Tuan Muda Ryu
Kota Nanjiang
Tampak seorang anak kecil yang berlari membawa beberapa mantou di tangannya. Wajahnya terlihat sangat senang dengan mantou hangat di pelukannya. Nama anak itu bernama Ji Meng Ryu. Berasal dari keluarga Ji yang ternama, tapi memiliki nasib yang buruk. Ia dan keluarganya tidak memiliki hubungan baik karena ibunya berasal dari rakyat biasa. Karena itu semua anak anak keluarga Ji memandang rendah dirinya beserta ibunya.
Gedubrak
Tiba tiba muncul kaki seseorang yang membuatnya tersandung.
"Oh, maaf. Aku sengaja melakukannya." ujar seorang anak dengan senyum jahatnya menyilangkan tangan didepan dada. Anak ke lima keluarga Ji, Ji Yuan Yu.
Tidak peduli dengan dirinya yang berdarah, anak itu lebih peduli dengan mantou yang ia bawa. "Fuuh, selamat." helaan nafas yang menandakan ia lega.
Melihat wajah anak itu yang terlihat masih senang, tentu saja membuat anak jahat itu jengkel. "Kalian!? Ambil mantounya!? dan pegangi dia!?"
"Baik bos!?" kedua pesuruh anak itu segera melaksanakan perintah atasan mereka.
"Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!?" teriak Ryu.
Yuan Yu membawa semangkuk makanan. Bukan makanan enak, melainkan makanan yang lebih buruk dari makanan anjing. Bahkan anjingpun tidak akan sudi memakannya. Itu adalah makanan sisa yang dicampur dengan sup basi, dan ditambahkan dengan nasi basi yang sudah membubur, ditambah lagi dengan makanan anjing. Makanan itu diaduk aduk merata hingga menjadi makanan no 1 paling tidak ingin disentuh. "Kalau kau ingin mantou mu kembali, kau harus makan makanan menjijikan ini!?" ujar Yuan Yu.
"Apa? Kau gila!? Aku tidak akan…" kata kata Ryu berhenti saat Yuan Yu memposisikan mantounya ke dalam makanan anjing itu. Ia menggigit bibir bawahnya, apa yang harus ia perbuat?
Ryu kembali melihat makanan anjing itu. Mau dilihat berapa kalipun makanan itu tidak ada bagus bagusnya. Tapi mantounya, lupakan. Apapun akan ia lakukan meskipun itu membuatnya tidak bisa merasakan rasa enak lagi.
"Ayo~ Makanlah~ Anjing." seru Yuan Yu dengan senyum jahat di wajahnya.
"Makan!? Makan!? Makan!? Makan!? Makan!? Makan!?" teman teman Yuan Yu menyeru hal yang sama.
Tangan kurus Ryu gemetaran meraih makanan sampah di mangkuk. "Hup!?" Akhirnya ia memakan makanan paling aneh dan tidak enak. Lidahnya terasa mati. Ryu merasa ada yang bergerak gerak didalam tenggorokannya. "Hoek!?" ia memuntahkan lagi makan itu. Tidak, ia tidak bisa memakan makanan sampah ini. Tapi jika tidak maka…
"Heeh dasar anj*ng." Yuan Yu menjatuhkan satu mantou dan menginjaknya sampai hancur.
Mata Ryu terbelalak melihat itu. Ia langsung berdiri ingin menonjok wajah Yuan Yu.
Duak
"Ugh!?" namun malah dirinya yang kena pukul.
"Dasar sampah!? Kau berani pada tuan muda hah?!"
Buk buk buk
Duak duak
Yuan Yu tersenyum senang melihat pemandangan yang indah dihadapannya. Seseorang yang berada di atas orang lain itu, sangat menyenangkan. Hierarki, seperti itulah. "Aku akan memaafkan tindakan tidak sopanmu barusan adik Ryu. Sebagai gantinya kau harus menghabiskan makanan di mangkuk itu tanpa dimuntahkan. Bukankah, kau ingin sampah ini kembali?" ujar Yuan Yu menggoyang goyangkan roti kukus di tangannya.
Wajah Ryu sudah babak belur. Ia menatap kembali makanan sampah itu. Kembali, ia kembali memakannya. Kali ini ia menahannya hingga memasuki perut.
"Aha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha…" gelak tawa mereka terdengar jelas.
"Ha ha ha ha ha dia benar benar memakannya!? Anj*ng ini sangat penurut dan bodoh!? Ha ha ha ha ha…"
Kata kata penuh umpatan dengan gelak tawa yang menjijikan. Ryu menahan tangisnya yang keluar sembari memakan makanan anjing.
"Ayo sekarang kau harus mengangkat tanganmu dan menggonggong seperti Anjing!?" suruh Yuan Yu kembali.
Tangan Ryu terangkat mengepal dan menggonggong, "Guk!? Guk!?" gong gongnya persis seperti anjing yang penurut.
"Aha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha hebat!? Hebat!? Anjing ini melakukannya dengan baik!?" serunya dengan senyum lebar penuh keangkuhan. "Ini aku kembalikan!? Ayo kita kembali." Yuan Yu melempar dua manyou yang tersisa. Dia dan kawan kawannya kembali dengan tawa yang masih terdengar di mulut mereka.
Ketika mereka pergi, Ryu menatap tajam kepergian mereka. Tatapan penuh tekad akan membalas perbuatan mereka suatu hari nanti. Meskipun ia sendiri tidak tahu kapan, tapi apapun caranya ia akan mencari cara untuk mendapatkan kehormatan dan kekuatan untuknya dan ibunya. Dan mempermalukan mereka suatu hari nanti.
...***...
Ryu membasuk wajahnya yang kotor. Tentunya ia juga membasuh mulutnya setelah memuntahkan kembali makanan sampah itu. Setelah membuat dirinya bersih, ia memasuki kediaman tua yang disediakan keluarga Ji untuknya dan ibunya. Di dalam kediaman tua tersebut tentunya hanya ada dirinya dan ibunya seorang. Untuk rakyat biasa, mendapatkan kediaman saja sudah berlebihan. Apalagi mendapatkan pelayan.
Tugas melakukan bersih bersih dilakukan oleh Ryu setelah ibunya jatuh sakit. Sejak melahirkan Ryu, ibunya memang sering sakit. Bertambahnya usia sakit itu bertambah parah hingga membuatnya tak bisa bergerak karena saraf saraf kakinya yang sudah mati.
Ryu memasuki sebuah kamar paling besar di kediaman, yaitu kamar ibunya. "Ibu, aku membawakan mantou untukmu!?" ujar Ryu dengan senyum tipis.
"Ryu!? Astaga, kenapa dengan wajahmu, nak?" tanya Shi Xuan, ibu Ryu.
"Ah, ini, ibu jangan khawatir. Aku berkelahi dengan anak anak nakal itu lagi. Tapi aku berhasil memukul balik mereka." ujarnya yang tentu saja bohong. Memukul balik apanya, dirinya malah harus memakan makanan sampah. Semua kebohongan itu ia lakukan demi membuat ibunya tenang.
"Syukurlah kalau kau baik baik saja. Itu benar, kau harus memukul balik anak anak nakal itu. Beri mereka pelajaran!? Jangan mau dianggap remeh oleh mereka, Ryu mengerti?!" ujar Shi Xuan memberi semangat.
"Iya!?" jawabnya dengan senyum lebar. Sejujurnya, Ryu merasa sangat bersalah di hatinya. Seandainya saja ia bisa melakukan itu.
Shi Xuan merasa heran, biasanya Ryu akan membawa tiga makanan. Satu untuk Ryu dan dua untuknya. Tapi yang Ryu bawa hanya dua yang mana semua itu Ryu berikan untuk dirinya. "Ryu, dimana makananmu?" tanya Shi Xuan.
"Oh, aku membawa sambil berlari. Jadi aku tidak sengaja menjatuhkan satu. Tapi tidak apa apa, aku bisa makan nanti." ujarnya sembari menutup jendela karena langit sudah mulai gelap.
"Ambillah satu, ibu tidak bisa memakan semuanya sendiri." Shi Xuan melihat Ryu terdiam melihatnya. "Kenapa? Apa kau akan bilang 'Tidak, terima kasih' dengan nada yang dingin? Kalau kau tidak mau, ibu juga tidak mau makan!?" rajuk Shi Xuan seperti anak kecil.
"Kenapa ibu seperti anak kecil?" ujar Ryu tidak habis pikir. Ibunya sangat keras kepala. Jika tidak dituruti pasti akan merajuk seperti ini. "Baiklah, aku akan memakannya. Lihat? Aku memakannya!?" unjuknya sembari memakan mantou di mulutnya. Tidak terasa mantounya tidak tersisa.
Terlihat senyum di wajah Shi Xuan. "Iya iya, ibu lihat." Shi Xhuan mengambil mantou yang tersisa. Dia beruntung memiliki anak yang sebaik Ryu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments