"Kita akan kembali ke Perusahaan," jawab Efron, cepat.
"Baik,Tuan silahkan Anda naik duluan," sahut Rama , sopan membungkuk membuka pintu mobil bagian tengah untuk Majikannya.
"Hmm..." dengan santai dan dingin Efron menaiki mobil mewah itu dengan santainya.
Beberapa menit kemudian...
Mobil Role Royace itu meluncur dengan kecepatan sedang menuju perusahaan, bukan perusahaan punya Ayahnya melainkan miliknya.
Efron memang pernah bekerja di perusahaan Ayahnya di sana dia tidak hanya belajar bisnis melainkan belajar mengasah karakter untuk menjaga wibawa dan tidak menganggap remeh semua pekerjaan atau merendahkannya.
Karena kecerdasannya, Efron di percaya sang Ayah untuk memiliki perusahaan sendiri, perusahaan yang dia dirikan adalah perusahaan dibidang berbagai jenis sarung tamgan dinamakan perusahaan"Derafa".
Beberapa jam kemudian...
Mereka sudah sampai di perusahaan tak lupa Aswan membuka pintu secara perlahan untuk sang majikan.
Sejenak Efron memandang gedung berlantai sepuluh itu....Takjub.
"Tuan, apakah ingin kami temani?" tawar Yuda, sopan
"Tidak usah, kalian pulang dan istirahatlah," sahut Efron dingin dan santai.
"Tuan,dengan baju Anda sekarang ini, apa mereka tahu Anda pemilik perusahaan ini?" selidiik Igor, cemas.
Efron menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Aku memang berpikiran begitu tapi disatu sisi aku mau mengetes karakter mereka sebagai pekerja," jawab Efron, bijak.
"Oh....begitu ya..Tuan?"
"Iya, aekarang kalian pulanglah, bawa sekalian mobilnya," titah Efron.
"Tapi bagaimana dengan Anda?"
"Gampang, aku bisa pesan mobil pakai online," jawab Efron, tenang.
"Baiklah, Tuan kalau begitu kami permisi," sebelum pergi mereka membungkuk.
"Hati-hati," pesan Efron, seru.
Kediaman keluarga Wirajaya.
"Sudah pulang, Kak?" tanya Siena menyambut sang Kakak.
Ifna tersenyum lembut...
"Pemilik perusahaan Pak Ibas menyuruh kami pulang,"jawab Ifna.
"Kok?biasanya Kakak pulang lama karena lembur," Siena mengkerutkan keningnya.
"Aku juga gak tahu, Sien," ucap Ifna.
"Aneh," gerutu Siena, membatin.
"Baiklah, aku bikinin teh manis panas dulu ya..Kak," Seru Siena.
"Iya, makasih tapi jangan terlalu manis ya," pesan Ifna
"Oke, deh," sahut Siena, ceria.
Di dapur...
"Siena," panggil Seina kembarannya.
"Eits...wadala...aaah untung gak kesiram," gumam Siena.
Seina yang melihat itu semua tertawa sambil menutup mulut mungilnya.
"Ngagetin aja deh," protes Siena, sewot.
"Gitu aja...Kaget," cibir Seina.
Sieana membulatkan matanya tanda amarah telah terbentang..
"Iya, oke maaf deh...maaf," Seina mengalah.
Seina memgerti aekali karakter kembarannya yang keras itu berbeda dengan dirinya yang lembut dan penurut.
"Oh iya....emang ada tamu?" tanya Seina , polos.
"Bukan, kak Ifna sudah pulang," jawab Siena, tenang.
"Apa?kak Ifna pulang? yang bener kamu?"
"Kamu intip aja ruang tamu, ada orangnya gak di situ?"
Setelah mengintip...
"Kamu bemar,Sien," ucap Seina.
"Kok...cepet ya?"
"Aih....cepet gak cepet, bukan urusan kita," sanggah Siena, cepat.
"Iya juga sih,"
Lalu Siena mengantar minuman teh hangat untuk sang Kakak.
Sebelum minum Ifna menikmati dahulu harumnya sembari memejamkan mata indahnya lalu meniup dan menyeruputnya secara perlahan.
Setelah habis, dia menatap adik-adik kembarnya itu satu per.satu dengan tatapan hangat.
"Terima kasih," ucap Ifna.
"Gak perlu Kak,"
"Iya..Kak, kita kan Adik Kakak jadi gak usah sungkan," sahut Siena, tulus.
"Aduh...bahagianya aku memiliki Adik seperti kalian," Ifna memeluk kedua Adik kembarnya penuh kasih sayang.
"Ish...Kakak ini," pipi Seina dan Siena merona.
Tak berapa lama mereka tertawa bareng...
"Kak, kita sebentar lagi mau berangkat kerja, gak apa-apa kan ditinggal sendiri?"
"Ya..gak apa-apa dong, " jawab Ifna, santai.
"Tapi kalau Kakak bosan, Kakak bisa keluar jangan lupa kuncinya titip ke tetangga sebelah," pesan Seina.
"Oke deh," Ifna mengacungkan jempolnya
Perusahaan Derafa...
Efron melihat seorang karyawan menyentak seorang pengantar makanan, sebenarnya karyawan baru melihat itu dia menggelengkan kepalanya.
"Maaf, Mas saya buru-buru mengantar makanan," lirih pria pengantar makanan itu, memelas.
"Gak peduli ya...yang pasti pengantar gak boleh lewat lift," sentaknya.
"Mas, lantai berapa?"tanya Efron, berempati.
"Heh, sok baik," ejek pria sombong itu tapi Efron tak perduli.
"Lantai lima, Mas atas nama Bu Desi," jawab pengantar makanan itu.
"Baiklah,sini biar saya yang mengantar, kebetulan saya mau kelantai lima," tawar Efron sambil mengambil pesanan sang karyawati dari tangan pengantar makanan itu.
"Oh...gitu, terima kasih, Mas atas bantuannya," ucapnya, tulus.
"Iya,"
Pengantar makanan itu pun berlalu...
Beberapa menit kemudian...
Mereka sudah berada di dalam lift....
"Sok baik banget sih,"gerutu karyawan itu.
Efron menggeleng dan tersemyum ternyata benar dugaannya ternyata di perusahaannya masih ada sampah.
"Mau melamar kerja ya?" Efron mencoba bertanya taoi di sambut pelototan dari karyawan tak tahu diri itu.
"Apa urusannya dengan kamu?"ketusnya
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments