IBU KEGUGURAN

Semingu sudah dari kejadian itu, ibu banyak menghabiskan waktu sendiri, sambil menunggu kepulangan bapak kami tinggal di rumah pak Hasan, hansip kampung kami yang lumayan baik.

Laras hanya diam tangannya bermain tanah hatinya tidak bisa mencerna air mata ibunya yang mengalir. Saat ini ibu hamil ke empat bulan, mas Bejo selalu menemani ibu.

Hari yang kami tunggu datang bapak pulang, dengan terkejut melihat rumah yang sudah rata dengan tanah, berlari bertanya, mencari kami, hingga bapak tau kami tinggal di rumah pak Hasan.

Ibu menyambut bapak dengan senyum, di ambilnya air minum untuk bapak, menunggu bapak istirahat baru bercerita. Bapak hanya diam mendengar ibu bercerita, kemudian berdiri menghampiri Kami, memeluk kami dengan sayang. Lalu bapak pergi mencari jalan keluar

"Bapak aku ikut pak " suara Laras polos. Mas Bejo langsung membawaku pergi meninggalkan mereka untuk berbincang-bincang. Mas Bejo membawaku bermain ke tempat biasa, tempat Main kami tentu tempat yang bisa membuat kami pulang membawa hasil, ke sungai atau ke sawah

"Mas Bejo aku mau pulang"

"Tunggu ras"

"Aku dapat keong mas, buat di goreng ibu" Laras berlari meninggalkan Bejo yang masih di tengah sawah

"Tunggu ras!" teriak Bejo lagi

Laras berhenti, ia mengendong kerang-kerangnya dengan senang, Bejo menghampiri " Jangan ninggalin mas, mas nggak mau sendiri"

Saat itu mas Bejo duduk di bangku sekolah SD kelas enam dan Laras berusia enam tahun, usia Laras mendekati masuk SD.

Dengan senang dia pulang menghampiri ibunya

"Sssssuuuttttt" Laras diam saja

Melihat ibu bapaknya bersiap pergi dari rumah pak hansip itu. Menghampiri kami berdua untuk pindah ke kampung yang lumayan jauh.

Rumah yang kami tumpangi sebelumnya berada di pinggiran kampung, dekat dengan perkebunan warga tak jauh dari hutan lindung. sedangkan rumah pak Hasan berada jauh masuk ke dalam perkebunan hanya di huni satu dua orang saja. Untuk sampai ke kampung kami harus melewati beberapa kebun menuruni bukit kecil dan sawah-sawah.

Seorang teman ayah yang memiliki rumah cukup besar di kampung mau menampung kami.

Kami sekeluarga menghampiri sebuah rumah yang lumayan bagus tertata rapi, ibu seperti engan memasuki tempat yang bersih

"Pak nggak salah? anakmu Lo kotor begitu."

"Gimana lagi mak, sementara waktu saja ya? sabar." bapak mencoba menenangkan ibu

Hari itu kami tinggal di rumah pakde Tirta, bapak tidak tau jika ibu sempat meminta pertolongan pada bude saat Sudarso adik kami sakit, dan dengan sombongnya mereka malah mengejek ibu, mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang, tapi mereka pergi ke pasar membeli banyak perlengkapan dapurnya. Laras berlari-lari bahagia, tapi seperti biasa mas Bejo slalu menempelkan jari telunjuknya di bibir Laras

"Sssssuuuttttt" dan dengan seketika Laras diam,

Teguran Bejo yang seperti itu sudah mendarah daging untuk Laras seolah seperti sebuah alarm yang bisa menghentikan semua aktifitasnya seketika.

Esok harinya bapak pergi lagi merantau. Meninggalkan kami di rumah pakde bude Tirta, pakde Tirta termasuk orang yang baik Perhatian juga nggak mesum, tapi bude istrinya kurang setuju dengan kehadiran kami, ibu diperlakukan seperti pembantu di rumah itu, kadang makanan di simpan mereka di kamar.

Laras masih kecil suka nangis jika minta sesuatu, satu satunya alarm buat Laras adalah mas Bejo.

Anak bude si pemilik rumah sering mengganggu mas Bejo. Laras hanya diam melihat di perlakukan jahat oleh anak pemilik rumah.

Ada suatu waktu Laras sangat marah, Yanto anak budenya Mendorong Bejo Hingga terjungkal, Laras tanpa aba-aba menerjang Yanto, badan mungilnya menindih tubuh Yanto yang jatuh, berkali-kali tinjunya mendarat di wajah Yanto.

Melihat hal itu Bejo langsung mengendong Laras pergi menjauh. Bejo marah Laras tak patuh, dalam gendongan Bejo mata tajam laras memperhatikan Yanto yang menangis sangat keras, membuat orang-orang berkumpul mendatanginya. Ibu datang menghampiri Laras, melihat apa yang terjadi, Bude dengan ganas mengusir ibuku, mencaci maki,

"Dasar tak tau diri, sudah numpang anaknya liar nggak punya aturan " kata bude marah

"Iyo anak kok kayak gitu " seorang lagi menimpali

Ibu memukul betis Laras dengan marah, dicubitnya paha mungil itu berkali kali, di tariknya telinga Laras, menuju kamar mandi dengan menarik tangan Laras, gayung demi gayung di guyurkan air ke tubuh mungil Laras hingga kuyup

Sambil menangis ibu terus memukul Laras. Bejo melihat itu diam tak bergerak, mematung.

Ibu diam terduduk di lantai, Bejo membantu untuk duduk di kursi dan mengambilkan air minum, agar ibunya tenang.

Lalu Bejo menghampiri Laras yang duduk di kamar mandi ia duduk memeluk kedua kakinya kedinginan

"Mas kan udah bilang, sssssuuuuttttt,"

kembali tangan Bejo di tempelkan di bibir Laras,

Di elus nya paha adiknya yang berbekas biru, akibat pukulan dan cubitan ibu.

Hebatnya lagi laras tak menangis mendapat pukulan itu. Laras tak merasa sedih dengan perlakuan ibunya, cintanya terhadap kakaknya, tak membuat dia merasa sakit, dengan lugu Laras bertanya pada kakaknya

"Mama's sakit?"

Laras bertanya pada Bejo, masih teringat melihat Yanto yang memukul masnya dengan kayu dan mendorong badan Bejo Hingga terjungkal.

"Nggak ...nggak kok dek" Bejo menjawab pertanyaan Laras pelan,

Bejo menangis dan memeluk Laras, "betapa konyol nya adik kecilku satu ini, dengan luka dan basah kuyup yang di terima, masih sempat menghawatirkan aku."

Ibu terduduk, penyesalannya membuat seluruh tubuhnya lemas, kepalanya begitu sakit berputar-putar, tak terasa tubuhnya limbung dan ibu pingsan.

Bejo merapikan Laras memandikan, mengantikan bajunya. Membawa Laras keluar kamar mandi, Laras berjalan dengan polos nya dengan kaki pincang mengikuti langkah Bejo, tak lupa jari telunjuk Bejo menempel di bibirnya

"Sssssuuuuttttt diam". Laras mengangguk mengerti.

Melihat ibunya terkulai, Bejo bingung, menghambur menghampiri ibunya

"Ras ambil air minum!"

Perintah Bejo, Laras berlari dengan pincang-pincang mengambil air minum, berdua beradik memeluk ibunya bersama

"Mas ibu berdarah" Laras menunjuk selah kaki ibunya yang mengalir darah

Bejo yang melihat sontak kaget, bingung, takut

"Ras panggil pak hansip ya!"

Bejo mengingat pak Hasan hansip desa yang selalu menolong mereka, tanpa pikir panjang Laras, pergi berlari dengan kakinya yang masih pincang-pincang. Dengan tubuh kecil, kucel Laras berlari tanpa memikirkan apapun, hanya perintah Bejo yang Laras ingat. Laras terus berlari mencari pak hasan, cukup jauh untuk seorang anak umur enam tahun menempuh perjalanan menyusuri pinggiran hutan liar menuju tempat yang agak tinggi.

Tapi kebiasaan Laras yang tak pernah membantah kakaknya tak membuatnya takut, dia terus berlari, yang dia ingat hanya perintah Bejo.

Tak lama sampai di rumah sederhana ala rumah kampung, dengan terengah-engah Laras langsung berteriak

"Bapak ibu berdarah,..bapak ibu berdarah.." Laras terus berteriak berputar-putar di rumah itu iya memutari rumah kecil itu tak henti hentinya

Hingga istri pak Hasan mendengar, mereka tergopoh-gopoh menghampiri Laras " ada apa ndok?" katanya " ibu berdarah," mereka tidak bertanya pada Laras dan langsung pergi untuk melihat keadaannya ibu Laras.

Pak Hasan mengendong Laras bergegas. Sesampainya di rumah bude, ibu sudah sadar, mas Bejo diam memeluk ibunya, pak Hasan dan istrinya ibu Marni memeriksa ibu.

"Oalah Ndok kamu keguguran to " bude Marni membelai ibuku "Ada apa kok bisa begitu" tanya pak Hasan,

Ibu lemas tak menjawab, pak Hasan memapah ibu untuk duduk di ranjang tapi ibu menolak memilih duduk di lantai, beralaskan tikar usang

Laras mengikuti mas Bejo membereskan darah ibu yang tercecer, takut kalo bude minah istri pak Tirta tau. Bude Tirta orangnya sangat rapih, rajin, tak suka kotor-kotor

Takut jika melihat darah ibu bude minah akan murka jadi mas Bejo mengajak Laras adiknya membereskan.

"Ibu kenapa mas?" Bejo berdiri sejenak melihat Laras yang menggerjab-ngerjapkan mata imutnya dengan polos.

Di peluknya Laras dengan sayang

"Mas sudah bilang sssssuuuttttt diem, Laras malah marah tadi, lihat ibu, kasian nggak ?"

Bejo menjelaskan pelan, Laras mengangguk mengerti

"Laras besok besok denger kata mas ya, Laras sayang kan sama mas"

Jelas Bejo, yang di sambut dengan anggukan Laras.

Terpopuler

Comments

Halimah Aja

Halimah Aja

saya suka bahasa nya. sederhana dan gampang di mengerti. membacanya seakan akan kita berada di dalam nya

2024-01-02

0

Paulina H. Alamsyah Asir

Paulina H. Alamsyah Asir

vote meluncur thor.
Banyak banget bawangnya Thor
aq sedih Thor😭😭🙏

2023-05-08

2

naura shuwan azzzihni

naura shuwan azzzihni

b

2023-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 ADIK KECILKU
2 KEMATIAN ADIK
3 IBU KEGUGURAN
4 MAS BEJO PERGI
5 POHON JAMBU AJAIB
6 MAS BEJO PULANG
7 KEJAM
8 MAYANG ADALAH SOSOK PUTRI DARI KERAJAAN MAKHLUK HALUS
9 PERTOLONGAN TUHAN
10 CITA-CITA TAK PERNAH SALAH
11 PEMENANG
12 KENAPA ORANG BEGITU KEJAM
13 ADA YANG GANJIl
14 RENCANA JAHAT
15 UANG PERTAMAKU
16 MULAI MANDIRI
17 TEMAN-TEMAN YANG BEBAS
18 BIBIT DENDAM YANG SEMAKIN MEMBARA
19 TERSESAT DI DUNIA LAIN
20 KEBERANIAN SEORANG LARAS
21 PECUNDANG
22 KUNCI MOTOR PEMUDA TAMPAN
23 CINTA PERTAMAKU
24 SERBA SERBI CINTA PERTAMA
25 AROGANSI ANAK REMAJA
26 MENYENANGKAN BUKAN
27 SIAPA YANG TELAH MEMULAI ?
28 STRATEGI MENYUSUN KEKUATAN
29 TRAGEDI
30 TERLIHAT BAIK-BAIK SAJA
31 JANGAN USIK KELUARGA KU LAGI
32 HIJRAH
33 TRAGEDI KESURUPAN MASAL
34 SELALU BERAKHIR BEGITU
35 SEPERTI SEBILAH PISAU YANG SEMAKIN TAJAM
36 SANG PUJANGGA USANG
37 SEPENGGAL KISAH CINTA DIUJUNG PUTIH ABU-ABU
38 BELENGGU CINTA SANG PEMBURU
39 AKU BUKAN WANITA LEMAH
40 PONOLAKAN YANG MERESAHKAN
41 MENAKLUKKAN SINGA TAMPAN
42 HILANGNYA TARINGKU DI DEPAN MU
43 SANDIWARA YANG MANIS
44 GADIS YANG TERAMAT LUGU
45 GADIS ISTIMEWA
46 KETIKA SEORANG JATUH CINTA
47 PERJALANAN MENUJU MASA LALU GADIS KU
48 SANDIWARA UNTUK SEBUAH KEBENARAN
49 HADIRNYA SI KECIL
50 HARI YANG BEGITU SINGKAT
51 AROMA TUBUH YANG KURINDUKAN
52 SAYONARA MBAK MAYANG
53 KARENA KAMU IBU DARI ANAKKU
54 SEPASANG MERPATI PUTIH
55 SURGA KECIL UNTUK ISTRI KU
56 JUNIOR PUN HARUS MENGALAH
57 BATLE
58 PERTUNJUKAN UNTUK ISTRIKU
59 MEMORY
60 ORANG-ORANG PICISAN
61 AGAR DUNIA TAU KAMU MILIKKU
62 PERJALANAN KEMBALI DI KAMPUNG HALAMAN
Episodes

