"Jangan katakan itu tidak mungkin." tantang Rangga.
"kamu hanya seorang pelamar, mana mungkin punya kemampuan seperti itu." Membuat Rangga jengkel.
"Aku mau bertanya padamu!" tunjuk Rangga.
"Hei....berani sekali kamu nunjuk-nunjuk seperti itu! Kamu tahu kan? Aku adalah seorang manager di perusahaan ini, dan kau..." Bram menatap Rangga dari atas ke bawah dengan wajah meremehkan. "Kau itu cuma pekerja rendahan, jadi sadarlah! Gak usah kebanyakan mimpi." sindir Bram sembari menepuk pipi Rangga, Rangga menepis tangan Bram...Kasar.
"kalau pekerja rendahan emangnya kenapa?" balas Rangga menatap Bram tajam.
"Apa?! Bra...aaaak! Berani-beraninya kau membalas perkataanku!" amuk Bram, kalut.
"Bukannya penghinaan?" ralat Rangga, tenang.
'Pla..aaak!'
"Kurang ajar! Siapa yang menyuruhmu berani menyindirku? Hah!" bentak Bram dengan suara lantang.
Rangga mengusap-usap pipinya yang memerah karena tamparan.
"Baik. Rangga mengangguk-angguk." Lihat saja, akan kubuat kau menyesal," sumpah Rangga tidak sabar.
"Hah? Aku? Menyesal? Ha....ha...ha...aaa, di kamusku tidak ada kata penyesalan." Bram semakin arogan..
"Kamu gak merasa apa? Aroganmu itu, hanya sementara saja," ucap Rangga.
Semakin kesal lah Bram...
"Kamu," tekan Rangga. "Sudah menyia-nyiakan jabatanmu untuk menekan para pelamar kerja untuk membayar upah kepadamu," lanjutnya.
"Iya, itu kewajiban." jawab Rangga, seenaknya.
"Kewajiban katamu?" Rangga mulai emosi.
"Memangnya kenapa? Bukan hal yang lazim kan?" jawab Bram, santai sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Berapa upah yang harus kami bayar?!" tanya Rangga mulai kesal.
"Hmmm...tergantung sih, kalau lulusan kuliah kayak kamu ini." Bram kembali membaca dokumen Rangga. "Harus membayar Rpxxx.xxx," lanjutnya, pongah.
"Apa?!" teriak Rangga, kencang.
"Hai....itu sudah biasa, gak perlu marah seperti itu kau bisa tanya pada pekerja lainnya kalau tidak percaya,"
Rangga manggut-manggut.
"Aku mengerti sekarang, mengapa perusahaan ini hampir saja bangkrut? ternyata itu ulah manager sepertimu!" tunjuk Rangga tidak suka.
"Kau tidak suka?!" sahut Bram, melotot.
"Ya...aku tidak suka! Karena kau sudah keterlauan! Orang-orang yang melamar kerja di sini gak seharusnya dipungut biaya, apa kamu tahu itu? Hah!" sentak Rangga tak sabar.
Ingin sekali dia merobek-robek wajah pria arogan di depannya itu.
"Itu peraturan, ucap Bram, cepat
"Peraturan?Peraturan dari mana?" Rangga mencibir.
"Perusahaan inilah!" Bram kesal.
"Kamu anak baru ya?" bisik Rangga sambil tersenyum miring."Perusahaan ini tidak ada aturan seperti itu, apa ini aturanmu sendiri?"
"Kalau kau tidak suka, kau boleh keluar!" teriak Bram, kencang sambil telunjuk nya menunjuk ke arah pintu.
"Bukannya, kamu yang harus keluar? balas Rangga, santai.
"Apa?!" geram Bram.
"Apa kau tuli? atau pura-pura tuli? dengar, sebentar lagi jabatanmu sebagai manager akan dicopot, tukas Rangga.
"Kurang aj…" Bram mau memukul Rangga, tapi
"Berhenti!" Beberapa orang pria datang menolong.
Mereka menghampiri Rangga.
"Siang Pak Rangga, maaf kami datang terlambat." Mereka menunduk hormat pada Rangga.
"Tidak apa, kalian datang tepat waktu," balas Rangga, bangga.
"Anda tidak apa-apa?" tanya Gusti, cemas.
"Tidak apa-apa," jawab Rangga, cepat.
"Sandiwara apalagi ini?" ejek Bram.
'Pla...aaak!' Gusti menampar wajah Bram.
"Kau tak berhak menamparku!" pekik Bram, lantang.
"Aku berhak menamaparmu! karena kamu sudah lancang!" balas Gusti, kencang.
"Lancang? Apa kalian tahu? aku sedang mengajar pekerja ini. Bram menunjuk Rangga.
'Pla...aaak!'
"Kau tidak tahu siapa dia?!" Gusti mulai kesal karena Bram tidak juga tobat.
"Siapa dia?" Bram malah menantang.
"Dia adalah Manager utama di Perusahaan Milk Healt Pak Rangga Septian namanya, supaya kau sadari itu!" Gusti memperkenalkan atasannya.
"Apa?!"
Bersambung..
Maaf author telat posting karena sibuk, sibuk ikutan event di fb.
Oh...iya...kalau mau hubungi author ke sini aja ya:
Fb:Irmanika. Kumalasari.50
Ig:kirmanika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Eza Athayya
thor nama selena sm seina koq sering sama
2022-11-30
2