Malam itu tak ada yang berubah, aktivitas malam masih berjalan, hanya saja Paiman mulai tau nasib anak-anak nya.
Kejadian yang membuat Paiman keracunan sudah berlalu berbulan-bulan yang lalu, kehidupan yang di lewati keluarga kecil itu pun tetap berjalan seperti biasanya, Laras yang suka sekali bermain ke hutan, Bejo yang sekolah sambil bekerja, bapak yang bekerja upahan dan ibu yang menjaga adik dan rumah
****""
Segerombol orang berjumlah lima orang duduk di tengah hutan sedang berunding, terlihat sangat serius, tanpa sengaja Laras yang di beri tugas berburu babi hutan oleh Mayang, melihat mereka.
"Ayo kita potong-potong"
"Aku pilih kakinya"
"Aku kepalanya"
"Aku bagian dada"
"Aku heran mana bisa dia selamat dari racun itu"
"Iya"
Laras yang penasaran terus menguping pembicaraan mereka, rasa penasaran membawanya semakin dekat
"Besok kita hadang saja, kamu yang mukul, aku yang menghadang"
"Iya aku yang ngikutin dia"
"Wong melarat Sih sok-sokan pake menyekolahkan anak nya ( miskin sombong menyekolahkan anaknya)"
"Bojone ayu (istrinya cantik), lumayan"
"Iyo"
"Sapa yang mau istrinya"
"Aku Ya mau, anaknya buang aja"
"Jane Paiman punya ilmu apa to?, selamet terus (memiliki ilmu apa, kenapa selalu selamat)."
"Entah, aku juga heran."
Laras mendengarkan pembicaraan mereka hingga selesai, mereka membubarkan diri Dengan tugas masing-masing.
Laras melangkah mundur pelan-pelan ia kembali ke hutan menghampiri Mayang menceritakan apa yang barusan ia dengar. Mayang mendengarkan penjelasan laras, ia mengangguk-angguk pelan.
*****
Esok harinya.
Dengan bergegas Mayang membawa Laras turun menuruni hutan, latihan berburu hari ini di tunda.
Bapak bekerja di tempat pak Kawi mengangkat sayuran dari kebun ke tempat agen sayuran. Jaraknya agak jauh melewati hutan kecil banyak teman-temannya di sana.
"Bapak!"
"Lo ras kok kesini! kenapa?"
"Aku mau ikut bapak! ada yang mau membunuh bapak"
"Siapa Lo ras?"
"Lek Warno sama teman-temannya?"
Laras mengikuti langkah bapak ya terlihat sangat keberatan mengangkat beban.
Bersamaan dengan itu datanglah seseorang yang mengajak bapak ngobrol sehingga bapak berhenti menanggapi pembicaraan itu. Laras menarik tangan bapak memberi isyarat bahwa dia orangnya, Paiman mengerti dengan isyarat Laras yang memang selama ini Laras selalu menyelamatkannya dari banyak masalah.
Paiman mengambil inisiatif dengan menunggu teman yang lain agar tidak sendiri saat melewati hutan.
"Laras pulang saja duluan, bapak sudah tau, nanti bapak cari teman" kata Paiman berbisnis di telinga Laras
Laras mengangguk pelan dan melangkah pulang Bersama Mayang.
Paiman kembali bekerja mengangkut sayuran, tapi ia tak membiarkan dirinya sendiri. Selalu ada beberapa teman menjadi teman berjalan.
Paiman memperhatikan di setiap jalan ada beberapa teman Warno yang terlihat sudah siap dengan rencananya di beberapa titik tempat yang sepi.
"Aku tak memiliki masalah dengan mereka, jadi apa masalah mereka denganku" pikir nya dalam hati
Paiman berbisik dalam hatinya sendiri sambil melangkah pulang, bingung dengan apa yang terjadi.
Sesampainya di rumah Paiman menemui wagiyem menceritakan apa yang terjadi dan menanyakan pada Laras Langsung
"Kemarin pak, waktu aku main sama mbak Mayang, aku mendengar yang mereka bicarakan, jadi mbak Mayang membawaku menemui bapak."
"Mana mbak Mayang?"
"Itu pak"
Paiman tak melihat siapapun, di arah yang di tunjuk putrinya, tapi paiman hanya diam
****
Bapak terbatuk-batuk menunggu di depan rumahnya, mengendong adik, suasana pagi sangat cerah, melihat dua anak kesayangannya sibuk dengan urusan masing-masing
"Nggak kerja apa pak?"