Updated 62 Episodes

1
ADIK KECILKU
2
KEMATIAN ADIK
3
IBU KEGUGURAN
4
MAS BEJO PERGI
5
POHON JAMBU AJAIB
6
MAS BEJO PULANG
7
KEJAM
8
MAYANG ADALAH SOSOK PUTRI DARI KERAJAAN MAKHLUK HALUS
9
PERTOLONGAN TUHAN
10
CITA-CITA TAK PERNAH SALAH
11
PEMENANG
12
KENAPA ORANG BEGITU KEJAM
13
ADA YANG GANJIl
14
RENCANA JAHAT
15
UANG PERTAMAKU
16
MULAI MANDIRI
17
TEMAN-TEMAN YANG BEBAS
18
BIBIT DENDAM YANG SEMAKIN MEMBARA
19
TERSESAT DI DUNIA LAIN
20
KEBERANIAN SEORANG LARAS
21
PECUNDANG
22
KUNCI MOTOR PEMUDA TAMPAN
23
CINTA PERTAMAKU
24
SERBA SERBI CINTA PERTAMA
25
AROGANSI ANAK REMAJA
26
MENYENANGKAN BUKAN
27
SIAPA YANG TELAH MEMULAI ?
28
STRATEGI MENYUSUN KEKUATAN
29
TRAGEDI
30
TERLIHAT BAIK-BAIK SAJA
31
JANGAN USIK KELUARGA KU LAGI
32
HIJRAH
33
TRAGEDI KESURUPAN MASAL
34
SELALU BERAKHIR BEGITU
35
SEPERTI SEBILAH PISAU YANG SEMAKIN TAJAM
36
SANG PUJANGGA USANG
37
SEPENGGAL KISAH CINTA DIUJUNG PUTIH ABU-ABU
38
BELENGGU CINTA SANG PEMBURU
39
AKU BUKAN WANITA LEMAH
40
PONOLAKAN YANG MERESAHKAN
41
MENAKLUKKAN SINGA TAMPAN
42
HILANGNYA TARINGKU DI DEPAN MU
43
SANDIWARA YANG MANIS
44
GADIS YANG TERAMAT LUGU
45
GADIS ISTIMEWA
46
KETIKA SEORANG JATUH CINTA
47
PERJALANAN MENUJU MASA LALU GADIS KU
48
SANDIWARA UNTUK SEBUAH KEBENARAN
49
HADIRNYA SI KECIL
50
HARI YANG BEGITU SINGKAT
51
AROMA TUBUH YANG KURINDUKAN
52
SAYONARA MBAK MAYANG
53
KARENA KAMU IBU DARI ANAKKU
54
SEPASANG MERPATI PUTIH
55
SURGA KECIL UNTUK ISTRI KU
56
JUNIOR PUN HARUS MENGALAH
57
BATLE
58
PERTUNJUKAN UNTUK ISTRIKU
59
MEMORY
60
ORANG-ORANG PICISAN
61
AGAR DUNIA TAU KAMU MILIKKU
62
PERJALANAN KEMBALI DI KAMPUNG HALAMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!