Bab 14. Wanita dari faksi hitam

"Namamu Zhu Zheyun? Itu nama yang indah. Siapa yang memberikannya?" tanya Xiaoyu dengan senyum di bibirnya yang berdarah.

"Ibu!?" jawab Zheyun tersenyum kecil.

"Ibumu? Dimana dia sekarang?"

"Ibu akan datang menjemputku dari orang jahat itu!?" jawab Zheyun dengan tatapan percaya ibunya suatu hari nanti akan menjemputnya.

"Jadi begitu~" Xiaoyu melihat roti yang dimakan Zheyun telah habis, "Apa rotimu kurang? Aku masih memilikinya lagi." ujar Xiaoyu sebari mengambil royi lain di balik saku bajunya.

Saat memberikan roti terlihat sebuah tatto berbentuk bulan sabit kecil pada pergelangan tangannya. Zheyun melihat tatto itu penasaran.

"Ah, Zheyun pasti penasaran dengan ini kan? Ini adalah tanda lahir kakak, tapi Zheyun jangan memberi tahukan pada siapapun. Kakak sedikit malu jika orang orang tahu. Ini rahasia kita berdua, janji?" ujar Xiaoyu sembari memasang jari kelingkingnya.

"Janji!?" segera jari kecil itu tertaut pada jari kelingking Xiaoyu.

...***...

Ryu sampai pada sebuah rumah kecantikan Fenghuang. Dari luar saja sudah terlihat orang orang berlalu lalang membawa wanita cantik dari dalam rumah kecantikan. Bahkan di sekitaran rumah kecantikan ada rumah kecantikan lainnya yang tidak kalah dari rumah kecantikan Fenghuang.

Wusshh

Lewat seorang perempuan berambut hitam panjang yang diikat ke atas memakai tusuk rambut giok hijau. Dari belakang sudah terlihat jelas bahwa wanita tersebut dari faksi hitam.

"Tuan muda, dia adalah Xie Yun!?" bisik Chang Luo.

"Apa? Kenapa baru bilang? Ayo ikuti dia!?" Ryu segera mempercepat langkahnya setelah tahu wanita yang baru saja melewatinya adalah Xie Yun.

Baru masuk ke dalam dan mereka sudah disambut oleh wanita wanita cantik berbau harum rumah kecantikan. Ralat, Chang Luo sudah di serbu oleh wanita wanita cantik yang mengincarnya. Sedangkan Ryu? Ia malah terdorong sana sini karena mereka saling berebut Chang Luo.

"Apa aku tidak ada dimata mereka?" tanya Ryu pada diri sendiri. Tapi sudahlah. Jika ia harus meladeni wanita, berarti ia harus mengorbankan kesuciannya dua kali setelah Yunshi. Kesuciannya harus tetap terjaga untuk istri di masa depannya kelak.

Tidak membuang buang waktu lagi, Ryu segera mengikuti Xie Yun dengan menyembunyikan keberadaannya. Namun apa daya, kekuatan Xie Yun lebih tinggi dari perkiraan. Di persimpangan jalan tepatnya, Xie Yun berhenti.

"Keluarlah!? Aku tahu ada baj*ngan kecil dari keluarga Ji yang mengikutiku." ujar Xie Yun dengan nada yang tegas serta kuat.

Ryu tentunya keluar setelah ketahuan. Ranah Xie Yun di perkirakan berada pada tingkat Dujie puncak. Pantas saja jika dia dapat dengan mudah mengetahui Ryu mengikutinya.

Wanita bernama Xie Yun itu berbalik menatap tajam Ryu dengan matanya yang berwarna emas.

Melihat mata yang sangat jarang di kekaisaran membuat Ryu sedikit kagum melihatnya. 'Warna yang sangat indah.' pikirnya.

"Katakan!? Apa kau ingin mati sekarang, atau nanti malam?" tanya wanita itu dengan nada yang kurang bersahabat.

Ryu segera menggeleng, "Tidak keduanya!?" jawabnya langsung. Siapa juga yang ingin mati sia sia.

Terlihat senyum kecil yang agak sombong pada wajah cantik Xie Yun, "Hah, anak dari keluarga Ji ternyata sangat menghibur. Lalu katakan, apa yang kau inginkan dariku?" tanya Xie Yun dengan pertanyaan lain.

Pelan pelan Ryu harus menenangkan Xie Yun agar tidak menganggapnya musuh. Kalau bertarung ranah mereka beda jauh. Xie Yun adalah penjahat legenda meskipun sekarang sudah tidak terkenal. Ryu harus tetap berusaha untuk tidak terlihat berbahaya dan sebisa mungkin menjalin kerja sama. "Aku tahu anakmu diculik!?" ujar Ryu baru saja, dan sebuah pedang sudah ada di samping lehernya menyayat sedikit kulitnya. Membuat setetes darah mengalir.

Ia bahkan tidak bisa melihat pergerakannya, jika saja Xie Yun berniat membunuh Ryu maka sekarang Ryu sudah tanpa kepala. "Lanjutkan!?" ujar Xie Yun dingin.

"Aku ingin menolong menyelamatkannya!?" ujar Ryu secepat kilat. Setidaknya kalau dirinya mati mungkin Xie Yun akan menyesal sudah memenggalnya. Karena memenggal kepala seseorang yang ingin menolong anaknya.

"Bagaimana?" tanya Xie Yun.

"Aku punya caranya, kau hanya perlu mengikuti arahanku!?" ujar Ryu.

"Hmph, kau ingin aku mengikuti perintah dari Tuan muda manja sepertimu? Apa kau ingin mati sekarang?" ujar Xie Yun semakin mengiris leher Ryu.

"Aku bukan Tuan muda manja!?" jawab Ryu dengan tekad dimatanya. Manja dari mana, dirinya saja sering kelaparan karena orang orang itu.

Melihat tatapan Ryu yang tampak berbeda membuat Xie Yun sedikit percaya dengan pernyataannya. "Baiklah. Kalau kau memang bukan Tuan muda manja maka buktikan kata katamu padaku. Buktikan kau bisa menyelamatkan Zheyun'er dari kep*r*t itu!?" ujar Xie Yun.

"Baik!? Sebelum itu kau harus menurunkan pedangmu!?" ujar Ryu melirik pedang tajam Xie Yun.

Wanita itu menurunkan pedangnya membiarkan Ryu bernafas lega saat ini. "Katakan!?" desaknya tidak sabar.

"Pertama tama…" Ryu menjelaskan apa rencananya untuk menyelamatkan anak dari Xie Yun.

Xie Yun mendengarkan dengan cermat penjelasan Ryu. "Baik, aku akan mengikuti rencanamu. Aku juga tidak akan melanggar janjiku untuk memberikan dokumen ini padamu setelah Zheyun'er kembali. Tapi kau harus ingat, jika rencana ini gagal maka nyawamu dan juga dokumen ini akan kubawa sampai mati!? Ingat itu!" serunya masih bisa mengancam.

Melihat perilaku Xie Yun yang benar benar mencerminkan kehidupan dari faksi hitam benar benar membuka mata Ryu. Ternyata dunia ini lebih luas dari yang diperkirakannya. Kejam, bar bar, dan juga terang terangan. Ia sering mendengar hal hal tersebut dari mulut ke mulut penduduk kota di Nanjiang tentang faksi hitam. Ternyata setelah melihatnya langsung mereka benar benar seperti yang dikabarkan.

Faksi putih juga sama seperti mereka, hanya saja mereka lebih menutupi.

...***...

Dreek

Pintu terbuka memperlihatkan Xie Yun memasuki ruangan VIP Chui Xin. Wajahnya terlihat tegas dengan tatapan tajam seperti biasa.

"Aah~ Xie Yun~ Kau sudah datang? Kemarilah kemari~ disebelahku." terlihat Chui Xin yang sudah terlihat mabuk. Dia berjalan sempoyongan menghampiri Xie Yun ingin memeluknya.

Plak

Segera Xie Yun menampik tangan nakal pria itu yang berani menyentuhnya. "Mana Zheyun'er? Bukankah kau berjanji akan memberikan dia padaku hari ini? Apa mungkin kau melanggar janjimu lagi?" tanya Xie Yun curiga.

 Sebelum sebelumnya juga begitu. Chui Xin selalu berjanji akan memberikan anaknya pada hari yang dijanjikan. Tapi bukan anak, malah pertarungan yang terjadi. Chui Xin ini meskipun dalam keadaan mabuk sekalipun masih tetap bisa bertarung dan menetralkan mabuknya dengan cepat. Karena itulah Xie Yun kesulitan menghadapinya.

"Ah ah ah~ Zheyun… Zheyun…" Chui Xin segera berpikir keras siapa itu Zheyun. "Ah!? Bocah kecil itu? Kau tenang saja. Dia aman dengan seorang lac*r bersamanya." jawab Chui Xin sangat enteng.

"Kau, apa yang kau lakukan pada Zheyun'er? Cepat kembalikan anakku!?" desak Xie Yun khawatir.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!