Bab 19. Latihan

Pagi hari, di kamar Zimei Ryu. Pemuda itu berdiri didepan cermin memakai cadar koin yang biasa Zimei Ryu pakai. Bagaimanapun sekarang ia sedang menjadi Zimei Ryu, setidaknya harus sedikit mirip dengannya.

Ryu menyadari kalau Zimei Ryu memiliki dendam pada orang orang yang membuatnya hancur seperti ini. Dia mulai menutupi wajahnya agar orang orang tidak mengenalinya. Ryu tidak tahu Zimei Ryu ini bodoh atau apa, dia saja masih menggunakan nama aslinya. Pastinya orang orang akan tahu dengan tipuan sia sianya. Sayang sekali kultivasi rohnya hancur, turun menjadi white spirit tingkat satu yang mana adalah kultivasi roh paling rendah.

Jadi ia hanya bisa balas dendam dengan cara yang lain.

"Hei Zimei Ryu!? Kau harus bersyukur kerasukan olehku. Tuan muda Ryu!? Sebagai terima kasihku, aku akan membalaskan dendammu pada keluargamu dan pada musuh musuhmu." ujarnya bicara sendiri.

Kaaak kaaak

"Zimei Ryu orang gila!? Zimei Ryu orang gila!? Ada undangan untuk orang gila sepertimu!?"

Dari arah jendela kamar terlihat seekor burung gagak hinggap di sana. Dia memanggil manggil Zimei Ryu dengan namanya. Gagak yang bisa bicara itu adalah gagak spiritual. Biasanya di pelihara oleh kultivator roh.

Tapi mendengar gagak itu menghina Zimei Ryu sebagai orang gila entah kenapa rasanya kesal. Bagaimanapun sekarang Ryu sedang menjadi Zimei Ryu, jadi ia merasa juga dihina meskipun hinaan itu ditujukan untuk Zimei Ryu.

Greb

Ryu langsung mencekik erat leher gagak tersebut, membuat si gagak sulit bernafas. "Kak…khg…khk…"

"Siapa yang kau bilang gila, hmm??" tanya Ryu dengan senyum ramah namun menyeramkan.

"Ti tidak, Zimei Ryu tidak gila!? Zimei Ryu tidak gila!?" ujar gagak tersebut langsung dilepaskan oleh Ryu.

'Bahkan gagak tidak tahu diri ini menggapnya gila. Benar benar orang sial.' pikir Ryu. "Katakan siapa yang mengirimmu dan ada tujuan apa datang kemari?" tanya Ryu sedikit sinis.

"Seminggu lagi Tuan Luo Ping akan mengadakan pertemuan penjaga kuil di kuil dewa kemenangan. Kau harus datang ke Xuzhou di kuil dewa kemenangan. Berterima kasih lah orang sepertimu di undang di tempat megah seperti i_"

Brak

Ryu langsung menutup jendela kamar membuat gagak tersebut jatuh ke bawah.

"Zimei Ryu orang gila!? Zimei Ryu orang gila!? Aku akan mengadukannya pada Tuan Luo Ping!?" seru gagak tersebut mengepak sayapnya menjauh dari kamar.

"Hmph, pertemuan? Bilang saja kalian ingin mempermalukannya nanti. Meskipun namanya adalah pertemuan aku yakin mereka akan beradu kekuatan. Dan Zimei Ryu yang kehilangan kekuatannya akan dipermalukan di depan umum. Jika Zimei Ryu dipermalukan, maka aku juga akan ikut dipermalukan!? Ini tidak bisa dibiarkan!? Enak saja ingin mempermalukan Tuan muda Ryu!? Akan kubuat kalian menyesal telah membuli seseorang!?" ujarnya Ryu mantap.

...***...

Pagi pagi sekali Ryu bangun di dunia kecil. Ia akan memulai latihan mautnya mulai sekarang. Sebab di dunia utama ia sudah menjalaninya. Jadi di dunia kecil ia juga harus berlatih untuk pertemuan yang akan datang.

Latihan yang pertama, Ryu berlari keliling kuil sebanyak lima puluh putaran.

Putaran pertama, ia masih sangat bisa.

Putaran kedua, ia nafasnya mulai memburu.

Putaran kelima, larinya mulai lambat.

Putaran ketujuh, Ryu ambruk.

Tidak, seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya lima puluh putaran itu, gambang untuk tubuh dewasa seseorang yang dulunya seorang kultivator tingkat tinggi. Tapi tidak Ryu sangka kalau tubuh Zimei Ryu akan sangat lemah seperti dirinya meskipun seorang kultivator tingkat tinggi dulunya.

Namun Ryu tidak pantang menyerah, ia bangun dengan tangan mengepal. "Aku tidak akan puas hanya dengan tujuh putaran!?" ujarnya penuh tekad.

"Coba lihat itu!? Zimei Ryu makin gila saja tiduran di atas tanah." ujar orang yang lewat tak sengaja melihatnya.

"Benar, dia bahkan lari mengelilingi kuilnya sendiri. Kurasa dia juga sinting."

Ryu langsung melotot ke arah dua orang itu. Seketika itu keduanya langsung bergegas pergi dari tempatnya. Tanpa mempedulikan omongan orang lain terhadap dirinya, Ryu kembali berlari meskipun harus kehilangan setengah nyawanya.

"Hah…hah…hah…lima… puluh…"

Bruk

Akhirnya ia berhasil dengan lima puluh putaran. Ryu melihat langit langit dengan hembusan angin bertiup lembut. Tubuhnya sudah dibanjiri keringat. Angin lembut ini seakan ingin menidurkannya. Padahal matahari saja belum sepenuhnya muncul.

Apakah hanya ini?

Apakah latihan maut yang dimaksud cuma sampai sini?

Ryu kembali membuka matanya, ia bangun membuka bajunya (baju bagian atas) melemparnya asal. Ryu akan mulai lagi yang kali ini adalah latihan kedua. Panjat tebing dengan beban.

Beban yang akan digunakan bukan beban biasa seperti kerikil. Namun batu besar yang beratnya 250 kg. Ia letakkan batu tersebut di punggungnya dengan dirinya yang mulai memanjat tebing.

"Zimei Ryu makin gila saja." ujar seseorang yang memperhatikan dari jauh.

"Heh, latihan sekeras apapun pecundang tetaplah pecundang. Dia pasti akan kembali dipermalukan didepan umum seperti pertemuan tahun lalu." ujar orang lain. "Benar kan, Lan Wu?" tanya orang tersebut pada seseorang bernama Lan Wu.

"Kau benar, sekeras apapun dia berlatih kultivasi tidak akan kembali." ujar Lan Wu. "Sayang sekali rencana kita gagal beberapa hari lalu. Saat pertemuan penjaga kuil, kali ini tidak boleh sampai gagal lagi!? Kalian mengerti?" tanya Lan Wu sembari melirik dua orang temannya.

"Mengerti."

Ting

...[Rasa kebencian Lan Wu bertambah menjadi 30%]...

'Rasa kebencian Lan Wu? Itu artinya dia berada di dekat sini mengawasiku? Kebetulan sekali dia datang.' sampai di atas tebing Ryu menurutkan batu di pundaknya. Ia menarik nafas dalam dalam, "LAN WU DASAR ANAK AN**NG!? PENGECUT!? PENGKHIANAT!? WAJAHMU BAHKAN LEBIH BURUK DARI WAJAH B*B*!? AKU PASTI AKAN MENGALAHKANMU DAN MEMBUATMU BERLUTUT DI KAKIKU!? HA HA HA HA HA HA HA…" teriak Ryu keras hingga terdengan jelas oleh Lan Wu.

Seketika itu juga Lan Wu melotot geram dengan tangan mengepal.

"L Lan Wu, sepertinya dia salah makan obat." ujar salah teman Lan Wu.

"Kalian tenang saja. Aku tahu dia hanya memprovokasiku. Aku pasti akan membalas hari ini di pertandingan nanti!?" ujar Lan Wu sembari berbalik pergi, namun dengan tatapan penuh benci.

...[Rasa kebencian Lan Wu bertambah menjadi 40%]...

"Cih, cuma naik 10%? Dasar pelit!?" gerutu Ryu.

...***...

Seminggu kemudian

Ryu datang ke Xuzhou tepatnya di kuil dewa kemenangan. Karena di kuil tersebut semua penjaga kuil berkumpul. "Dengan latihan keras yang kulalui beberapa waktu yang lalu, aku dapat percaya mengalahkan mereka semua." ujarnya dengan senyum puas. Tapi senyumnya pudar saat melihat tangga di depannya. Untuk menuju kuil dewa kemenangan, Ryu harus melewati 9.999 tangga.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!