Anggrek

Yuni ke toko bunga seperti biasanya. Terlalu lama di rumah akan membuatnya bosan dan kesepian.

“Apakah ada bunga yang harum dan tidak cepat layu?”

Yuni yang masih sibuk mengganti air di dalam ember yang berisi bunga, hanya menjawab pertanyaan pelanggan itu tanpa berniat menoleh ke arahnya, “ya, mawar kami yang kuning sangat harum dan tidak mudah layu.”

“Bagaimana dengan bunga anggrek?”

Yuni yang merasa pertanyaan pelanggannya terlalu aneh memilih menoleh karena penasaran dengan siapa orang yang berani menanyakan hal aneh itu. Kening Yuni berkerut, bukan karena tidak mengenali pelanggannya atau bahkan terlalu mengenalnya, tapi karena pelanggannya itu menyodorkan sebuah anggrek bulan berwarna kuning terang dengan setitik yang berwarna jingga di tengahnya, “ini?”

“Untukmu.”

“Hendra? Kamu mau nyari masalah datang lagi ke sini?”

Hendra terekeh, “Pak Cahyo sedang tidak ada di kantor, ke luar kota. Aku yakin dia tidak akan tau aku menemuimu.”

Yuni hanya tersenyum simpul, “maaf, Hen. Aku tidak bisa menerimanya.” Tolak Yuni halus.

Hendra berdecap, meski cukup sadar diri, dia akan memaksa kali ini, “Yun, kenapa sih kamu mau sama pak Cahyo. Aku yakin dia tidak akan pernah mau menerimamu.”

“Hendra! Jaga batasanmu!” Yuni sangat tidak suka jika ada orang yang sampai mengikuti urusan pribadinya, bahkan termasuk juga dengan Ratih. Kecuali saat Yuni yang ingin bercerita lebih dulu, itu akan lain ceritanya.

“Hahahahahaha.” Hendra terbahak, “kau sangat lucu, Yun. Aku mencintaimu, aku sangat rela mempertaruhkan semuanya, kenapa kamu menolakku, Yun?”

“Hendra!”

...

“... pulanlah, Hen. Maaf, ini yang terbaik untuk kita.” Yuni segera beranjak masuk ke dalam toko. Sejak kejadian itu, Cahyo memperkerjakan seorang satpam untuk menunggu toko bunga Yuni, jadi saat masuk seperti ini Hendra atau bahkan siapa pun tidak akan bisa masuk ke dalam toko karena satpam yang berseragam tidak resmi itu pasti akan langsung menghadangnya. Memang itu yang diinginkan Cahyo, dan Yuni menghormatinya.

Hendra pun tersenyum masam. Memilih segera memakai helmnya dan pergi dari toko bunga Yuni. Meninggalkan bunga Anggrek yang bahkan dia sendiri pun tidak yakin Yuni akan mau mengambilnya.

Malamnya... ini begitu dingin. Yuni berkali-kali mengusap sisi ranjang yang lain, kenapa kini menjadi sangat dingin?

Ting.

[Kau merindukanku?]

Yuni tersenyum membaca pesan singkat itu, ‘kenapa sangat percaya diri sekali Anda, Mas Cahyo?’ balasnya.

[Ya. Aku melihatmu gelisah tidak bisa tidur malam ini.]

‘Bahkan aku baru saja bangun, sangat nyaman tidak ada gangguan darimu.’

Baru saja balasan Yuni dikirimkan, tapi bukannya dapat balasan lagi, malah sebuah panggilan video langsung masuk setelah centang pesannya berubah biru dalam waktu sesaat saja.

“Kau mengejekku saat aku tidak bisa menghukummu? Kau akan tau akibatnya.”

Yuni tertawa, “hmmm ... rasanya sangat nyaman dan tenang.” Ejek Yuni.

“Ya, nikmati saja. Aku akan kembali besok dan membuatmu tidak tidur semalaman.” Cahyo mengatakan itu sambil tersenyum menggoda.

“Gimana di sana, Mas?” Yuni mencoba mengalihkan topik mereka.

“Ada sedikit masalah, tapi akan selesai beberapa hari lagi.”

“Mas, sudah makan?”

Cahyo mengangguk, “kamu?”

Yuni pun ikut mengangguk, “Mas, capek? Mau aku temenin tidur?”

“Boleh, kalau kamu paksa.” Cahyo terlihat memosisikan ponselnya dengan sangat hati-hati di sebelahnya, menangkap gambar dirinya agak dari jauh dan terlihat mulai masuk ke dalam selimutnya, “ayo kita tidur, aku cukup lelah hari ini.”

Yuni mengangguk, memosisikan ponselnya agar terlihat sama dengan milik Cahyo di seberang sana, dan ikut masuk ke dalam selimutnya juga.

Bukannya tertidur, Yuni malah menikmati wajah yang sudah mulai terlelap itu, suara ngorok yang menghiasi indra pendengarannya pun, terasa sangat merdu saat ini.

Itu adalah musik pengantar tidur terindah yang dia dengar selama ini dan sampai detik ini. Yuni tidak akan rela menggantinya dengan musik yang lainnya lagi.

***

Yuni menggeliat, baterai ponselnya hampir habis, dan Cahyo masih terlihat terlelap di seberang sana. Tidak berniat mematikan sambungan video call itu, Yuni hanya mengecasnya saja dengan meletakkannya posisi miring, menulis sesuatu di kertas dan menaruhnya tepat di depan kamera ponselnya agar bisa terbaca oleh Cahyo jika pria di seberang sana sudah terbangun nanti.

Yuni memilih segera beber sih dan cepat turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mama dan papa.

“Sayang? Mama mau ke salon pagi ini. Memotong rambut, sedikit mewarnainya, dan ... tunggu! Kamu sedang menelepon?” selidik mama Cahyo yang menyadari menantunya itu terlalu fokus ke layar ponselnya saat sedang membuatkannya wedang jahe saat ini.

Yuni tersenyum, “iya, Ma. Mas Cahyo belum bangun.” Yuni menunjuk dengan dagunya karena kedua tangannya sedang sibuk saat ini.

Mama Cahyo mencebik, memilih meraih ponsel itu dan mematikan sambungan video call tersebut, menekan tombol berbentuk seperti gagang di sisi atas, dan mengarahkan kamera ke dirinya sendiri.

Yuni yang tahu tentang itu, awalnya takut kalau Cahyo nanti akan marah. Tapi saat mengetahui apa yang dilakukan mamanya, Yuni hanya bisa tersenyum saja. Dia akan menikmati sedikit drama pagi ini.

Di seberang sana, Cahyo yang masih sangat mengantuk karena kelelahan merasa sangat terganggu oleh bunyi nyaring dari ponsel miliknya sendiri. Dia sedikit ingin masih melakukan panggilan video tadi, tapi kenapa ponselnya sangat berisik saat ini, “ya?!” Cahyo sedikit keras saat menjawabnya karena tahu itu panggilan dari Yuni.

“Bangun pemalas, apa anak mama e Gersik untuk pindah tidur saja?”

Mendengar ledekan itu, Cahyo segera membuka matanya lebar dan mewaraskan dirinya yang masih sangat lemas, “Mama?! Mana Yuni?”

“Mama melarangnya memanjakanmu. Cepat bangun! Selesaikan pekerjaanmu dan cepat pulang ke rumah!”

Mendengar itu, Cahyo terkekeh. Mamanya itu sangat bisa menggodanya, “ya. Aku mandi dulu, Ma.”

“Okey, matikan saja teleponnya, aku tidak akan memberikannya ke Yuni. Biar dia cepat menyelesaikan masaknya karena mama mau ngajak dia ke salon langganan mama.”

Cahyo terkekeh lagi, melepas ciuman jauh untuk mamanya dan memutus sambungan video call itu.

Mandi dan menikmati pekerjaannya di Gersik ini. Kelihatannya sangat sempurna bukan?

Tok. Tok. Tok.

Cahyo segera mempercepat acara memakai dasinya sendiri dan segera mendekat ke pintu untuk membukanya, menemukan Surya yang sudah tersenyum secerah mentari elok di pagi hari, “gak tidur apa? Kok pagi amat?”

“Inget, kita ada jadwal rapat jam sepuluh.” Surya segera nyelonong masuk dan duduk di kursi tamu. Mereka menginap bersebelahan kamar meski hotel yang disewa ini cukup luas jika digunakan oleh dua orang saja.

