"Eeh, bukannya Tuan muda yang melakukan penipuan? Kenapa aku juga diikut sertakan?" protes Chang Luo.
"Tentu saja kau ikut!? Bukannya kau juga ikut mencari informasi bersamaku?" ujar Ryu menjelaskan.
"Be benar juga ya," jedanya beberapa detik, "Tapi tetap saja aku tidak tahu Tuan muda sedang menipu ketua cabang klan Hao." ujar kekeh.
"Humph, aku tidak mau dengar protesmu lagi. Yang terpenting sekarang apa kau tahu pria bernama Chui Xin?" tanya Ryu. Ia tidak ingin lagi berdebat sekarang. Yang ia tahu hanyalah jika ia ketahuan menipu maka Chang Luo juga ikut didalamnya. Lagipula Chang Luo adalah antek antek Ji Lanwei. Jadi membiarkannya susah tidak masalah. Dan juga Chang Luo itu kuat meskipun terlihat seperti pria bodoh.
Dan satu lagi andalannya jika ia ketahuan menipu. Dirinya memiliki satu kenalan didalam klan Hao yang dijamin dapat menyelamatkannya.
Chang Luo terlihat sedang berpikir tentang pria bernama Chui Xin ini. "Chui Xin? Kenapa Tuan muda menanyakan pria itu?" tanya Chang Luo balik.
"Hanya untuk rasa penasaranku saja. Kenapa? Kau tidak tahu?" tanya Ryu.
"Tentu saja aku tahu. Chui Xin adalah salah satu bagian dari faksi hitam yang terkenal kejam dan bengis. Kabarnya dia sering menculik anak anak untuk disiksa dan dibunuh. Dia juga buronan tingkat satu di kekaisaran." jelas Chang Luo.
Buronan tingkat satu artinya sangat berbahaya. Bagaimana bisa pencuri seperti Xie Yun berbuhungan dengan buronan tingkat satu seperti Chui Xin. "Apa Chui Xin pernah bekerja dengan seseorang?" tanya Ryu sekali lagi.
"Setahuku tidak." Chang Luo kemudian mulai memahami maksud arah tujuan Ryu membicarakan Chui Xin. "Tuan muda, apa mungkin keluarga Wei mempekerjakan Chui Xin?" tanyanya pada Ryu.
"Jika tebakanku benar maka, ya. Keluarga Wei mempekerjakan Chui Xin."
"Tapi bukannya lebih masuk akal jika keluarga Wei mempekerjakan Xie Yun? Karena dia yang mencuri dokumen kerja sama." ujar Chang Luo dengan argumen lain.
"Memang lebih masuk akal jika mereka mempekerjakan Xie Yun. Tapi bagaimana jika mereka tidak bisa mempekerjakannya?"
Chang Luo mulai mengerti, Keluarga Wei tidak bisa mempekerjakan Xie Yun karena suatu alasan. Sebagai gantinya mereka mempekerjakan Chui Xin. Dan Chui Xin mengancam Xie Yun dengan kelemahannya. Karena pada informasi tertulis mereka melakukan banyak kontak akhir akhir ini. "Apa itu artinya…"
"Ya, anak yang diculik Chui Xin pastilah kelemahan dari Xie Yun." ujar Ryu memecahkan masalahnya. Tapi ini hanya tebakan semata yang selalu bisa salah. Karena bisa saja ada sesuatu yang ia lewatkan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Chang Luo.
"Sekarang, ayo kita tangkap penjahat sebenarnya!?"
"Maksud Tuan muda adalah… Chui Xin?" tanya Chang Luo.
Ryu tersenyum bangga akhirnya bisa membuat paham antek antek Ji Lanwei ini, "Ya!?" jawabnya percaya diri.
...***...
Rumah kecantikan Fengshuang
Pria bernama Chui Xin tengah menikmati kecantikan beberapa wanita di pelukannya. Ada yang menyuapinya anggur, ada yang meminumkannya arak, ada juga yang menghiburnya dengan tarian.
Tapi di sudut kecil ruangan tersebut ada seorang bocah yang dirantai tangan, kaki, serta lehernya. Pada tubuh kecil bocah tersebut terdapat beberapa memar kebiruan serta sudut bibirnya yang terlihat merah. Penampilannya kumuh dengan ekspresi yang murung.
Gadis gadis disana tak berani bertanya sebab mereka tahu betul jika bertanya kepala mereka akan terpenggal. Karena itu mereka hanya bisa menyimpan rasa penasaran mereka didalam hati.
ggrruukk
Suara perut kecilnya bergemuruh. Chui Xin sudah tidak memberi bocah itu makan selama beberapa hari. Entah karena lupa atau sengaja, tapi saat ini bocah itu sangat lapar. Dia menatap penuh harap pada makanan makanan lezat yang ada di meja kecil didepan Chui Xin. Maukah pria itu berbagi dengannya meskipun sedikit?
Jawabannya sudah pasti tidak.
Untuk apa? Lebih baik dimakan sendiri sampai kenyang daripada dibuang untuk bocah kecil yang merepotkan.
Bocah itu meremas perutnya yang keroncongan dari tadi.
Ggrruukk
Ah, lagi lagi perut kecilnya berbunyi nyaring.
"BERISIK!? APA KAU TIDAK BISA DIAM, HAH? BAJ**GAN!?" teriaknya keras pada bocah itu yang tersentak kaget dengan suara lantang Chui Xin.
Dia bangkit dengan mata melotot marah. Dipukulnya wajah kecil bocah berumur lima tahun itu.
Buak
Tentu saja pukulan keras membuat bocah itu terpental apalagi badannya kecil. Belum cukup dengan pukulan Chui Xin menginjak injak bocah itu dengan hina. Tawa cekikikan menyertainya di setiap injakan.
Para gadis yang melihat sungguh tidak tahan untuk menghentikannya. Tapi apa yang bisa mereka perbuat? Lari ke arah bocah itu dan menggantikannya sebagai samsak tinju? Tentu saja tidak akan. Rasa takut menguasai diri mereka hingga maju selangkah'pun seakan membawa satu dunia.
Tapi seorang gadis penggoda berbaju merah bercorak bunga kematian lari menuju bocah itu dan menghalau kaki Chui Xin.
Duak
"Aakkh!?"
Alhasil wajah cantiknya terkena kaki pria itu.
"Tck, apa yang kau lakukan lac*r?" tanya Chui Xin kasar.
"Tuan, tolong jangan siksa adik kecil ini lagi. Dia sudah terlihat sekarat. Jika Tuan lanjutkan takutnya adik kecil ini bisa mati." seru gadis itu. Jujur saja, dia sudah tidak tahan melihat perilaku kejam Chui Xin pada anak kecil ini sejak mereka datang beberapa hari lalu. Keberaniannya patut di puji karena yang lain belum tentu seberani dirinya.
"Siapa namamu?" tanya Chui Xin dengan tatapan lalang.
"Xiaoyu, Tuan." jawab Xiaoyu, seorang gadis bermata jeli yang cantik rupanya.
"Xiaoyu~ Xiaoyu~ namamu sangat indah dan wajahmu cantik. Sangat pantas untuk dilihat olehku. Tapi sayangnya aku tidak menyukai sikap lancangmu!?"
Plak
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi gadis itu hingga sudut bibirnya sobek berdarah.
Buk duak duak duak
Semua orang tahu akan seperti ini nasib Xiaoyu dikarenakan menolong bocah itu. Dia memeluk erat bocah itu menggantikannya di pukuli dan ditendang Chui Xin.
Setelah puas menghajar dua pengganggu, Chui Xin memanggil beberapa gadis penghibur. "Kalian, kunci mereka berdua didalam lemari baju itu!?" perintah Chui Xin pada mereka.
"Baik Tuan." mereka membawa bocah kecil.serta Xiaoyu kedalam lemari. Untungnya kamar yang mereka tempati adalah kamar VIP yang lemarinya besar dan tidak sesak.
Dikunci dua orang itu didalam lemari.
"Adik kecil, apa kau tidak apa apa?" tanya Xiaoyu dengan penampukan yang berantakan.
"T tidak." jawabnya dengan suara kecil, pelan dan imut.
Apanya gang tidak. Badan kecil yang penuh memar itu pasti terasa sakit jika digerakkan. Tapi Xiaoyu akan berpura pura tidak tahu saja. "Syukurlah. Aku memiliki sedikit makanan, kau makanlah. Pasti kau sangat lapar." ujar Xiaoyu sembari memberikan roti yang ia simpan di balik saku lengannya.
Tanpa bertanya sedikitpun dan tanpa rasa curiga bocah itu mengambil roti yang diberikan Xiaoyu.
"Adik kecil, siapa namamu?" tanya Xiaoyu untuk kedua kalinya.
"Zheyun, Zhu Zheyun!?" jawabnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments