Hansen, "Apa dia bisa dipercaya?" 

"Ah, dia tak mengerti soal bisnis. Lagipula, kau tak perlu khawatir soal dia, karena suamiku tak akan mengikuti kita. Benarkan suamiku?"

"Tapi…" 

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Hansen dipaksa diam oleh Andini dengan menyampaikan isyarat berupa tatapan tajam.

Biasanya Hansen langsung diam saat Andini melakukan itu, namun karena dia merasakan sesuatu yang mencurigakan pada David. Dia bersikukuh meminta untuk ikut. 

Alhasil mereka pun berdebat. 

Akhirnya Andini menyuruh agar David pergi lebih dulu. 

"Baiklah, akan kutunggu kau di lantai dua, nona Andini," jawab David sambil tersenyum sebelum melangkah pergi. 

Di saat David sudah pergi menjauh, Andini langsung menyeret Hansen keluar ruang perjamuan. 

"Kau ini kenapa sih!? Bukankah aku sudah bilang agar tak membuat masalah!" bentak Andini. 

"Kau memang bilang begitu dan aku paham. Tapi, entah mengapa aku merasa kalau David mencurigakan. Aku rasa kau tidak akan aman jika pergi bersamanya. Makanya aku meminta untuk ikut," jawab Hansen dengan pandangan tertunduk. 

"David adalah teman masa kecilku. Jangan bicara sembarangan tentangnya! Kau ini hanyalah suami kontrakku. Ingat itu baik-baik! Jika kau tetap membuatku jengkel, maka kembalikan uang 2 milyarku dan batalkan saja kontrak pernikahannya!" 

Hansen pun terdiam dan berpura-pura setuju agar tak mengikutinya. Dia paham betul sifat Andini. Pendirian wanita itu begitu kokoh tak mudah digoyahkan saat sudah memutuskan sesuatu. 

Ketika Andini pergi meninggalkannya, Hansen pun mengikutinya secara diam-diam.

 ...

Andini terus berjalan sambil memperhatikan ponselnya. Sebuah pesan dikirimkan oleh David bertuliskan nomor kamar VIP yang biasa digunakan untuk pertemuan bisnis.

Tanpa ragu, Andini langsung pergi menuju kamar tersebut dan memasukinya. Di dalam kamar, Andini melihat David sedang duduk dan mengobrol bersama empat pria.

Andini mengenal mereka. Mereka adalah investor penting perusahaan David. Oleh karena itu, dia pun langsung mendekat tanpa rasa ragu sedikitpun. 

Saat melihat Andini masuk, David menyuruhnya duduk dan memberinya segelas anggur untuk merayakan kesuksesan bisnisnya selama ini. Mereka pun bersulang.

Karena kedekatannya dengan David sebagai seorang teman masa kecil, Andini meminum anggur itu tanpa rasa ragu. 

Tak lama setelah Andini meminum anggurnya, tiba-tiba dia langsung aneh. Dia merasa sangat lemas dan mengantuk. Tubuhnya terlihat sempoyongan dan kelopak matanya benar-benar terasa berat.

"Kau baik-baik saja, nona Andini?" tanya David khawatir. 

Selang berapa detik, Andini langsung lumpuh tak berdaya. Meski begitu, dia masih dapat mendengar suara semua orang. Dia mendengar tawa David serta pria lainnya yang ternyata bersekongkol untuk memberinya obat bius. 

Tak hanya itu, dia juga dapat merasakan suntikan jarum di salah satu lengannya. Dari apa yang dia dengar, jarum suntik itu berisikan cairan perangsang yang sanggup membuat seseorang lupa diri dan sangat bergairah untuk berhubungan badan.

Benar saja, setelah suntikan tersebut dicabut keluar, efeknya langsung terasa. Tubuhnya langsung terasa panas dan mendambakan sentuhan pria. 

"Apakah benar cairan tadi memiliki pengaruh sekuat itu?"

"Kalau benar, maka itu sangat luar biasa. Tapi sampai kapan efek obat biusnya berakhir?"

"Akan lebih menyenangkan jika memainkan korban yang sedang sadar bukan?" ucap salah satu investor dengan liur di wajahnya. 

"Kau memang betul, tuan. Tak ada yang lebih baik dari pada itu." 

"Oh iya, obat bius di anggur sebelumnya tidak terlalu kuat. Jadi, mungkin dia akan sadar setelah beberapa menit lagi. Saat itu tiba, barulah permainannya akan dimulai," ucap David menyeringai menjijikkan. 

Semua orang tertawa.  

Andini yang dapat mendengar semua itu, menangis di dalam hatinya. Dia meneteskan air mata. Di dalam tangisnya, dia pun teringat ucapan Hansen dan berharap bahwa dia akan menolongnya.

Dan benar saja, saat semua orang sedang tertawa, Hansen mendobrak pintu kamar.

"Apa yang kalian lakukan terhadap istriku!?" 

Saat Hansen muncul, David langsung bersiul untuk memanggil anak buahnya. 

Perkelahian pun terjadi.  

Andini yang berpikir bahwa Hansen seorang pecundang lemah, hanya bisa berkata dalam hati. 

(Dasar bodoh, kenapa kau datang sendirian!? Kau hanya akan menjadi bulan-bulanan mereka, dasar payah!)

Orang-orang berbadan kekar langsung menerjang Hansen. David tersenyum sinis. Akan tetapi senyuman itu sirna ketika melihat Hansen, tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya berdiri, melancarkan pukulan jab ke setiap anak buah David.

Satu pukulan untuk satu wajah anak buah David.

Mereka semua tumbang seketika.

David dan yang lain panik dan mencoba untuk kabur. Namun, Hansen dengan mudah menangkap mereka dan langsung menghakimi mereka saat itu juga hingga tak sadarkan diri. 

Hansen menggendong Andini pergi dari tempat tersebut menuju mobil mereka dan pulang. 

Sesampainya di rumah, dia menggendong dan meletakkan Andini ke tempat tidurnya.

Tiba-tiba, Andini menggenggam tangan Hansen. Wajah wanita itu tampak merah merona. 

Mendesah lemah, Andini berkata, "Jangan pergi, aku perlu bantuanmu."

"Bantuan apa?" tanya Hansen bingung. 

Tanpa menjawab, Andini menarik Hansen ke tempat tidur secara agresif. 

Lalu terjadilah sebuah hubungan suami istri yang tidak direncanakan.

Terpopuler

Comments

Astrid Bakrie S

Astrid Bakrie S

Mampir ya

2024-05-28

0

Emilliyana Akoit

Emilliyana Akoit

seru ceritanya aku suka baget

2023-08-06

0

Cilacap Enjoy

Cilacap Enjoy

S

2022-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kejadian yang tak direncanakan
2 Bab 2 : Situasi yang mendesak
3 Bab 3 : Melamar sebuah pekerjaan
4 Bab 4 : Terjebak di lubang yang sama
5 Bab 5 : Rencana Andini
6 Bab 6 : Menghancurkan David dan semua bawahannya
7 Bab 7 : Kembali ke rumah
8 Bab 8 : Hari pertama bekerja
9 Bab 9 : Pembelaan Hansen
10 Bab 10 : Harga dari melawan seorang bos besar
11 Bab 11 : Timbul sedikit rasa
12 Bab 12 : Di tendang dari lingkaran penjaga keamanan
13 Bab 13 : Hansen dan pekerjaan barunya
14 Bab 14 : Tertangkap basah
15 Bab 15 : Keputusan besar Andini
16 Bab 16 : Hati yang hancur
17 Bab 17 : Rasa bersalah
18 Bab 18 : Terjebak
19 Bab 19 : Salah sangka
20 Bab 20 : Singa yang terbangun
21 Bab 21 : Pria yang misterius
22 Bab 22 : Emosi Hansen
23 Bab 23 : Dendam lama
24 Bab 24 : Kembali ke markas
25 Bab 25 : Menghadap Jenderal Besar
26 Bab 26 : Keadaan militer sejak kepergian Hansen
27 Bab 27 : Kegundahan Jenderal Fahar
28 Bab 28 : Menemui Zaskia
29 Bab 29 : Gerakan Scorpion
30 Bab 30 : Amelia Wisnu yang tersadar
31 Bab 31 : Kedekatan Hansen dan Amelia
32 Bab 32 : Dion Raharja
33 Bab 33 : Hansen dan masa lalunya
34 Bab 34 : Pencarian kawan lama
35 Bab 35 : Menghadap pemimpin kelompok Scorpion
36 Bab 36 : Gerakan kelompok peniru
37 Bab 37 : Serangan di gedung putih
38 Bab 38 : Ambil alih
39 Bab 39 : Wajah asli sang peniru
40 Chapter 40 : Pertemuan di istana merdeka
41 Chapter 41 : Deklarasi Hansen
42 Chapter 42 : Misteri kematian palsu
43 Chapter 43 : Kabar dari sang Jenderal
44 Chapter 44 : Rencana Number
45 Chapter 45 : Kebenaran yang telah lama tersembunyi
46 Chapter 46 : Emosi yang tak terbendung
47 Chapter 47 : Shelter
48 Chapter 48 : Shelter 2
49 Chapter 49 : Shelter 3
50 Chapter 50 : Kabar berita
51 Chapter 51 : Kesalah pahaman Andini
52 Chapter 52 : Kepala keluarga Wisnu
53 Chapter 53 : Kedatangan Mr W
54 Chapter 54 : Di balik kacamata Mr W
55 Chapter 55 : Pertemuan keluarga
56 Chapter 56 : Perdebatan di jamuan makan siang
57 Chapter 57 : Bicara empat mata dengan Mr W
58 Chapter 58 : Kembalinya Hacking Eagle
59 Chapter 59 : Tantangan dari pemilik lencana perak
60 Chapter 60 : Theo vs Andrew Julian
61 Chapter 61 : Teknologi rahasia Number
62 Chapter 62 : kejahilan yang berakhir petaka
63 Chapter 63 : Zaskia Arista
64 Chapter 64 : Andini Wisnu dan Herry Wijaya
65 Chapter 65 : Kesalahan langkah Amelia Wisnu
66 Chapter 66 : Murka Mr W
67 Chapter 67 : Mengungkap masa lalu
68 Chapter 68 : Kemalangan Zaskia
69 Chapter 69 : Adi Wijaya dan masa lalunya
70 Chapter 70 : Nasib Weapon Eagle
71 Chapter 71 : Kedatangan Theo
72 Chapter 72 : Kedekatan Theo dan Mr W
73 Chapter 73 : Menuju Battle Holder resmi pertama Hansen
74 Chapter 74 : Duduk dan bersiap
75 Chapter 75: Hansen Vs Marsekal Leo
76 Chapter 76 : Hansen Vs Marsekal Leo part 2
77 Chapter 77 : Pertemuan yang tak direncanakan
78 Chapter 78 : Perburuan Demon Eagle
79 Chapter 79 : Keputusan Demon Eagle
80 Chapter 80 : Musuh bebuyutan Law Breaker
81 Chapter 81 : Menemui Mr W
82 Chapter 82 : Penculikan besar besaran
83 Chapter 83 : Berbicara empat mata dengan Mr W
84 Chpater 84 : Masa Lalu Number One
85 Chapter 85 : Jebakan untuk Andini dan Hansen
86 Chapter 86 : Mengejar Andini
87 Chapter 87 : Penyergapan Weapon Eagle
88 Chapter 88 : Hansen vs Weapon Eagle
89 Chapter 89 : Musuh tersembunyi
90 Chapter 90 : Menyelamatkan Andini
91 Chapter 91 : Emosi yang meluap
92 chapter 92 : Puncak emosi Mr W
93 chapter 93 : Hubungan masa lalu
94 chapter 94 - nasib savior eagle
95 chapter 95 : Perang yang tak terhindarkan
96 Chapter 96 : Rasa bersalah Hansen
97 Chapter 97 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya
98 Chapter 98 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya part 2
99 Chapter 99 : Akhir dari perang angkatan laut vs angkatan udara
100 Chapter 100 : Koridor
101 Chapter 101 : Ilmuan gila
102 Chapter 102 : Kejadian setelah berakhirnya perang antara angkatan laut dan udara
103 Chapter 103 : Dampak setelah peperangan
104 Chapter 104 : Operasi lanjutan
105 Chapter 105 : Hasil operasi
106 Chapter 106 : Perseteruan
107 Chapter 107 : Dominasi Number
108 Chapter 108 : Identitas
109 Chapter 109 : Sampai di Shelter
110 Chapter 110 : Kondisi Cindy Pratama
111 Chapter 111 : Keputusan Hansen
112 Chapter 112 : Campur tangan pihak lain
113 Chapter 113 : Pertarungan yang tak terhindarkan
114 Chapter 114 : Pertarungan yang tak terhindarkan part 2
115 Chapter 115 : Hampir terungkap
116 Chapter 116 : Pertarungan yang tak terhindarkan bagian 3
117 Mohon maaf tidak update beberapa hari ini
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : Kejadian yang tak direncanakan
2
Bab 2 : Situasi yang mendesak
3
Bab 3 : Melamar sebuah pekerjaan
4
Bab 4 : Terjebak di lubang yang sama
5
Bab 5 : Rencana Andini
6
Bab 6 : Menghancurkan David dan semua bawahannya
7
Bab 7 : Kembali ke rumah
8
Bab 8 : Hari pertama bekerja
9
Bab 9 : Pembelaan Hansen
10
Bab 10 : Harga dari melawan seorang bos besar
11
Bab 11 : Timbul sedikit rasa
12
Bab 12 : Di tendang dari lingkaran penjaga keamanan
13
Bab 13 : Hansen dan pekerjaan barunya
14
Bab 14 : Tertangkap basah
15
Bab 15 : Keputusan besar Andini
16
Bab 16 : Hati yang hancur
17
Bab 17 : Rasa bersalah
18
Bab 18 : Terjebak
19
Bab 19 : Salah sangka
20
Bab 20 : Singa yang terbangun
21
Bab 21 : Pria yang misterius
22
Bab 22 : Emosi Hansen
23
Bab 23 : Dendam lama
24
Bab 24 : Kembali ke markas
25
Bab 25 : Menghadap Jenderal Besar
26
Bab 26 : Keadaan militer sejak kepergian Hansen
27
Bab 27 : Kegundahan Jenderal Fahar
28
Bab 28 : Menemui Zaskia
29
Bab 29 : Gerakan Scorpion
30
Bab 30 : Amelia Wisnu yang tersadar
31
Bab 31 : Kedekatan Hansen dan Amelia
32
Bab 32 : Dion Raharja
33
Bab 33 : Hansen dan masa lalunya
34
Bab 34 : Pencarian kawan lama
35
Bab 35 : Menghadap pemimpin kelompok Scorpion
36
Bab 36 : Gerakan kelompok peniru
37
Bab 37 : Serangan di gedung putih
38
Bab 38 : Ambil alih
39
Bab 39 : Wajah asli sang peniru
40
Chapter 40 : Pertemuan di istana merdeka
41
Chapter 41 : Deklarasi Hansen
42
Chapter 42 : Misteri kematian palsu
