Waktu untuk makan malam telah tiba, Namun suasana rumah masih sepi karena ibu mertuanya pergi entah kemana, sedangkan adik iparnya tak kunjung keluar dari kamar dan sibuk bermain ponsel seperti biasa.
'Makan malam sudah siap.' Hansen mengirim sms ke nomor Andini dan Amelia.
'Aku sedang diet sekarang, kau makan saja jatah makan ku.' Amelia Wisnu langsung membalas pesan singkat Hansen.
'Baiklah, tunggu aku.' balas Andini melalui pesan singkat.
Tap tap tap, terdengar suara langkah kaki dari arah kamar Andini. Hansen pun segera menoleh dan mendapati cara berjalan Andini yang nampak aneh. Dia menyeret kakinya yang bengkak sesekali sembari menahan rasa sakit.
Hansen menatap punggung kaki Andini yang masih agak bengkak dan tak ada obat yang teroles disana. Hansen pun segera teringat dengan obat peredah radang yang tercecer di lantai karena Andini menendang mundur dirinya. 'Obat yang ku oles pasti hilang karena dia mandi.'
"Apa lihat lihat!" ketus Andini.
Hansen mengabaikan ucapannya, dan segera pergi mengambil obat peredah radang yang dia simpan di tempat lain.
Andini segera duduk dan menyantap makanannya, tanpa bertanya alasan kepergian Hansen.
'Cih, dingin sekali. Dia bahkan tak bertanya tentang kondisiku'
Tap! Hansen menaruh sekotak penuh obat peredah radang tepat disamping Andini.
"Bengkak di kakimu pasti masih terasa sakit, pakailah ini dan panggil aku jika perlu bantuanku untuk mengoleskannya,"
'Sejak kapan dia peduli padaku?' Andini terdiam membisu memikirkan kepedulian Hansen.
Hansen segera kembali ke tempat duduknya tanpa menunggu respon Andini. Situasi meja mkan pun terasa sepi dan agak canggung karena tak ada satupun dari mereka yang enggan memulai percakapan.
Setelah selesai makan, Andini dan Hansen segera kembali ke kamar mereka. "Tak ada ayah dan ibuku saat ini. Jadi tak perlu berpura pura untuk tidur dalam satu kamar."
"Iya aku mengerti," Hansen berbalik arah menuju kamar lain.
Disaat Hansen sudah tak terlihat, Andini segera berjalan mendekati pintu kamar adiknya dan segera mengirim pesan singkat. 'Aku sudah di depan kamarmu.'
'Masuk saja, pintunya tidak dikunci.' Amelia Wisnu membalas pesan Andini.
Hansen berbalik arah dan kembali menuju kamar Andini untuk memberikan obat peredah radang yang lupa Andini bawa. Namun langkahnya terhenti saat baru sampai di depan kamar Amelia Wisnu yang terletak tak jauh dari kamar Andini.
"Tolong jujurlah padaku kak!"
"Kenapa sih, kakak gak mau menikah sama kak Herry?" tanya Amelia Wisnu dengan heran.
"Aishh, pertanyaan ini lagi," Andini menepuk dahinya. "Kupikir ada hal penting hingga membuatmu ingin berbicara empat mata saja di kamarmu,"
"I ... ini sangat penting tahu!"
"Sejak dulu kakak selalu mengelak dan mengubah topik pembicaraan setiap kali aku dan ibu bertanya. Tolonglah kak, berhenti membuat kami penasaran!"
"Jelaskan padaku, kenapa kau lebih memilih pria tak berguna itu dari pada kak Herry!" tegas Amelia Wisnu.
"Haish ... ," Andini nampak enggan membahas hal tersebut. Namun karena Amelia Wisnu terus memojokkannya, dia pun akhirnya menyerah.
"Sebenarnya aku juga menyayangkan keputusanku saat itu. Namun semua ini juga demi perkembangan bisnis Herry. Jika ayah tak memaksakan pernikahan dalam waktu dekat, mungkin pernikahan palsu ini tak akan terjadi."
'Pernikahan palsu?'
'Jadi kak Andini dan pria tak berguna itu tak benar benar menjalin hubungan suami istri?' Amelia nampak senang.
"Se ... sekarang kak Herry Wijaya telah kembali loh, seperti apa yang kakak bilang. Dia benar benar berkembang dan makin sukses sekarang. Tak ada alasan lagi bagi kakak untuk terus bersama dengan pria tak berguna itu. Akhiri saja pernikahan palsu ini dan jadikan kak Herry sebagai kakak iparku!" Amelia Wisnu begitu antusias hingga memegang lengan Andini.
'Gadis itu benar-benar!' Hansen kesal karena tak sengaja mendengar ucapan Amelia Wisnu. Meskipun dia juga pernah berpikir untuk bercerai, tapi bukanlah bercerai karena masalah ini, hal ini sekali lagi menginjak-injak harga dirinya. Dia membuang obat itu ke dalam tempat sampah dan pergi.
....
Keesokan harinya, Hansen Pratama bekerja seperti biasa, Zaskia Arista langsung menyambutnya dan berkata, "Anu ... maaf karena telah membutmu terlibat masalah, dan terima kasih karena sudah mencoba untuk membantuku." Zaskia membungkuk malu sekaligus tak enak akan kejadian yang menimpa Hansen.
"Tak apa, aku tak terlalu mempermasalahkan hal kemarin kok. Lagi pula sekarang semuanya sudah baik baik saja. Bukankah begitu, Bu?" tanya Hansen dengan tersenyum.
"A ... anda tak perlu memanggilku dengan sebutan itu. Lagipula anda kan suami CEO Hotel ini. Akan sangat aneh bagiku jika anda memanggilku begitu," sambung Zaskia sembari membungkuk.
"Meski saya suami Andini Wisnu, nona tak perlu sekaku itu. Lagipula Andini bahkan tak terlalu suka menyebarkan status hubungan kami," potong Hansen sembari melambaikan tangannya.
"Begitu ya ... ,"
'Jadi benar kalau nona Andini adalah istrinya. Lalu kenapa non Andini malah mempersulitnya!?' batin Zaskia bingung.
"Bu?" tanya Hansen karena melihat Zaskia melamun.
"Ah, maaf saya sedikit melamun tadi," sahut Zaskia.
"Apakah tak ada hal yang ingin dibicarakan lagi?"
"Kalau iya, maka saya pamit undur diri," Hansen hendak pergi ke tempatnya bertugas. Namun Zaskia menghentikannya, dan dengan berat hati memberitahukan keputusan Andini Wisnu untuk memindahkannya menjadi designited driver.
"Apa maksud semua ini?" tanya Hansen sembari memegang surat pemindahan tugas di lengannya.
"Itu keputusan Nona Andini. Saya benar benar tak berdaya," ucap Zaskia sembari menunduk.
"Tolong ganti seragam tuan, dan gunakan seragam baru yang sudah tersimpan di atas loker tuan."
"Tuan?"
"Berhenti mengolokku, Bu. Panggil saja aku dengan nama panggilanku," sambung Hansen sambil menghela napas.
"Kalau begitu berhentilah memanggilku dengan sebutan Bu," goda Zaskia sembari tersenyum.
"I ... itu tidak mungkin," Hansen tersipu dan segera pergi meninggalkan Zaskia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Agustina Mose
dapat lagi kesempatan untuk merai yang lebih baik
2022-08-29
0
Imam Sutoto Suro
very nice thor lanjutkan
2022-08-24
0
Santoso Zha
yeees
2022-07-06
0