DENDAM LARAS
Gadis kecil berusia lima tahun berlari dengan kaki telanjang, tak merasakan sakit, dan perihnya luka, dia berlari terus berlari seolah hanya itu yang bisa ia lakukan.
Tubuh kecilnya ia lemparkan kedalam semak belukar, menenggelamkan tubuhnya agar tak terlihat siapapun.
Nafasnya terengah-engah. Di peluknya sebuah kantong plastik hitam berisi makanan. Sesekali matanya yang bulat bening melihat ke arah jalanan, memastikan semua aman.
Laras duduk bertumpu pada ke dua kakinya sedang menunggu kakaknya yang berlari ke arah berlawanan.
Laras selalu teringat akan pesan kakaknya untuk selalu diam jangan bersuara.
Sesekali gadis kecil itu mengintip ke luar, tempat yang jauh. Melihat-lihat, memastikan, keadaan yang aman. Matanya yang bulat bening mencari-cari kakaknya yang tak kunjung datang menjemputnya.
Terlihat tak jauh dari ia bersembunyi, seseorang dengan membawa sebuah parang mencari-cari menyibakkan dedaunan. Orang itu begitu menakuti Laras, berdiri tak jauh membuat Laras menutupi mulutnya dengan kencang, rasa takut memenuhi hatinya.
Tak ada yang bisa di pikirkan olehnya kecuali diam dan duduk menunggu. Berselang beberapa jam kemudian sebuah suara memanggil namanya, suara yang ia kenal, itu suara kakaknya.
"Ras, Laras" Bejo kakaknya memanggil pelan
Dengan berlahan Laras menjawab suara itu dan berlari menghampirinya.
Dua potong rebung ( Nama sayuran dari bambu yang masih muda ). Terikat rapih berada di punggung bejo.
Dengan berlahan kakak beradik berjalan beriring menyusuri jalan setapak di pinggir hutan.
Bejo selalu mengajak adiknya kemanapun, bahkan kadang laras mengikutinya ke sekolah, dan tempat Bejo mengaji. Menunggu kakaknya dengan sabar belajar di tepi dinding kelas.
Laras selalu menemani kakaknya berburu makanan untuk mereka, tempat yang ia tuju sebenarnya pinggiran hutan liar di mana di sana Bejo akan menemui beberapa makanan ada Rebung, Jambu air, Mangga hutan, Pisang hutan masih banyak lagi makanan hutan.
Tapi ada beberapa orang yang sudah mengklaim itu milik mereka, seperti yang terjadi saat ini, ketika Bejo mengambil rebung tiba-tiba seorang dengan membawa parang memarahinya dan mengancam hendak membunuhnya, membuatnya lari tunggang langgang.
Bejo yang selalu mengajari adik kecilnya itu untuk diam saja, saat melihat kejadian apapun, terekam di ingatan Laras.
Saat orang datang tiba-tiba Bejo mendorong tubuh Laras menyuruhnya berlari sedangkan dia melarikan diri menuju tempat yang berlawanan, cara Bejo untuk melindungi adik kesayangannya itu.
******
Dengan telanjang kaki, sesekali Bejo berhenti mengusap peluh di dahinya juga mengusap wajah adiknya yang belepotan. Di gandengnya tangan Laras dengan erat, matanya masih melihat-lihat takut seolah-olah merasa terancam.
"Mas aku lapar ? "
"Sabar Yo dek, Nanti kita makan di sana, kalo kita makan di sini nanti ketauan lagi,"
Jawab Bejo menenangkan Laras pelan, laras mengangguk angguk mengerti, di pegang tangan kakaknya, dan melangkah beriring.
Di lihatnya plastik hitam berisi bekal masih di gendong Laras dengan utuh. Berhenti di tepi perkebunan Bejo duduk, di tariknya sang adik untuk duduk juga.
Membuka bekal nasi putih dengan lauk sambal jamur, mereka makan dengan lahap dan bahagia. Bejo melihat Laras makan dengan lahapnya, membuat dia menghentikan suapan di mulutnya, memperhatikan adiknya yang makan dengan lahap, membuat Bejo merasa kenyang seketika.
"Mas nggak makan to, dah habis"
Suara lugu Laras membuat Bejo terharu dan tersenyum, ada sedih di hatinya. Selesai makan Lalu mereka melangkah lagi menuju rumah.
Sambil jalan pulang, tak lupa Bejo mengumpulkan ranting-ranting kayu Kopi yang berserak untuk ibu memasak di rumah
"Mas aku nggak bawa kayu to, aku mo bawa juga " Bejo tersenyum
Di ikatnya sekumpulan kayu kopi yang mereka kumpulkan dalam ukuran kecil untuk di bawa Laras pulang, sedangkan ikatan yang berukuran besar di bawa oleh bejo sendiri.
Kedua bocah kakak beradik Melanjutkan perjalanan pulang
"Mas kok tadi kita di kejar-kejar kenapa ?" tanya Laras polos
"Ssssssssst"
Bejo menutup mulut adiknya dengan telunjuknya, jangan bilang ibu ya, kasihan nanti ibu nangis. Laras hanya mengangguk diam.
"Ini rahasia kita ingat-ingat jangan lupa"
Kembali Laras mengangguk, memahami apa yang di katakan Bejo.
Bejo adalah seorang anak laki laki berusia dua belas tahun duduk di bangku sekolah dasar, selain dia anak yang baik, Bejo termasuk anak yang pandai di sekolah bahkan di tempat ia mengaji, itu kelebihan yang selalu di jadikan masalah oleh teman-temannya.
Keadaan dan kemiskinan membuat Bejo tidak seperti anak-anak yang lain, bermain dan bersenang-senang selayaknya anak seusianya.
Sepulang sekolah Bejo akan membantu ibunya, juga rasa sayang pada adiknya membuatnya lebih sering menghabiskan waktu berdua,
Bejo menyadari adiknya yang selalu diam tanpa ekspresi ini selalu memperhatikan banyak hal.bejo tau sebenarnya adik kesayangannya itu menginginkan teman untuk bermain.
Laras berbeda dengan anak-anak yang lain, dia tidak bisa mengekspresikan banyak hal yang ia temui, dia dengan lugunya akan mendatangi kakaknya dan bertanya apa yang ia alami
Pernah sebuah kejadian menimpanya, meski dia di pukul oleh teman-temannya, dia akan berlari menanyakan itu pada kakaknya dengan polos
"Mas aku tadi di pukuli"
Dan seperti biasanya Bejo akan menempelkan jarinya ke mulut Laras
"Sssssssuuttttt"
Laras diam, menuruti. itu tanda yang selalu di berikan pada kakaknya bahwa ia tidak boleh bicara itu rahasia.
******
Tak lama sampailah mereka di sebuah gubuk yang terletak di ujung kampung Serdang. Bejo menurunkan rebung yang ia dapatkan dan kayu bakar pada ibunya.
"Makanya jadi orang kerjanya jangan nganak terus"
Sebuah suara tinggi membuat Laras menoleh, di lihatnya ibunya duduk memungut beberapa sayur yang berserak di tanah.
"Ngapa Mak ?"
Bejo dan Laras berlari menghambur menghampiri ibunya, ibu hanya diam sambil mengendong adiknya, perutnya membuncit karena hamil.
Ibu Laras seorang wanita yang cantik berasal dari orang yang berada, menikah dengan ayahnya Paiman, merantau ke Lampung dari pulau Jawa tanpa membawa apapun kecuali dua orang anaknya karas dan bejo
Kala itu ibunya hamil anak ke tiga yang sekarang berusia dua setengah tahun, masih memiliki anak bayi, ibunya sudah hamil lagi. Ibu rela hidup dalam kemiskinan meski ia adalah anak orang yang lumayan kaya.
Laras berdiri melihat, matanya tak berkedip ke arah orang yang barusan mendorong ibunya Hinga jatuh, ia hanya diam tak memberi ekspresi apapun
Setiap hari Bejo membantu ibunya. meskipun usianya baru dua belas tahun ia mampu melakukan banyak hal. Bapaknya Paiman sering merantau, tidak terlalu jauh, satu hari perjalanan pulang dan pergi. terkadang seminggu baru pulang, terkadang satu bulan baru pulang, bahkan kadang lebih. itupun paiman hanya pulang untuk memberi uang belanja saja. keesokan harinya diapun berangkat merantau kembali
Keluarga Paiman tinggal di sebuah perkampungan yang masih terisolir menumpang rumah yang sudah terbengkalai lama.
Sudah selama tiga tahun mereka menempati rumah itu, dinding dari anyaman bambu dan atap dari bambu. Rumah itu yang melindungi keluarga kecil mereka dari panas matahari dan hujan. Melindungi mereka dari dinginnya udara malam
Paiman yang sering merantau, dia tidak pernah tau nasip apa yang terjadi dengan anak istrinya. Paiman merasa semua baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Paulina H. Alamsyah Asir
semangat Thor, ceritanya keren.
Maaf nyicil bacanya❤🙏
votenya esok yaa😂💪🙏
2023-05-07
0
더보이즈 (♡
Kebetulan benget namaku Fiolina Larasati
2023-01-16
0
Paulina H. Alamsyah Asir
Like komen, dah mampir
maaf thor nyicil bacanya
2022-09-15
0