43
Chapter 43 : Kabar dari sang Jenderal
44
Chapter 44 : Rencana Number
45
Chapter 45 : Kebenaran yang telah lama tersembunyi
46
Chapter 46 : Emosi yang tak terbendung
47
Chapter 47 : Shelter
48
Chapter 48 : Shelter 2
49
Chapter 49 : Shelter 3
50
Chapter 50 : Kabar berita
51
Chapter 51 : Kesalah pahaman Andini
52
Chapter 52 : Kepala keluarga Wisnu
53
Chapter 53 : Kedatangan Mr W
54
Chapter 54 : Di balik kacamata Mr W
55
Chapter 55 : Pertemuan keluarga
56
Chapter 56 : Perdebatan di jamuan makan siang
57
Chapter 57 : Bicara empat mata dengan Mr W
58
Chapter 58 : Kembalinya Hacking Eagle
59
Chapter 59 : Tantangan dari pemilik lencana perak
60
Chapter 60 : Theo vs Andrew Julian
61
Chapter 61 : Teknologi rahasia Number
62
Chapter 62 : kejahilan yang berakhir petaka
63
Chapter 63 : Zaskia Arista
64
Chapter 64 : Andini Wisnu dan Herry Wijaya
65
Chapter 65 : Kesalahan langkah Amelia Wisnu
66
Chapter 66 : Murka Mr W
67
Chapter 67 : Mengungkap masa lalu
68
Chapter 68 : Kemalangan Zaskia
69
Chapter 69 : Adi Wijaya dan masa lalunya
70
Chapter 70 : Nasib Weapon Eagle
71
Chapter 71 : Kedatangan Theo
72
Chapter 72 : Kedekatan Theo dan Mr W
73
Chapter 73 : Menuju Battle Holder resmi pertama Hansen
74
Chapter 74 : Duduk dan bersiap
75
Chapter 75: Hansen Vs Marsekal Leo
76
Chapter 76 : Hansen Vs Marsekal Leo part 2
77
Chapter 77 : Pertemuan yang tak direncanakan
78
Chapter 78 : Perburuan Demon Eagle
79
Chapter 79 : Keputusan Demon Eagle
80
Chapter 80 : Musuh bebuyutan Law Breaker
81
Chapter 81 : Menemui Mr W
82
Chapter 82 : Penculikan besar besaran
83
Chapter 83 : Berbicara empat mata dengan Mr W
84
Chpater 84 : Masa Lalu Number One
85
Chapter 85 : Jebakan untuk Andini dan Hansen
86
Chapter 86 : Mengejar Andini
87
Chapter 87 : Penyergapan Weapon Eagle
88
Chapter 88 : Hansen vs Weapon Eagle
89
Chapter 89 : Musuh tersembunyi
90
Chapter 90 : Menyelamatkan Andini
91
Chapter 91 : Emosi yang meluap
92
chapter 92 : Puncak emosi Mr W
93
chapter 93 : Hubungan masa lalu
94
chapter 94 - nasib savior eagle
95
chapter 95 : Perang yang tak terhindarkan
96
Chapter 96 : Rasa bersalah Hansen
97
Chapter 97 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya
98
Chapter 98 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya part 2
99
Chapter 99 : Akhir dari perang angkatan laut vs angkatan udara
100
Chapter 100 : Koridor
101
Chapter 101 : Ilmuan gila
102
Chapter 102 : Kejadian setelah berakhirnya perang antara angkatan laut dan udara
103
Chapter 103 : Dampak setelah peperangan
104
Chapter 104 : Operasi lanjutan
105
Chapter 105 : Hasil operasi
106
Chapter 106 : Perseteruan
107
Chapter 107 : Dominasi Number
108
Chapter 108 : Identitas
109
Chapter 109 : Sampai di Shelter
110
Chapter 110 : Kondisi Cindy Pratama
111
Chapter 111 : Keputusan Hansen
112
Chapter 112 : Campur tangan pihak lain
113
Chapter 113 : Pertarungan yang tak terhindarkan
114
Chapter 114 : Pertarungan yang tak terhindarkan part 2
115
Chapter 115 : Hampir terungkap
116
Chapter 116 : Pertarungan yang tak terhindarkan bagian 3
117
Mohon maaf tidak update beberapa hari ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!