"Hari ini libur" jawab Paiman menimpali omongan Bejo yang sedang berlari memburu waktu.
Paiman sadar hari-hari ini Bejo sangat sibuk di sekolahnya, sampai ia kadang lupa makan, Sedangkan Laras sendiri selalu menghabiskan waktu main ke hutan. Dia lebih suka hidup liar di hutan dari pada berkumpul dengan teman sebaya nya
Paiman sudah menyadari bahwa Laras berteman dengan bangsa halus, tapi Paiman yang memiliki banyak pengalaman di dunia spiritual tidak khawatir, hanya ada rasa takut jika Laras tak memiliki teman saja
Sejak kejadian malam di mana ia di racun Paiman sering mengalami batuk-batuk kering, kadang sampai muntah muntah, bahkan pernah muntah darah. Tapi syukur tak sampai mengambil nyawanya
"Heeeeeem" Paiman menghela nafas dalam
Dalam pekerjaan Paiman pun mulai cepat lelah, jadi Bejo, ibu dan Laras turun membantu, sekarang Bejo sudah kelas 2 SMA sedang Laras kelas 6 SD.
Laras mulai menghadapi ujian sekolah tapi anak itu terus bermain-main seolah-olah tak begitu perduli.
Laras berlari-lari menyusuri hutan melewati jalur curam, melewati sungai menuju hutan, jika di tempuh lewat jalur hutan akan memakan waktu 1/4 jam, tapi jika melewati jalur sungai akan memakan 1,2 jam lebih lama.
Bukan lamanya yang menjadi tujuan tapi curamnya dan tingkat kesulitan yang di jadikan alasan, ini adalah bentuk Mayang melatih adrenalin Laras, tentu saja Laras tak melakukan ini semua sendiri, Mayang selalu menemaninya tak pernah mayang meninggal kan laras sendirian.
Menurut Laras sendiri ini adalah bermain tapi untuk Mayang ini adalah pelajaran untuk Laras agar ia menjadi seorang yang tangguh
"Mbak Mayang, Laras hanya punya mbak Mayang"
Tiba-tiba Laras menghentikan langkahnya
"Laras mbak akan selalu ada buat kamu, kapanpun itu "
" Mbak aku mau masuk SMP, kita nggak akan bertemu sesering ini"
Mayang menghampiri Laras yang berdiri di atas batu memandangi jauh ke bawah sungai, air yang mengalir seolah-olah pergi juga darinya seperti orang-orang yang selalu meninggalkannya
"Aku akan mengikutimu"
Mayang menyentuh anting yang ada di telinga Kiri laras
"Ras anting ini bukan anting biasa, saat kamu besar dan berpisah jauh dariku anting ini akan mengantikan aku menjagamu"
"Bagaimana caranya mbak?"
Mayang mengelus rambut panjang Laras, dia menyadari gadis kecil itu sudah mulai tubuh dewasa, itu tanda bahwa ia harus bisa melepaskan gadis kesayangannya itu.
"Nanti jika waktunya tiba Laras akan tau bagaimana cara Mengunakannya"
Laras menatap Mayang teduh, duduk dan merebahkan tubuh mungilnya di pangkuan Mayang, dengan lembut Mayang mengelus rambut Laras menikmati indahnya pemandangan hutan dan sejuknya suasana bibir sungai
"Mbak bapak tidak bisa kerja keras lagi, laras harus bisa cari uang, Laras pernah ke kota mbak, melihat-lihat apa yang bisa Laras jual"
"Kenapa kamu nggak jual sayuran, dari hutan banyak yang bisa di jual"
"Iya mbak, besok aku ke kota lagi"
Antusias Laras dengan dukungan Mayang
"Besok kamu bisa petik jambu air untuk di jual"
"Eh, ia"
Semangat Laras dengan kepalan tangannya, Mayang menggenggam tangan itu memberi kan semua dukungannya
Sore itu Laras di temani Mayang mengambil beberapa buah jambu untuk di jual besok ke kota
"Laras harus semangat, seorang pemenang tidak akan pernah menyerah, seberat apapun itu"
"Oke mbak"
Selesai memetik Jambu memenuhi tasnya Laras melangkah pulang tak lupa pula ia membawa daun pakis untuk sayuran ibu sisanya akan ia jual
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kustri
Kasih pelajaran thor org" yg berencana bunuh paiman
2021-07-08
2
Nitizen
stiap bab sedih bacanya 😥 semangat Laras dan keluarga nya
2021-06-15
1