Bab 11 : Timbul sedikit rasa

Woooshh!! Andini menyetir begitu cepat dengan penuh amarah.

"To ... tolong kurangi kecepatanmu!"

"Ini berbahaya!" Andini mengabaikan ucapan Hansen, dan terus mempercepat mobilnya setiap kali Hansen mengangkat suara.

Sadar bahwa Andini tak dapat diajak bicara, Hansen langsung menghentikan laju mobil dengan mengambil paksa kunci mobil Andini dan segera menarik rem tangan serta menginjak pedal rem secara bersamaan.

Sretttt!!!! Mobil terhenti di tengah jalanan yang kebetulan dalam keadaan sepi.

"Apa yang sedang kau lakukan!" Bentak Andini kesal.

"Biar aku yang menyetir, kau sedang dikendalikan emosi saat ini," tegas Hansen dengan serius.

"Cih," Andini segera bertukar tempat duduk tanpa mengeluhkan apapun. Dia terdiam seribu bahasa hingga membuat Hansen merasa tak enak terhadapnya.

"Aku sungguh tidak tahu kalau hotel permata adalah hotelmu. Lagipula itu bukan salahku, bos besar itulah yang memulai kekacauan terlebih dulu dengan menindas seorang karyawan demi kesenangannya. Jujur saja, aku memang membencimu, tapi aku tidak serendah itu hingga memiliki niat untuk merusak reputasi Hotelmu," Hansen mencoba menjelaskan, namun Andini tetap bungkam, dia bahkan menutup telinganya dengan earphone agar berpura pura tak dapat mendengar ucapannya.

Sadar bahwa Andini tak ingin mendengarnya sama sekali, Hansen pun mulai emosi.

Dengan penuh amarah, dia menginjak rem mobil dan berkata, "Karena kau tak mau menganggapku, aku akan turun disini!"

Andini melepas ear phone-nya dan segera menoleh ke arah Hansen dengan tampang juteknya.

"Moodku sedang buruk saat ini, pokoknya kau harus mengantarku hingga sampai ke rumah!"

"Kalau aku menolak?" jawab Hansen ketus.

"Maka jangan salahkan aku, jika aku berkunjung ke rumah sakit dan mengganggu keluargamu," ancam Andini.

"Cih," Hansen memasang muka masam, dan terpaksa kembali menyetir mobil untuk mengantar Andini.

Wooshh!!! Hansen menyetir dengan tenang, meskipun dia masih merasa cukup kesal akan tingkah Andini. Saking kesalnya, dia bahkan tak mau melirik ke arahnya lagi. Namun, rasa kesal itu tak bertahan lama. Semua karena dia mendengar suara keluhan Andini yang terdengar seperti orang kesakitan.

"Uhhh, shhh," Andini memegangi kakinya sembari berusaha mengangkatnya sedikit.

"A ... a ah!" Andini menurunkan kembali kakinya secara perlahan, dengan wajah yang nampak kesakitan.

Saat melirik ke arah kaki Andini, Hansen dikejutkan oleh betapa besarnya bengkak di punggung kaki kanan Andini.

'Apakah dia memaksakan diri untuk datang ketempatku ditahan dengan kaki seperti itu?' Hansen mulai merasakan simpati terhadap Andini. Awalnya dia pikir bahwa Andini tak mau mendengarkan penjelasan darinya karena kesombongannya, tapi setelah melihat bengkak di punggung kaki Andini. Hansen Langsung berpikiran lain.

'Apakah alasan mengapa ia menginjak pedal gas secara berlebihan adalah karena dia tak dapat menahan sakit di kakinya?'

Setelah sampai di rumah keluarga Wisnu, Hansen Pratama turun dari mobil terlebih dulu dan segera menutup pintunya. Andini masih terdiam di dalam karena bengkak di punggung kakinya terasa semakin menjadi, dia berpikir bahwa Hansen tidak peka karena keluar lebih dulu dan meninggalkannya begitu saja meski dia sengaja memperlihatkan bengkak di punggung kakinya.

Namun pikiran buruknya terhenti, setelah melihat Hansen membuka pintu mobilnya dan langsung menggendongnya keluar tanpa peringatan.

"Ka .. kau?"

"A ... apa yang sedang kau lakukan!"

"Bu ... bukankah kita sudah sepakat agar tak saling menyentuh tanpa permisi!" Andini mencoba memberontak dengan wajah yang memerah.

"Berhenti memberontak, aku tahu kau tak bisa berjalan dengan benar dengan kaki yang seperti itu," tegas Hansen sembari menggendongnya pergi.

"Ka ... kalau kau tak mau menurunkanku, aku akan berteriak dan terus memberontak!" ancam Andini dengam wajah memerah.

"Kalau kau terus menggeliat dan berisik, mungkin kau akan menjadi pincang dan cacat," ancam Hansen sembari mengendurkan pegangannya sedikit.

Tanpa sadar Andini langsung berpegangan kepada Hansen dan menjatuhkan pelukannya. Dia terdiam dan terus berada dalam posisi tersebut karena takut terjatuh.

'Dia pernah menjatuhkanku dengan sengaja tempo lalu, aku yakin dia akan melakukannya lagi kali ini jika aku melawan' pikir Andini.

Sesampainya di kamar, Hansen menurunkannya secara perlahan. Lalu pergi dan kembali dengan membawa sebuah kotak obat. Andini nampak masih terasa malu dengan wajah yang merah merona.

'Apa yang baru saja kulakukan?'

'Kenapa aku memeluknya begitu erat sampai dia menurunkanku?'

"Majulah sedikit dan biarkan aku mengobati bengkak di kakimu," ucap Hansen sambil berdiri di bawah kasur.

Andini menggeser pantatnya hingga mencapai ujung kasur, lalu menurunkan kedua kakinya agar Hansen dapat mengobatinya dengan mudah.

Hansen terkejut akan sikap patuh Andini tersebut, wajahnya yang nampak sedikit memerah pun sedikit membuatnya tertarik. 'Kalau diam dan patuh seperti ini, ternyata dia cantik juga'

Hansen membungkuk dan meraih kaki Andini tanpa ragu, Wajah Andini nampak semakin memerah karena hal tersebut. Namun Hansen belum menyadarinya, karena dia terfokus terhadap luka bengkak di punggung kaki kanan Andini.

"Ahh sakit!" Andini merengek setelah Hansen mulai mengoleskan obatnya.

Hansen yang merasa tak tega sekaligus khawatir, langsung menoleh ke atas. Dan dia dikejutkan oleh pemandangan yang tak terduga. Dia merasa bahwa tenggorokannya terasa sedikit kering, namun tak bisa mengalihkan pandangannya dari hal tersebut.

Sadar bahwa rok mininya sedikit terangkat, Andini langsung menutupinya dan berkata, "Dasar mesum!"

"A ... aku bisa jelaskan," saat Hansen ingin membela dirinya, Andini segera menendang kundur Hansen dengan kesal. "Menjauh dariku dan tinggalkan saja obatnya, dasar mesum!"

"Cih, terserah kau saja!" Hansen pergi tanpa pembelaan, karena memang dia merasa bahwa tuduhan Andini kali ini bukanlah tanpa dasar.

Terpopuler

Comments

Agustina Mose

Agustina Mose

suami istri yang belum bisa menyadari arti sebuah cinta

2022-08-29

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

semangat thor lanjut

2022-08-24

0

Arif Widia

Arif Widia

Kan sudah pernah mlam pertama tuu...

2022-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kejadian yang tak direncanakan
2 Bab 2 : Situasi yang mendesak
3 Bab 3 : Melamar sebuah pekerjaan
4 Bab 4 : Terjebak di lubang yang sama
5 Bab 5 : Rencana Andini
6 Bab 6 : Menghancurkan David dan semua bawahannya
7 Bab 7 : Kembali ke rumah
8 Bab 8 : Hari pertama bekerja
9 Bab 9 : Pembelaan Hansen
10 Bab 10 : Harga dari melawan seorang bos besar
11 Bab 11 : Timbul sedikit rasa
12 Bab 12 : Di tendang dari lingkaran penjaga keamanan
13 Bab 13 : Hansen dan pekerjaan barunya
14 Bab 14 : Tertangkap basah
15 Bab 15 : Keputusan besar Andini
16 Bab 16 : Hati yang hancur
17 Bab 17 : Rasa bersalah
18 Bab 18 : Terjebak
19 Bab 19 : Salah sangka
20 Bab 20 : Singa yang terbangun
21 Bab 21 : Pria yang misterius
22 Bab 22 : Emosi Hansen
23 Bab 23 : Dendam lama
24 Bab 24 : Kembali ke markas
25 Bab 25 : Menghadap Jenderal Besar
26 Bab 26 : Keadaan militer sejak kepergian Hansen
27 Bab 27 : Kegundahan Jenderal Fahar
28 Bab 28 : Menemui Zaskia
29 Bab 29 : Gerakan Scorpion
30 Bab 30 : Amelia Wisnu yang tersadar
31 Bab 31 : Kedekatan Hansen dan Amelia
32 Bab 32 : Dion Raharja
33 Bab 33 : Hansen dan masa lalunya
34 Bab 34 : Pencarian kawan lama
35 Bab 35 : Menghadap pemimpin kelompok Scorpion
36 Bab 36 : Gerakan kelompok peniru
37 Bab 37 : Serangan di gedung putih
38 Bab 38 : Ambil alih
39 Bab 39 : Wajah asli sang peniru
40 Chapter 40 : Pertemuan di istana merdeka
41 Chapter 41 : Deklarasi Hansen
42 Chapter 42 : Misteri kematian palsu
43 Chapter 43 : Kabar dari sang Jenderal
44 Chapter 44 : Rencana Number
45 Chapter 45 : Kebenaran yang telah lama tersembunyi
46 Chapter 46 : Emosi yang tak terbendung
47 Chapter 47 : Shelter
48 Chapter 48 : Shelter 2
49 Chapter 49 : Shelter 3
50 Chapter 50 : Kabar berita
51 Chapter 51 : Kesalah pahaman Andini
52 Chapter 52 : Kepala keluarga Wisnu
53 Chapter 53 : Kedatangan Mr W
54 Chapter 54 : Di balik kacamata Mr W
55 Chapter 55 : Pertemuan keluarga
56 Chapter 56 : Perdebatan di jamuan makan siang
57 Chapter 57 : Bicara empat mata dengan Mr W
58 Chapter 58 : Kembalinya Hacking Eagle
59 Chapter 59 : Tantangan dari pemilik lencana perak
60 Chapter 60 : Theo vs Andrew Julian
61 Chapter 61 : Teknologi rahasia Number
62 Chapter 62 : kejahilan yang berakhir petaka
63 Chapter 63 : Zaskia Arista
64 Chapter 64 : Andini Wisnu dan Herry Wijaya
65 Chapter 65 : Kesalahan langkah Amelia Wisnu
66 Chapter 66 : Murka Mr W
67 Chapter 67 : Mengungkap masa lalu
68 Chapter 68 : Kemalangan Zaskia
69 Chapter 69 : Adi Wijaya dan masa lalunya
70 Chapter 70 : Nasib Weapon Eagle
71 Chapter 71 : Kedatangan Theo
72 Chapter 72 : Kedekatan Theo dan Mr W
73 Chapter 73 : Menuju Battle Holder resmi pertama Hansen
74 Chapter 74 : Duduk dan bersiap
75 Chapter 75: Hansen Vs Marsekal Leo
76 Chapter 76 : Hansen Vs Marsekal Leo part 2
77 Chapter 77 : Pertemuan yang tak direncanakan
78 Chapter 78 : Perburuan Demon Eagle
79 Chapter 79 : Keputusan Demon Eagle
80 Chapter 80 : Musuh bebuyutan Law Breaker
81 Chapter 81 : Menemui Mr W
82 Chapter 82 : Penculikan besar besaran
83 Chapter 83 : Berbicara empat mata dengan Mr W
84 Chpater 84 : Masa Lalu Number One
85 Chapter 85 : Jebakan untuk Andini dan Hansen
86 Chapter 86 : Mengejar Andini
87 Chapter 87 : Penyergapan Weapon Eagle
88 Chapter 88 : Hansen vs Weapon Eagle
89 Chapter 89 : Musuh tersembunyi
90 Chapter 90 : Menyelamatkan Andini
91 Chapter 91 : Emosi yang meluap
92 chapter 92 : Puncak emosi Mr W
93 chapter 93 : Hubungan masa lalu
94 chapter 94 - nasib savior eagle
95 chapter 95 : Perang yang tak terhindarkan
96 Chapter 96 : Rasa bersalah Hansen
97 Chapter 97 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya
98 Chapter 98 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya part 2
99 Chapter 99 : Akhir dari perang angkatan laut vs angkatan udara
100 Chapter 100 : Koridor
101 Chapter 101 : Ilmuan gila
102 Chapter 102 : Kejadian setelah berakhirnya perang antara angkatan laut dan udara
103 Chapter 103 : Dampak setelah peperangan
104 Chapter 104 : Operasi lanjutan
105 Chapter 105 : Hasil operasi
106 Chapter 106 : Perseteruan
107 Chapter 107 : Dominasi Number
108 Chapter 108 : Identitas
109 Chapter 109 : Sampai di Shelter
110 Chapter 110 : Kondisi Cindy Pratama
111 Chapter 111 : Keputusan Hansen
112 Chapter 112 : Campur tangan pihak lain
113 Chapter 113 : Pertarungan yang tak terhindarkan
114 Chapter 114 : Pertarungan yang tak terhindarkan part 2
115 Chapter 115 : Hampir terungkap
116 Chapter 116 : Pertarungan yang tak terhindarkan bagian 3
117 Mohon maaf tidak update beberapa hari ini
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : Kejadian yang tak direncanakan
2
Bab 2 : Situasi yang mendesak
3
Bab 3 : Melamar sebuah pekerjaan
4
Bab 4 : Terjebak di lubang yang sama
5
Bab 5 : Rencana Andini
6
Bab 6 : Menghancurkan David dan semua bawahannya
7
Bab 7 : Kembali ke rumah
8
Bab 8 : Hari pertama bekerja
9
Bab 9 : Pembelaan Hansen
10
Bab 10 : Harga dari melawan seorang bos besar
11
Bab 11 : Timbul sedikit rasa
12
Bab 12 : Di tendang dari lingkaran penjaga keamanan
13
Bab 13 : Hansen dan pekerjaan barunya
14
Bab 14 : Tertangkap basah
15
Bab 15 : Keputusan besar Andini
16
Bab 16 : Hati yang hancur
17
Bab 17 : Rasa bersalah
18
Bab 18 : Terjebak
19
Bab 19 : Salah sangka
20
Bab 20 : Singa yang terbangun
21
Bab 21 : Pria yang misterius
22
Bab 22 : Emosi Hansen
23
Bab 23 : Dendam lama
24
Bab 24 : Kembali ke markas
25
Bab 25 : Menghadap Jenderal Besar
26
Bab 26 : Keadaan militer sejak kepergian Hansen
27
Bab 27 : Kegundahan Jenderal Fahar
28
Bab 28 : Menemui Zaskia
29
Bab 29 : Gerakan Scorpion
30
Bab 30 : Amelia Wisnu yang tersadar
31
Bab 31 : Kedekatan Hansen dan Amelia
32
Bab 32 : Dion Raharja
33
Bab 33 : Hansen dan masa lalunya
34
Bab 34 : Pencarian kawan lama
35
Bab 35 : Menghadap pemimpin kelompok Scorpion
36
Bab 36 : Gerakan kelompok peniru
37
Bab 37 : Serangan di gedung putih
38
Bab 38 : Ambil alih
39
Bab 39 : Wajah asli sang peniru
40
Chapter 40 : Pertemuan di istana merdeka
41
Chapter 41 : Deklarasi Hansen
42
Chapter 42 : Misteri kematian palsu
43
Chapter 43 : Kabar dari sang Jenderal
44
