Malam itu kembali gajah mengamuk memporak-porandakan beberapa rumah warga, bapak seperti biasa keluar membantu warga lainnya.
Laras kesal dengan kejadian sore tadi membuat ia pergi tidur lebih awal.
*****
Pagi-pagi sekali bapak pulang dengan terbatuk-batuk membangunkan kami.
"Ngopo pak?( kenapa pak)"
"Mboh mak masuk angin mungkin.( tidak tau, mungkin masuk angin)"
"Sini tak kerokin" ( pertolongan pertama pada zaman dahulu saat sakit/ flu)
Ibu beranjak mengambil peralatan kerokan, Bejo yang terbangun karena batuk bapaknya langsung Membuat sarapan pagi menggantikan ibunya, tak lama Laras bangun, dan membantu masnya memasak
****"
Semalem Paiman pergi ronda karena gajah sering masuk kampung.Berkumpul bersama penduduk kampung di pos ronda. Tapi tiba-tiba, saat bapak pulang, bapak batuk- batuk dengan tak henti-hentinya. Kadang sampai mengeluarkan bercak darah, Paiman tak menaruh curiga sama sekali,
"Bapak tadi makan apa to?"
"Yo makan-makan di pos ronda seperti yang lain to mak, paling makan singkong rebus apa lagi?, namanya sama orang banyak."
"Ya ampun pak "
Ibu tampak bingung. Bejo memberi bapak minum air hangat untuk melonggarkan batuk bapak
Sejak saat itu bapak batuk-batuk terus, Sudah di obati ke mana-mana tapi tak kunjung sembuh, bapak jadi sulit bekerja
******
Langkah kaki kecil Laras menyusuri koridor sekolah, dengan menunduk dan berfikir.
"Hidup itu butuh uang, dari mana aku bisa menghasilkan uang" pikir Laras dengan keras
"Mungkin ada sesuatu yang bisa ku jual"
Hari ini Laras akan pergi ke kota barang kali ada yang bisa di kerjakan olehnya, laras terus berfikir keras, dalam keasikannya berfikir telinganya tak sengaja mendengar
"Eh tau nggak bapaknya si miskin sakit"
Laras mengintip di balik dinding mendengarkan pembicaraan Teman sekelasnya, dalam diamnya Laras berfikir
"Bagaimana ia tau" Laras berbicara lirih dalam bentuk gumaman
"Bapak nya di racuni sama bapakku semalam, mampus!"
"Kok kamu tau"
"Taulah, masku yang buat racunnya"
Laras keluar dari persembunyiannya melihat mereka yang kaget, matanya tajam memperhatikan satu persatu dari mereka yang langsung membubarkan diri ketakutan.
Di antara mereka ada Rini anak bude Jum
"Sekumpulan anak bodoh" senyum sinis Laras."Aku pasti akan menghabisi mereka kelak!"
Tapi Laras tidak tau apa yang di maksudkan mereka "Bapak keracunan'' apa itu? ia tak habis pikir dan terus berfikir apa yang di maksud kan dengan keracunan
Laras terus mencerna apa yang barusan ia dengar, sifatnya yang lugu kurang bisa memahami apa yang teman-temanya katakan tentang bapaknya
******
Sepulang sekolah masih melihat bapak yang terbatuk-batuk tak henti-henti
"Buk tadi aku dengar, temen di sekolah bilang kalau bapak di racun"
"Jangan ngawur kamu Ndok"
Ibu marah mengira Laras asal bicara
"Saru..." kata ibu lagi
Laras hanya diam mendengar ibu bicara, dia masih bingung, kenapa ibunya marah, padahal dia hanya bilang jika Bapaknya di racun, dia langsung Mengganti pakaiannya bermaksud mau pergi ke kota
"Mau ke mana ras?"
"Mau main Mak"
"O, ya. gitu mainlah,"
Laras keluar rumah membawa tas sekolahnya. Jalan menuju kota cukup jauh melewati jalan setapak sejauh 1 km, dengan kaki telanjang Laras terus melangkah. Ini untuk pertama kalinya ia keluar jauh, naik turun tanjakan, hingga sampailah di sebuah kota kecil yang masih tradisional
"Waaah, ini to kota?"
Mata mungilnya mengelilingi tempat itu, melihat Motor, Mobil lalu lalang dan beberapa orang-orang penjual membawa gerobak
"Apa itu ya?"
terdapat toko yang menjual barang-barang bagus
"Hem?"
