Rita masih terpaku di tempatnya berdiri begitu melihat siapa orang yang ada di hadapannya itu. Reino berdiri tepat di depan meja, tersenyum menyapa Rita yang sedang tersihir melihat ketampanannya.
Benar-benar Reino yang itu. Hati Rita berdebar tak karuan mendapati kenyataan ini.
"Halo, Rita." sapanya ramah. Ia terlihat santai dan cuek.
"Iya mas halo juga.." balas Rita yang kemudian segera tersadar akan status laki-laki di hadapannya itu sekarang. Dengan cepat gadis itu mengoreksi.
"Eh, maksud saya halo pak Reino." ujar Rita terbata. Tak berani menatap wajah Reino yang tampannya kelewatan itu.
"Aduh Nay kamu pasti kaget kalo tahu hal ini." Rita menggumam tak jelas, membuat Reino mengangkat sebelah alisnya karena merasa Rita mengatakan sesuatu barusan.
"Kamu bilang apa?" selidik Reino penasaran.
"Ah maaf pak saya tidak bilang apa-apa kok. Bener pak! Sueerrr" Rita tergugup menjawab, membuat Reino terkekeh geli. Ia tahu Rita sedang grogi sekarang. Masih teringat kejadian waktu itu saat dia mengaku bahwa pekerjaannya adalah sopir. Dan sekarang kenyataannya malah sebaliknya. Reino menjadi Bos di kantor tempatnya bekerja.
"Silahkan bapak nikmati hidangannya, kalau butuh sesuatu silahkan katakan pada kami." ujar Rita pamit undur diri.
Secepat kilat Rita melesat meninggalkan ruang perjamuan. Dan tentu saja ruang Kanayalah yang ia tuju. Ia sudah tidak sabar mengabarkan berita ini pada sahabatnya.
***
"Apaaaa??!" teriak Kanaya lumayan keras disusul bekapan tangan Rita di mulut gadis itu.
"Ssssttt...jangan berisiiikkk tauu!!" seru Rita kesal. Dengan segera ia menarik Kanaya untuk duduk di kursi.
"Mas Reino itu bukan sopir. Dia bos kita sekarang. Dia itu PRESIDEN DIREKTUR "RR" Group, Nay!" terang Rita bersemangat.
"Laaah..kok bisa tiba-tiba dia jadi presiden direktur sih,Rit? Kamu ga salah tuh?" tanya Kanaya tak percaya.
"Yeee..kamu ini dibilangin kok ga percaya. Aku tadi denger sendiri di ruang rapat. Mas Reino itu BOSnya "RR" Group. Dia itu HORAAANG KAYAAA!!"
Kanaya terdiam berusaha mengingat-ingat sesuatu.
"Pantesan mobilnya bagus banget ya,Rit. Kamu kn waktu itu sempat tanya ke dia kan soal kerjaannya."
"Iya. Dia bilang sopir. Huuhh.. bohong banget kan?"
Rita manyun. Hilang sudah harapannya untuk bisa mendekati Reino. Bagai pungguk merindukan bulan kan ya? Hiks.
***
Suasana di kantor siang ini lengang. Hanya beberapa karyawan "RR" Group yang masih terlihat di kantor. Karena adanya rapat besar tadi, seluruh karyawan diijinkan untuk pulang lebih awal hari ini setelah acara perjamuan selesai. Sementara itu, Kanaya dan Rita baru saja selesai dengan pekerjaan mereka. Mereka berjalan beriringan hendak pulang.
"Duh, hp ku ketinggalan di loker!" seru Rita menepuk jidatnya spontan.
"Hadeehhh..kebiasaan deh kamu, Rit. Cepet ambil. Aku tunggu di lobi ya." ujar Kanaya sambil berlalu menuju lift.
Tiiiinggg....
Pintu lift terbuka. Kanaya hendak masuk ke dalam lift namun langkahnya terhenti. Di dalam sana ada seseorang yang hari ini telah resmi diumumkan menjadi bos baru di "RR" Group. Reino Rahardian.
Kanaya canggung meski akhirnya ia masuk juga ke dalam lift. Melihat ekspresi Kanaya, Reino tersenyum.
"Mau pulang?" tanya Reino membuat Kanaya semakin gugup.
"Iya mas. Ehh maksud saya, pak Reino." ralat Kanaya secepat kilat. Ia tidak ingin dianggap tidak sopan pada atasannya itu.
Keduanya saling diam menunggu, menatap lurus ke arah pintu lift yang entah kenapa terasa begitu lama untuk terbuka.
Kenapa lama sekali ini lift turunnya, batin Kanaya grogi. Berada berdua saja dengan Reino di dalam lift yang sempit membuat Kanaya merasa kesulitan bernafas seakan-akan hampir kehabisan oksigen. Sesekali ia melirik ke arah Reino dengan ekor matanya. Mencuri pandang. Dia tampan sekali, betul kata Rita, bisik hati Kanaya takjub.
Sementara itu, Reino menyadari jika Kanaya sejak tadi memandanginya. Namun, ia tak bergeming. Ia sengaja membiarkan gadis itu mengamatinya. Entah kenapa ia sendiri tak tahu alasannya.
Tiiiiinng....
Akhirnya pintu lift terbuka. Reino mempersilahkan Kanaya keluar lebih dulu. Kanaya merasa lega bisa segera keluar dari lift.
"Ss..saya.. duluan pak Reino." pamit Kanaya hendak berlalu mendahului laki-laki itu namun tiba-tiba ia terhenti karena ucapannya.
"Aku antar ya?" tawarnya membuat Kanaya menoleh karena terkejut.
Ya Tuhan.. Apa tidak salah pak Reino ini? Atau kupingku sudah mulai eror ya? Ujarnya dalam hati. Mana ada atasan yang mengantar bawahannya pulang. Ada-ada saja.
"Boleh kan aku antar kamu pulang?" ulangnya sekali lagi dan tentu saja kali ini membuat Kanaya semakin heran.
"Tidak usah, pak. Terima kasih atas tawarannya. Saya sedang menunggu Rita. Kami naik taksi onlen saja." Kanaya menolaknya dengan halus agar tidak menyinggung niat baik bosnya itu.
"Nah..itu Rita sudah datang. Mari pak saya duluan." pamitnya tergesa seraya menarik tangan Rita agar segera pergi dari tempat itu. Ia tidak mengerti kenapa jantungnya berdegup kencang bila berada di dekat Reino.
Di luar kantor, Kanaya dan Rita berbincang sambil menunggu taksi yang mereka pesan. Terlihat mata Rita memandanginya penuh selidik.
"Ada apa sih, Rit? Kok liatin aku kayak gitu?"
"Tadi kamu satu lift sama pak Reino ya?" Kanaya mengangguk mengiyakan.
"Trusss... teruss..??"
"Terus apaaa? Ya udah gitu aja! Ga ada terusannya, Rita sayang. Cuma satu lift aja apanya yang terus. Cuma kebetulan." seru Kanaya menjawab seperlunya.
"Ya kali aja ditawarin pulang bareng gitu. Seperti waktu itu pas kita makan di kedai mang Ujang, Nay."
Kanaya mengangkat bahu membuat Rita semakin ingin tahu saja.
"Iya.. Tadi ditawarin pulang bareng. Tapi aku ga mau." akhirnya Kanaya mengaku juga.
"Loh..kamu ini gimana sih, Nay?! Kenapa ditolak gitu..." protes Rita menyesal.
"Lain kali kalau mau dianter pulang, di-iya-in aja, Nay. Kapan lagi bisa pulang dianter big bos. Kan lumayan naik derajat dikit." ujar Rita terkekeh.
Kanaya tersenyum menanggapi ocehan sahabatnya itu. Ia tahu pasti Rita naksir sama Reino sejak pertama perkenalan mereka. Ia blak-blakan mengutarakan rasa sukanya pada laki-laki itu tanpa ditutupinya sedikitpun. Tapi sekarang situasinya berbeda. Kenyataan saat ini membuat kehadiran Reino bagai fatamorgana di dalam kehidupan dua gadis itu. Dia adalah atasan mereka. Sedangkan mereka berdua? Hanyalah butiran debu di angkasa. Menyedihkan bukan? Hiks.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Army_nh
aku bom like ya thorr terimakasih
2020-03-18
2