“Bagus! Tidak terlalu siang atau pagi. Aku mengurus ini dulu, cari makanan, dan berangkat meeting setelah ini.” Cahyo memautkan dirinya ke cermin lagi dan sedikit tersenyum setelah merasa dirinya sangat pas mengenakan dasi bergaris miliknya itu.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

klo aq yg vidio cal semalaman udah abis tuh pulsa...😁

2023-05-26

1

Susana

Susana

semangat om💪💪tetap dinanti. 🙂

2021-05-25

1

rutia ningsih

rutia ningsih

kelamaan up keburu pindah aku😂

2021-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Gaun
3 Robek
4 Cemburu
5 Wanita itu
6 Cucu
7 Obat nyamuk
8 Seperti ini
9 Tamparan
10 Sejenak nyaman
11 Emosi
12 Hipotermia
13 Monkey Forest
14 Apa?!
15 Yakini
16 Lagi
17 Mungkin
18 Pangkuan
19 Anggrek
20 Es krim yang sama
21 Curiga
22 Tersisih
23 Satu kembali dan satu pergi
24 Datanglah padaku
25 Melupakanku
26 Hasrat yang menyiksa
27 Persimpangan
28 Naik darah
29 Aku punya pacar
30 Belum tahu siapa aku
31 Tak diinginkan
32 Ingin tenang
33 Klien dari Singapura
34 Begitu mudah
35 Beralkohol
36 Bintang-bintang
37 Benar darah
38 Berbeda
39 Ke apotek
40 Ramuan gila
41 Telepon tepat waktu
42 Berharap baik
43 Sakit juga
44 Orang bodoh
45 Mandi yang bersih
46 Coba biarkan
47 Bukan tentangku
48 Mau hakku
49 Membuatmu menunggu
50 Garis dua juga
51 Ingin menikah
52 Kesempatan untukku
53 Minta apa pun
54 Aku suamimu
55 Anak kita
56 Formalitas saja
57 Aku mencintainya
58 Mereka sama
59 Mencuri satu kecupan
60 Dipenjara?
61 Sangat sulit
62 Anak bodoh
63 Pingsan, kan?
64 Ada yang salah
65 Dewi fortuna
66 Tempat lainnya
67 Tak suka
68 Pindah ke pantai
69 Aku mertuamu
70 Ditolak lagi dan lagi
71 You, Baby
72 Makan berdua
73 Mendekati target
74 Sabuk panas
75 Cinta yang salah
76 Tak rela
77 Cinta dan tidak
78 Cepat selesai
79 Bawah kaki
80 Di apartemen
81 Maafkan aku
82 Bendera perang
83 Pria pengecut
84 Tidak peduli
85 Pria baik
86 Suami baru
87 Mereka berdua
88 Bumerang ampuh
89 Terlalu buta
90 Nyawa lain
91 Tetap tinggal
92 Cari Yuni
93 Secepatnya menikah
94 Tidak bodoh
95 Kucuri lagi
96 Muak
97 Begitu memikirkan
98 Aibku
99 Pernikahan di hari H
100 Ada yang tercabut
101 Dua kemungkinan
102 Dania-ku
103 Hanya begini saja?
104 Dia di sana
105 Kamu tidak tahu
106 Ada yang aneh
107 Kadang rindu kadang sakit
108 Kurang bahan
109 Dunia sempit
110 Membalik keadaan
111 Banyak yang terjadi
112 Pria berseragam
113 Namaku Yuni
114 Hukum aku
115 Memikirkan langkah
116 Besok lusa
117 Tak akan melirik
118 Dari balik pintu
119 Pria sebenarnya
120 Sapu tangan ini
121 Tiga puluh persen
122 Dia mencintaimu
123 Hidup atau mati
124 Kusulap jadi istana
125 Kau yang jahat
126 Kerasukan setan
127 Apa untungnya
128 Sudah terjebak
129 Pekerjaan pertama
130 Hubungan tak jelas
131 Berhubungan lebih dulu
132 Bagaimana kamu tahu
133 Tentang kebodohan
134 Mau meledak
135 Banyak rahasia
136 Menjenguk ke mana
137 Nini dan Dimas
138 Menantu kesayangan
139 Awalnya bagaimana
140 Bisnis is bisnis
141 Memang pantas
142 Pengacara dan Hakim
143 Semua salah
144 Membayar mahal
145 Jadi bermartabat
146 Dapat pekerjaan
147 Denah baru
148 Terlalu mudah
149 Bapak Jalu
150 Bagaimana denganmu?
151 Harus balas dendam
152 Hadiah dari mertua
153 Jalan kaki
154 Di antara
155 Mungkin berkesempatan lagi
156 Cemburu yang indah
157 Dua juta
158 Lebih sabar
159 Bunuh aku
160 Kurang sehat
161 Tahan banting
162 Sedikit berubah
163 Mamamu mulai gila
164 Kamu menyuruhku pulang?
165 Itu bidangku
166 Pandai berkelit
167 Terima kasih
168 Melepas tompel
169 Percaya padaku
170 Tiga pukulan
171 Lama tidak berjumpa
172 Di pihak siapa?
173 Pulang sekarang
174 Cucu oma
175 Ingin pensiun
176 Menagih janji
177 Mencium dada
178 Ayo kita ...
179 Semobil bersama
180 Mendelik
181 Mau apa?
182 Digandrungi
183 Jalu lagi Jalu lagi
184 Wanita gila di bar
185 Wanita di mobil seberang
186 Tentang DNA
187 Kejutan untuk Yuni
188 Putrimu
189 Hari ulang tahun
190 Pertemuan di kafe
191 Bunga mawar
192 Dikuasai pihak asing
193 Pukulan yang sesuai
194 Wanitaku hebat
195 Menunjukkan perasaan
196 Teman terbaik
197 Bersahabat denganmu
198 Mengajakmu ke kantor
199 Buket bunga anggrek
200 Suasana canggung
201 Rasa yang disimpan
202 Kemauannya
203 Pertolongan kecil
204 Ingin melupakan
205 Kecelakaan yang diinginkan
206 Memiliki dunia
207 Tiga tamparan
208 Kanan dan kiri
209 Rasanya mau copot
210 Langsung masuk
211 Kau setuju?
212 Sambutan pertama
213 Kejutan untuk Yuni
214 Dua pria tampan
215 Film di sinema
216 Penjilat ludah
217 Teman Jalu
218 Mencengkeram miliknya
219 Tak mau Yuni kawatir
220 Wanita kalangan atas
221 Membuang mainan
222 Coba membuka hati
223 Mengantarmu dengan tanganku
224 Permintaan maaf
225 Kunjungan pertama
226 Kejutan dari Singapura
227 Dari masa lalu
228 Sebuah harga diri
229 Pulang saja
230 Dicium saja
231 Rekan baru dan bar
232 Aku bosan
233 Mantan pacar
234 Tidak pantas
235 Dua pria sakit
236 Saling memohon
237 Pria pada umumnya
238 Minta pelajaran
239 Jadi liar
240 Seperti kemauanmu
241 Semakin tertarik
242 Menebus dosa
243 Sembilan puluh tujuh
244 Banyak orang gila
245 Sulit dipercaya
246 Mesra sekali
247 Kurang ajar
248 Ada telepon
249 Tempat semula
250 Tempat parkir
251 Lebih sabar
252 Kesempatan emas
253 Air keras
254 Obat penenang
255 Di pihak mana
256 Siapa penjahatnya
257 Turnamen
258 Kastil yang megah
259 Dua belas
260 Kita saling tahu
261 Sebuah piala
262 Akankah berdampak buruk?
263 Melihatnya menangis
264 Pemandu sorak
265 Aku suka kamu cemburu
266 Hanya bermain
267 Pertikaian kecil
268 Makan es krim
269 Dua apel
270 Langsung pergi
271 Belum selesai
272 Cukup alot
273 Lelah diganggu
274 Dipermainkan
275 Setelah lulus
276 Untuk apa
277 Minta tolong
278 Mobil baru dan tiket liburan
279 Cukup, Re!
280 Tidak suka pedas
281 Pacarku
282 Pembicaraan antar wanita
283 Mainanku
284 Merindu dan menampar
285 Kami tahu
286 Mengharap apa?
287 Kamar asrama
288 Merasakan Surga
289 Tanya mamamu
290 Toilet kafe
291 Rival
292 Terlalu sulit
293 Berdua di lift
294 Tak salaman
295 Yuni tidak kenal
296 Pijatan di punggung
297 Pria seperti dia
298 Pantai Palm
299 Kotak P3K
300 Mengajaknya kencan
301 Mimpi di siang bolong
302 Pijatan di punggung
303 Maafkan aku
304 Epilog - END
Episodes

Updated 304 Episodes

1
Prolog
2
Gaun
3
Robek
4
Cemburu
5
Wanita itu
6
Cucu
7
Obat nyamuk
8
Seperti ini
9
Tamparan
10
Sejenak nyaman
11
Emosi
12
Hipotermia
13
Monkey Forest
14
Apa?!
15
Yakini
16
Lagi
17
Mungkin
18
Pangkuan
19
Anggrek
20
Es krim yang sama
21
Curiga
22
Tersisih
23
Satu kembali dan satu pergi
24
Datanglah padaku
25
Melupakanku
26
Hasrat yang menyiksa
27
Persimpangan
28
Naik darah
29
Aku punya pacar
30
Belum tahu siapa aku
31
Tak diinginkan
32
Ingin tenang
33
Klien dari Singapura
34
Begitu mudah
35
Beralkohol
36
Bintang-bintang
37
Benar darah
38
Berbeda
39
Ke apotek
40
Ramuan gila
41
Telepon tepat waktu
42
Berharap baik
43
Sakit juga
44
Orang bodoh
45
Mandi yang bersih
46
Coba biarkan
47
Bukan tentangku
48
Mau hakku
49
Membuatmu menunggu
50
Garis dua juga
51
Ingin menikah
52
Kesempatan untukku
53
Minta apa pun
54
Aku suamimu
55
Anak kita
56
Formalitas saja
57
Aku mencintainya
58
Mereka sama
59
Mencuri satu kecupan
60
Dipenjara?
61
Sangat sulit
62
Anak bodoh
63
Pingsan, kan?
64
Ada yang salah
65
Dewi fortuna
66
Tempat lainnya
67
Tak suka
68
Pindah ke pantai
69
Aku mertuamu
70
Ditolak lagi dan lagi
71
You, Baby
72
Makan berdua
73
Mendekati target
74
Sabuk panas
75
Cinta yang salah
76
Tak rela
77
Cinta dan tidak
78
Cepat selesai
79
Bawah kaki
80
Di apartemen
81
Maafkan aku
82
Bendera perang
83
Pria pengecut
84
Tidak peduli
85
Pria baik
86
Suami baru
87
Mereka berdua
88
Bumerang ampuh
89
Terlalu buta
90
Nyawa lain
91
Tetap tinggal
92
Cari Yuni
93
Secepatnya menikah
94
Tidak bodoh
95
Kucuri lagi
96
Muak
97
Begitu memikirkan
98
Aibku
99
Pernikahan di hari H
100
Ada yang tercabut
101
Dua kemungkinan
102
Dania-ku
103
Hanya begini saja?
104
Dia di sana
105
Kamu tidak tahu
106
Ada yang aneh
107
Kadang rindu kadang sakit
108
Kurang bahan
109
Dunia sempit
110
Membalik keadaan
111
Banyak yang terjadi
112
Pria berseragam
113
Namaku Yuni
114
Hukum aku
115
Memikirkan langkah
116
Besok lusa
117
Tak akan melirik
118
Dari balik pintu
119
Pria sebenarnya
120
Sapu tangan ini
121
Tiga puluh persen
122
Dia mencintaimu
123
Hidup atau mati
124
Kusulap jadi istana
125
Kau yang jahat
126
Kerasukan setan
127
Apa untungnya
128
Sudah terjebak
129
Pekerjaan pertama
130
Hubungan tak jelas
131
Berhubungan lebih dulu
132
Bagaimana kamu tahu
133
Tentang kebodohan
134
Mau meledak
135
Banyak rahasia
136
Menjenguk ke mana
137
Nini dan Dimas
138
Menantu kesayangan
139
Awalnya bagaimana
140
Bisnis is bisnis
141
Memang pantas
142
Pengacara dan Hakim
143
Semua salah
144
Membayar mahal
145
Jadi bermartabat
146
Dapat pekerjaan
147
Denah baru
148
Terlalu mudah
149
Bapak Jalu
150
Bagaimana denganmu?
151
Harus balas dendam
152
Hadiah dari mertua
153
Jalan kaki
154
Di antara
155
Mungkin berkesempatan lagi
156
Cemburu yang indah
157
Dua juta
158
Lebih sabar
159
Bunuh aku
160
Kurang sehat
161
Tahan banting
162
Sedikit berubah
