Kanaya dan Reino tiba di sebuah hotel mewah di daerah kota Denpasar namun hujan deras masih mengguyur di luar sana. Mobil Reino berhenti tepat di depan pintu lobi. Seorang sekuriti berpakaian rapi membukakan pintu mobil. Rrino segera turun diikuti Kanaya.
"Selamat datang, tuan Reino." sambut dua orang staff hotel itu. Mereka menyuguhkan 2 gelas minuman yang dihias di atas nampan.
"Ayo diminum, Nay. Ini cuma soda kok." bisik Reino lembut di telinga Kanaya. Ia tahu Kanaya ragu, mungkin ia mengira itu adalah minuman beralkohol. Memang menjadi suatu kebiasaan di hotel itu, menyuguhkan minuman untuk menyambut tamu istimewa seperti Reino. Namun. mereka tahu, Reino tidak minum alkohol. Jadi mereka menyuguhkan minuman soda saja.
Bukan tanpa alasan pihak hotel melakukan penyambutan seperti ini karena Reino adalah tamu khusus alias VVIP. Keluarga Reino memiliki saham di hotel itu sebesar 80%. Setiap ada konferensi atau rapat penting dengan klien internasional, perusahaan "RR" Group selalu menyelenggarakannya di sana.
"Silahkan, tuan. Kamar anda sudah siap. Bellboy." ucap manajer hotel yang telah menunggunya di lobi sembari menyerahkan kartu untuk membuka pintu kamar.
Seorang bellboy membawakan koper kecil yang disodorkan sang sopir tadi lalu mereka segera berjalan menuju lift. Kanaya mengikuti Reino di belakangnya. Sebenarnya ia bertanya\-tanya, dimanakah kamarnya? Tidak mungkin kan ia berada dalam satu kamar hotel yang sama dengan si bos? otaknya berputar dipenuhi pertanyaan.
"Maaf, pak Reino." Kanaya berbisik mendekat ke arah Reino. Karena perbedaan tinggi badan yang mencolok antara keduanya, Kanaya sedikit berjinjit agar bisikannya tidak bisa didengar oleh bellboy yang mengantar mereka.
"Kamar saya yang mana ya? Kelihatannya tadi bapak cuma dikasih satu kartu saja?"
Reino tergelak. Dilihatnya wajah Kanaya yang polos itu sedang pasang tampang bingung. Benar juga. Manajer hotel tadi hanya memberinya satu kartu untuk kamarnya saja.
"Bagaimana kalau tidur sekamar saja?" godanya.
Kanaya mendelik. Tanpa sadar dipukulnya lengan Reino gemas. Reino semakin tertawa lebar. Bellboy yang mengantar merekapun ikut tersenyum.
"Bercanda, Nay. Rita dan Dewi di lantai 7, kamar 710. Tadi aku sudah tanya Rita."
Kanaya tersenyum lega. Akhirnya ia bisa kembali ke habitatnya, bersama teman-teman satu dunianya. Karena ia merasa sedikit tidak nyaman jika harus berlama-lama berdua dengan Reino. Dunia mereka berbeda.
***
"Nay! Dari mana aja kamu? Baru nongol." Rita membuka pintu kamar dan ditutupnya lagi pintu itu dengan super cepat. Jelas ia menunggu kedatangan sahabatnya itu sejak tadi, tentu saja penasaran sama cerita Kanaya.
"Kamu pergi sama pak Reino ya?? Iiihhh enaknyaaa...memang kalian kemana, Nay? Jalan-jalan kemana?" Rita memberondong Kanaya dengan banyak pertanyaan sebelum gadis itu sempat duduk.
Dewi yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.
"Duuhh...penasaran sih boleh, Rit. Tapi, biar Kanaya istirahat dulu kali. Ganti baju kek, mandi kek. Baru datang udah ditodong duluan. Kan capek."
"Hehehe. Maaf. Abisnya aku pengen tau, mbak."
"Tau tu, Rita. Kepo banget." Kanaya cuek meninggalkan Rita dan masuk ke kamar mandi. Badannya terasa lengket karena seharian belum mandi. Ia ingin merilekskan tubuhnya sejenak sebelum dicecar pertanyaan-pertanyaan oleh Rita.
Kanaya tercengang begitu masuk ke dalam kamar mandi hotel itu. Sebuah ruangan yang sangat luas untuk ukuran kamar mandi normal rakyat jelata sepertinya. Ada shower dan bath up mewah, wastafel dengan kaca yang sangat besar, serta ada wewangian untuk aromaterapi seperti yang sering ia lihat di drama korea kesayangannya.
*Ini kamar mandi apa lapangan bola sih? Luas banget. Kayaknya ini ukurannya lebih besar dari rumahku*.
Kanaya menghidupkan kran di wastafel lalu membasuh muka beberapa kali. Dilihatnya bayangannya dicermin.
"Ini sebuah keberuntungan, Nay. Kapan lagi bisa liburan gratis nan mewah seperti ini." ucapnya pada dirinya sendiri kemudian segera melanjutkan acara mandinya keburu digedor sama Rita nanti.
Kanaya lebih memilih mandi memakai shower daripada bath up. Itu bukan kelasnya. Ia bahkan tak tahu caranya.
Tok...tok..tok...!
Tuh, kan! Apa aku bilang, pasti Rita ini yang ganggu.
Kanaya mengambil jubah mandi hotel di gantungan. Ia melilitkan tali di pinggangnya lalu segera keluar.
"Ada apa sih, Rit?" damprat Kanaya kesal karena harus mengakhiri mandinya cepat-cepat. Sebenarnya, ia masih ingin berlama-lama di bawah pancuran air hangat itu.
"Kamu, Nay. Mandinya kayak putri solo aja. Tuh, ada yang nelponin 'mulu dari tadi. Udah aku angkat nih." Rita menutup ujung mikrofon hape Kanaya dengan tangannya agar suaranya tak di dengar oleh si penelpon.
"Halo?" sapa Kanaya sembari melihat Rita yang tersenyum-senyum.
Reino menjawab di seberang sana.
"Aku tunggu di restoran hotel ya, Nay. Ajak juga Rita dan Dewi."
Tuutt! Suara sambungan terputus. Kanaya menoleh ke arah Rita.
"Rezekimu ini, Rit. Pak Reino ngajakin kita makan malam." terang Kanaya padanya. Jelas saja Rita jingkrak-jingkrak kegirangan. Sudah terbayang di matanya akan makan malam mewah bersama si bos.
"Dandan yang cantik, Nay. Siapa tahu pak bos naksir." celoteh Rita sembari mencari-cari baju yang cocok di dalam kopernya.
"Mbak Dewi ikut juga ya. Tadi pak Reino bilang gitu." ujar Kanaya memberitahu Dewi yang sedang asyik bervideo call ria dengan anaknya.
"Kalian aja yang pergi, mbak ga ikut ya. Ini lagi kangen sama si kecil." Dewi menolak dengan halus ajakan Kanaya karena gadis kecilnya sedang menelepon.
"Nanti mbak pesan aja lewat telpon." imbuhnya lagi.
"Oke mbak. Ayo Nay cepat ganti baju." Rita yang sudah siap pergi buru-buru menyuruh Kanaya mengganti bajunya.
"Iya. Iya. Bawel." ujar Kanaya kesal. Sebenarnya, ia sudah merasa sangat lelah setelah seharian ini bersama pak Reino. Tadi ia berencana menghabiskan malam ini dengan rebahan di tempat tidur hotel yang nyaman sambil menonton tivi. Tapi apa daya, ini perintah pak Bos. Ia tidak bisa menolaknya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🥀|bINInYa MaKnAe|🥀
Last kak😊udah aku like semua tapi blm smpai akhir nyicil ya kak bacanya😊
Ohiya kak yu kita saling mendukung dengan cara vote balik, folback, rate juga, like dan jangan lupa di masuki ke keranjang favorit kak😊🤗
ditunggu kak feddbacknya👼
HWAITING
2021-01-20
2
Susanti Agustinah
tak tunggu lanjutannya, penasaran....
2020-03-29
2