Siang ini begitu terik. Jalanan semakin padat merayap menambah sesak hiruk\-pikuk kehidupan. Kanaya termenung sendiri, duduk bertopang dagu di tepian jendela kamar kos Rita. Pandangannya menerawang tak tentu arah. Sesekali lamunannya buyar oleh suara anak\-anak kecil yang sedang bermain riuh di depan gang.
Sekilas ia melirik hape di atas meja. Sunyi. Tak ada satupun notifikasi di hapenya. Ia menghela nafas dalam\\-dalam. Apa kabar wawancaraku? batin Kanaya hampir putus asa. Sudah hampir 4 hari berlalu namun tak ada tanda sedikitpun bahwa ia diterima kerja di sana. Padahal dulu Rita hanya menunggu 1 hari kerja untuk tahu hasil wawancara kerjanya.
Di tengah kebimbangannya tiba\\-tiba saja hapenya berteriak nyaring. Kanaya terlonjak kaget namun dengan segera ia meraih dan menjawab panggilannya. Nomor tidak dikenal. Mungkinkah dari kantor "RR" grup?
"Halo?? Iya betul dengan saya sendiri.." Kanaya semakin merapatkan hape itu ke telinganya.
"Oh iya pak. Baik pak. Iya. Iya. Terima kasih pak." jawab Kanaya sebelum menutup sambungan telponnya.
Alhamdulillaaaah. Akhirnya aku dapat pekerjaan, ujarnya dalam hati.
Kanaya segera menelpon sang ibu untuk memberi tahu kabar baik ini. Beliau pasti senang mendengarnya. Sebentar lagi aku pasti bisa membahagiakan ibu, bisik hatinya bahagia.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Waktu baru menunjukkan pukul 6 pagi namun Kanaya sudah berada di depan gedung tempatnya bekerja dengan mengenakan seragam barunya. Dengan penuh semangat ia melangkahkan kaki menuju ruang Service. Di sana sudah ada beberapa orang yang bersiap\-siap untuk briefing pembagian tugas. Kanaya ikut berbaur bersama teman\-teman barunya itu.
"Selamat pagi semua." seseorang membuka briefing pagi ini dengan sedikit formal. Seorang laki-laki paruh baya terlihat serius mengamati lembaran kertas di tangannya.
"Ada anggota baru rupanya." ujar laki-laki itu mengamati satu-persatu nama di hadapannya.
"Hmm..yang mana Kanaya?" ia meneliti wajah-wajah yang sudah biasa ditemuinya setiap pagi lalu melanjutkan lagi, "Kamu ya?" tanyanya menunjuk ke arah Kanaya.
Kanaya mengangguk mengiyakan. Seluruh anggota tim serentak menoleh ke arahnya.
"Kenalkan namaku Kanaya. Panggil aku Nay." jelas Kanaya sambil tersenyum ramah. Satu persatu orang di ruangan itu menghampiri gadis itu lalu menyalaminya.
"Selamat datang di tim ya Nay. Aku Dewi." datang seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya menjabat erat tangan Kanaya.
"Terima kasih." ujar Kanaya ramah. "Semoga betah kerja di sini, Nay. Pak Didik itu galak loh." lanjut Dewi setengah berbisik. Seakan punya indera keenam tiba-tiba saja pak Didik menoleh ke arah keduanya. Kontan saja Kanaya merasa tidak enak. Ia takut pak Didik mendengar ocehan Dewi.
"Baiklah. Tugas pagi ini seperti kemarin ya. Hanya saja ada beberapa bagian ruangan direksi di lantai 5 yang harus diperhatikan lagi kebersihannya karena besok akan ada meeting besar di sana. Lalu untuk bagian toilet dan dapur nanti jangan lupa di cek lagi kran air yang kemarin diperbaiki. Takutnya air masih ada yang menggenang di sana." ujar pak Didik menjelaskan.
"Nah untuk kamu Nay saya tugaskan di lantai 7 bersama Dewi dan Sasya. Tolong kalian pastikan ruangan pimpinan dan sekretaris rapi dan bersih. Perhatikan juga kebersihan karpet dan sofa. Harus di vacuum sampai ke sudut-sudutnya ya."
"Baik pak Didik." jawab ketiganya hampir bersamaan.
Setelah briefing selesai, semua bergerak menuju pos masing\-masing sesuai yang telah disampaikan oleh pak Didik tadi. Kanaya mengikuti Dewi dan Sasya yang lebih tahu letak ruang pimpinan dan sekretaris. Mereka pun segera memulai pekerjaan masing\-masing. Dewi meminta Kanaya untuk membersihkan meja\-meja, kursi dan mengelap pinggiran jendela. Dewi membersihkan karpet dan sofa, sedangkan Sasya merapihkan buku\-buku dan majalah yang berserakan di meja. Ketiganya harus bergerak cepat karena pekerjaan mereka harus selesai sebelum jam masuk kantor. Kalau tidak selesai dijamin bakal dapat omelan gratis dari pak Didik seharian penuh. Begitu pesan Dewi pada Kanaya tadi.
Jam 12 di kantor "RR".
Kanaya meluruskan kakinya yang terasa sedikit kebas. Terlihat beberapa kali ia memijit\\-mijit betisnya karena lelah. Tadi setelah selesai bersih\\-bersih di ruang pimpinan dan sekretaris, Kanaya,Dewi dan Sasya mendapat tugas tambahan mengepel lobi dan teras depan. Hari ini begitu sibuk dan melelahkan.
Tak lama Dewi muncul dari balik pintu membawa nampan berisi 3 gelas es teh dan sepiring gorengan. Tanpa dikomando lagi mereka bertiga menyerbu dan menghabiskan semuanya karena merasa sangat lapar dan haus. Lalu ketiganya pun larut dalam obrolan panjang hingga jam istirahat pun usai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Lita
gimna si cerita yg sama ko brulang2...GK bner nih authoor
2021-01-25
0