163
Mamamu mulai gila
164
Kamu menyuruhku pulang?
165
Itu bidangku
166
Pandai berkelit
167
Terima kasih
168
Melepas tompel
169
Percaya padaku
170
Tiga pukulan
171
Lama tidak berjumpa
172
Di pihak siapa?
173
Pulang sekarang
174
Cucu oma
175
Ingin pensiun
176
Menagih janji
177
Mencium dada
178
Ayo kita ...
179
Semobil bersama
180
Mendelik
181
Mau apa?
182
Digandrungi
183
Jalu lagi Jalu lagi
184
Wanita gila di bar
185
Wanita di mobil seberang
186
Tentang DNA
187
Kejutan untuk Yuni
188
Putrimu
189
Hari ulang tahun
190
Pertemuan di kafe
191
Bunga mawar
192
Dikuasai pihak asing
193
Pukulan yang sesuai
194
Wanitaku hebat
195
Menunjukkan perasaan
196
Teman terbaik
197
Bersahabat denganmu
198
Mengajakmu ke kantor
199
Buket bunga anggrek
200
Suasana canggung
201
Rasa yang disimpan
202
Kemauannya
203
Pertolongan kecil
204
Ingin melupakan
205
Kecelakaan yang diinginkan
206
Memiliki dunia
207
Tiga tamparan
208
Kanan dan kiri
209
Rasanya mau copot
210
Langsung masuk
211
Kau setuju?
212
Sambutan pertama
213
Kejutan untuk Yuni
214
Dua pria tampan
215
Film di sinema
216
Penjilat ludah
217
Teman Jalu
218
Mencengkeram miliknya
219
Tak mau Yuni kawatir
220
Wanita kalangan atas
221
Membuang mainan
222
Coba membuka hati
223
Mengantarmu dengan tanganku
224
Permintaan maaf
225
Kunjungan pertama
226
Kejutan dari Singapura
227
Dari masa lalu
228
Sebuah harga diri
229
Pulang saja
230
Dicium saja
231
Rekan baru dan bar
232
Aku bosan
233
Mantan pacar
234
Tidak pantas
235
Dua pria sakit
236
Saling memohon
237
Pria pada umumnya
238
Minta pelajaran
239
Jadi liar
240
Seperti kemauanmu
241
Semakin tertarik
242
Menebus dosa
243
Sembilan puluh tujuh
244
Banyak orang gila
245
Sulit dipercaya
246
Mesra sekali
247
Kurang ajar
248
Ada telepon
249
Tempat semula
250
Tempat parkir
251
Lebih sabar
252
Kesempatan emas
253
Air keras
254
Obat penenang
255
Di pihak mana
256
Siapa penjahatnya
257
Turnamen
258
Kastil yang megah
259
Dua belas
260
Kita saling tahu
261
Sebuah piala
262
Akankah berdampak buruk?
263
Melihatnya menangis
264
Pemandu sorak
265
Aku suka kamu cemburu
266
Hanya bermain
267
Pertikaian kecil
268
Makan es krim
269
Dua apel
270
Langsung pergi
271
Belum selesai
272
Cukup alot
273
Lelah diganggu
274
Dipermainkan
275
Setelah lulus
276
Untuk apa
277
Minta tolong
278
Mobil baru dan tiket liburan
279
Cukup, Re!
280
Tidak suka pedas
281
Pacarku
282
Pembicaraan antar wanita
283
Mainanku
284
Merindu dan menampar
285
Kami tahu
286
Mengharap apa?
287
Kamar asrama
288
Merasakan Surga
289
Tanya mamamu
290
Toilet kafe
291
Rival
292
Terlalu sulit
293
Berdua di lift
294
Tak salaman
295
Yuni tidak kenal
296
Pijatan di punggung
297
Pria seperti dia
298
Pantai Palm
299
Kotak P3K
300
Mengajaknya kencan
301
Mimpi di siang bolong
302
Pijatan di punggung
303
Maafkan aku
304
Epilog - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!