Laras meletakkan tubuhnya yang mungil duduk di tepian jalan, melepas lelah
Tiba-tiba matanya melihat ada beberapa kantong Plastik hitam tergeletak, dia hanya berfikir sederhana saja, hanya untuk memanfaatkannya di kemudian waktu
Laras memungut kantong itu melihat isinya ada sedikit makanan, dia menyimpannya
"Kantong yang cukup besar, lumayanlah untuk menampung sayuran saat jalan pulang nanti" Bisik hati Laras
Hanya dengan duduk di pinggir jalan memperhatikan kendaraan dan orang lalu lalang cukup lama membuat otak kecil Laras bekerja. kemudian Laras Beranjak dari duduknya berdiri memastikan hendak kemana kakinya ia langkahkan.
Waktunya pulang, Laras melangkahkan kakinya yang kecil kembali menyusuri jalanan. Kali ini ia bukan cuma mau pulang tapi harus membawa sesuatu untuk di bawa pulang.
Saat dalam perjalanan, di bukanya kantong plastik yang ia temukan tadi, di lihat ada makanan, Laras berhenti sejenak, tangan kecilnya merogoh mengeluarkan isi kantong itu.
" Apa ini ya?, Haaa ini kok kayak duit ya?"
Ada sebuah gulungan uang di dapati Laras di dalam kantong itu, bercampur dengan beberapa bungkus makanan
"Pasti yang kehilangan bingung, biarin saja! orang jahat bingung dan nangis!" Laras tersenyum membayangkan itu
"Tapi kan dosa, ini bukan punyaku, mamak selalu berpesan untuk jujur"
"Ah masa bodok!"
Laras kembali melangkah pulang
*****
"Uhuk uhuk uhuk" suara bapak batuk-batuk
Laras melemparkan tas nya lalu membantu ibu mengurus Adik, karena ibu sibuk mengurus bapak.
Bejo pulang sudah sangat larut malam, langsung membantu ibu mengurus bapak
"Buk kita bawa bapak ke dokter, aku ada uangnya" kata Bejo pada ibunya
"Iyo Jo, ayo tapi kita jalan opo le ?"
"Iyolah buk, la gi mana, kita gak punya kendaraan"
Malam itu aku di rumah bersama Wahyu adikku, mereka pergi sangat lama,
*****
"Tok tok tok tok"
Suara pintu di ketuk mas Bejo masuk
"mamak mana mas?"
"mamak menginap di sana, ini mas mau jemput kamu sama adek."
"Mas yang jaga rumah siapa?"
"Kamu berani apa ?"
"Iya mas, mas tadi di sekolah aku dengar temen-temen bilang, bapak di racun"
" Nggak Ras bapak cuma masuk angin, kata pak dokternya"
"Ooooo..aku ikut mas tempat mamak, pengen liat pak dokter itu kayak apa sih"
"Ya sama kayak kita tapi pak dokter itu orang yang sekolah tinggi.
"OOO ngono to"
"Kamu di rumah, aku bawa adek, adek kan masih nyusu, kamu berani?"
"Iya mas"
Laras tersenyum mengangguk melepas mas nya yang membawa Wahyu dalam gendongannya hingga tak tampak lagi hilang di telan kegelapan malam...
"Aku mau tempat mbak Mayang"
Laras menyambar tas sekolahnya menutup pintu dan menerjang kegelapan malam, dengan keberaniannya ia melintasi hutan kecil yang rimbun.
Sesekali di tekannya dadanya menahan takut, semua yang indah pada siang hari terasa seram pada malam harinya.
Berdiri di bawah pohon jambu, melihat kelipan cahaya di sebuah gubuk kecil yang cantik, Laras langsung menghampirinya
"Mbak mayang" Seorang wanita keluar, dengan terkejut
"Laras ini tengah malam"
"Bapak sakit mbak di racun"
"Bapak mu?, ayo kita melihatnya,"
Mayang menyambar tangan Laras melewati hutan rimbun, menuju rumah
"Bapak di bawa ke tempat dokter mbak"
"Iya ayo kita ke rumah mu dulu ya?"
"Emmm ayo mbak" Laras mengangguk dan mengikuti langkah Mayang
Mbak Mayang masuk ke dalam rumah melihat-lihat, duduk di samping ranjang tempat tidur, Laras menyusul menaiki ranjang tidurnya
"Tidurlah Laras, mbak temani, bapak pasti baik-baik saja." katanya menyakinkan laras
Tak menunggu lama Laraspunsudah terlelap, seharian berjalan kaki, membuat tubuh kecil itu kelelahan, Tangan lentik Mayang mengelus-elus rambut laras, membuat gadis kecil itu terbuai dalam mimpi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Any Time
hahaha asli, minta di bantai 🤣
2021-10-11
2
Kustri
Kira" mayang umur brp yaa,
👉👉👉
2021-07-08
0
Ai Emy Ningrum
tetangga nya psikopat 😡😠 maen racunin org ajah 😣
2021-06-29
1