Chapter 44 : Rencana Number
45
Chapter 45 : Kebenaran yang telah lama tersembunyi
46
Chapter 46 : Emosi yang tak terbendung
47
Chapter 47 : Shelter
48
Chapter 48 : Shelter 2
49
Chapter 49 : Shelter 3
50
Chapter 50 : Kabar berita
51
Chapter 51 : Kesalah pahaman Andini
52
Chapter 52 : Kepala keluarga Wisnu
53
Chapter 53 : Kedatangan Mr W
54
Chapter 54 : Di balik kacamata Mr W
55
Chapter 55 : Pertemuan keluarga
56
Chapter 56 : Perdebatan di jamuan makan siang
57
Chapter 57 : Bicara empat mata dengan Mr W
58
Chapter 58 : Kembalinya Hacking Eagle
59
Chapter 59 : Tantangan dari pemilik lencana perak
60
Chapter 60 : Theo vs Andrew Julian
61
Chapter 61 : Teknologi rahasia Number
62
Chapter 62 : kejahilan yang berakhir petaka
63
Chapter 63 : Zaskia Arista
64
Chapter 64 : Andini Wisnu dan Herry Wijaya
65
Chapter 65 : Kesalahan langkah Amelia Wisnu
66
Chapter 66 : Murka Mr W
67
Chapter 67 : Mengungkap masa lalu
68
Chapter 68 : Kemalangan Zaskia
69
Chapter 69 : Adi Wijaya dan masa lalunya
70
Chapter 70 : Nasib Weapon Eagle
71
Chapter 71 : Kedatangan Theo
72
Chapter 72 : Kedekatan Theo dan Mr W
73
Chapter 73 : Menuju Battle Holder resmi pertama Hansen
74
Chapter 74 : Duduk dan bersiap
75
Chapter 75: Hansen Vs Marsekal Leo
76
Chapter 76 : Hansen Vs Marsekal Leo part 2
77
Chapter 77 : Pertemuan yang tak direncanakan
78
Chapter 78 : Perburuan Demon Eagle
79
Chapter 79 : Keputusan Demon Eagle
80
Chapter 80 : Musuh bebuyutan Law Breaker
81
Chapter 81 : Menemui Mr W
82
Chapter 82 : Penculikan besar besaran
83
Chapter 83 : Berbicara empat mata dengan Mr W
84
Chpater 84 : Masa Lalu Number One
85
Chapter 85 : Jebakan untuk Andini dan Hansen
86
Chapter 86 : Mengejar Andini
87
Chapter 87 : Penyergapan Weapon Eagle
88
Chapter 88 : Hansen vs Weapon Eagle
89
Chapter 89 : Musuh tersembunyi
90
Chapter 90 : Menyelamatkan Andini
91
Chapter 91 : Emosi yang meluap
92
chapter 92 : Puncak emosi Mr W
93
chapter 93 : Hubungan masa lalu
94
chapter 94 - nasib savior eagle
95
chapter 95 : Perang yang tak terhindarkan
96
Chapter 96 : Rasa bersalah Hansen
97
Chapter 97 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya
98
Chapter 98 : Pertarungan maut Mr W vs Adi Wijaya part 2
99
Chapter 99 : Akhir dari perang angkatan laut vs angkatan udara
100
Chapter 100 : Koridor
101
Chapter 101 : Ilmuan gila
102
Chapter 102 : Kejadian setelah berakhirnya perang antara angkatan laut dan udara
103
Chapter 103 : Dampak setelah peperangan
104
Chapter 104 : Operasi lanjutan
105
Chapter 105 : Hasil operasi
106
Chapter 106 : Perseteruan
107
Chapter 107 : Dominasi Number
108
Chapter 108 : Identitas
109
Chapter 109 : Sampai di Shelter
110
Chapter 110 : Kondisi Cindy Pratama
111
Chapter 111 : Keputusan Hansen
112
Chapter 112 : Campur tangan pihak lain
113
Chapter 113 : Pertarungan yang tak terhindarkan
114
Chapter 114 : Pertarungan yang tak terhindarkan part 2
115
Chapter 115 : Hampir terungkap
116
Chapter 116 : Pertarungan yang tak terhindarkan bagian 3
117
Mohon maaf tidak update beberapa hari ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!