Anak buah Erwan yang ingin memukul Efron kaget melihat anak buah Efron yang begitu banyak dari jumlah mereka dengan sigap Hendra dan lainnya membekuk preman-preman kelas teri itu termasuk Erwan.
"Tuan, anda tidak apa-apa?"Tanya Danzel, cemas.
Efron menggeleng."Tidak apa-apa." Jawab Efron tenang dan dingin.
Lalu menghampiri Erwan dan anak buahnya, anak buah Erwan sih..sudah terlanjur malu tapi Erwan sama sekali tidak, dia tetap menatap tajam ke arah Efron seolah-olah ingin ******* pria dingin itu.
"Kau! Aku tak takut padamu walaupun anak buahmu banyak!" Sentaknya di tengah dia berada dalam pegangan anak buah Efron.
"Oh...ya?" Tanya Efron, menyindir menatap Erwan dengan senyuman miringnya
"Heh!Apa dengan ini kau bisa menggertakku?"Erwan tersenyum sinis.
Efron tersenyum penuh misteri lalu menepuk pipi Erwan lalu menyuruh anak buahnya untuk mengambil sebotol air minuman dan menyiraminya ke atas kepalanya tersulutlah amarah Erwan.
"Kurang ajar!" Erwan mengamuk.
Sedangkan anak buahnya hanya menatap heran bosnya yang seperti kerasukan itu.
"Sudah sadar?" Tatap Efron.
"Kau, bia...."
"Plak! Berani kau memaki Tuan kami!" Dengan amarah yang sang sangat Rama menampar Erwan.
"Cukup!"Cegah Efron.
"Hanya karena kamu Tuan, aku takut padamu?!heh!kau salah besar." Ucapnya berapi-api.
"Bos, sudah lah, kita menyerah saja." Bujuk salah satu anak buah Erwan.
"Diam!" Gertak Erwan yang membuat anak buahnya terlonjak.
"Tuan, apa yang kita lakukan?" Tanya Arsan.
"Bebaskan mereka!Kecuali dia!" Tunjuk Efron dengan tatapan tajamnya ke arah Erwan.
"Pergilah kalian!Aku tak ingin melihat wajah kalian!Apalagi sampai aku melihat kalian mengganggu orang-orang lemah itu lagi, akan kukirim kalian pada kematian, mengerti!" Ucap Efron dengan nada tinggi.
Mereka pun membulatkan matanya dan bergidik ngeri.
"Pergi!" Sentaknya.
"I..iya...Tuan."
Tanpa ba...bi...bu mereka langsung melesat jauh entah kemana.
"Hei..kalian mau kemana?" Teriak Erwan.
"Kenapa? Kok...manggil?katanya gak takut." Ujar Efron sambil terkekeh.
"Apa urusanmu?!Hah!"Erwan masih saja congkak.
"Sini kau!" Efron menarik kaos Erwan hingga ke jalanan lalu melemparnya kasar.
"Kau harus membayar semua ini!" Erwan masih saja sombong.
"Bayar apa?" Tanya Efron, dingin.
"Bayar perlakuan kalian terhadap aku lah!" Jawabnya, kesal.
"Oh...iya? Bagaimana kalian membayar perlakuan kalian pada mereka?!"
"Soal itu, aku tidak peduli!" Tekannya.
"Ck..besar juga nyalimu." Efron berdecak
"Baik, kalau itu maumu." Lanjutnya.
"Mengapa gak dari tadi sih?" Erwan tersenyum mengejek.
"Hendra!" Panggil Efron.
"Ya...Tuan." Sahut Hendra.
Efron mengeluarkan kartu kreditnya.
"Di sini ada Rp.xxx.xxx juta, ambil lah untuk membayar kerugian mereka dan dia." Efron menunjuk ke arah Erwan
Erwan datang dengan senyuman sumringah berdiri di antara Efron dan Hendra.
"Baik,Tuan."
"Akhirnya kau mau ganti rugi juga ya?" Erwan senyum penuh kemenangan.
"Sama mereka?iya." Kata Efron.
"Bagaimana denganku?!" Protes Erwan tak terima.
"Tenang, kau pun juga dapat bagian." Sahut Efron.
"Nah...gitu dong!"Hati Erwan terasa melonjak girang uang ganti itu bisa dia buat hura-hura.
Dengan sigap Efron menarik kaos Erwan dan menariknya.
"Kau jangan salah sangka, uang yang kuberikan padamu untuk membiayai pengobatanmu di rumah sakit dan maaf, kau sudah salah menggertak orang!" Bisiknya lalu melepaskan kembali tangannya.
"Maksudmu?!"
Efron tidak menjawab dia memberi kode pada seluruh anak buahnya.
"Bug..!bug...bug.."Pukulan bertubi-tubi dilancarkan ke tubuh bos preman tak tahu malu itu.
Efron tanpa rasa simpati meninggalkan seorang pria yang digebuk anak buahnya.
Beberapa menit kemudian...
"Kita gantikan lapak-lapak mereka jadi yang lebih bagus jangan lupa dagangan mereka." Titah Efron.
"Baik, Tuan."
Setelah beberapa jam kemudian...
"Terima kasih,Tuan." Ucap para pedagang kecil itu dengan rasa bahagia.
"Tidak apa."
"Tuan, saya..."
"Ada apa,Reno?"
"Anu..anu, Tuan." Reno terlihat ragu dan malu dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Katakanlah." Sanggah Efron.
"Tu..Tuan, tadi saya dapat sms dari Istri saya, katanya dia mau dibelikan buah jeruk karena dia sedang hamil saat ini." Lirih Reno sedikit malu.
"Oh..gitu." Efron tersenyum.
"Ayo...ikut aku, kita beli jeruk di sini buat Istrimu." Ajak Efron.
"Mari Tuan, dicicip dulu jeruknya, gratis kok!"Sambut pedagang buah itu ramah.
"Bagaimana?"
"Jeruknya manis,Tuan."
"Baik, ambil sekilo untuk Istrimu." Pesan Efron.
"Tuan, Anda..."
"Sudah, ambil saja tak usah banyak bicara."
"Terima kasih,Tuan." Ucap Reno.dengan mata berbinar.
Reno pun tak ragu mengambil jeruk-jeruk itu untuk istrinya dia membayang wajah cantik Istrinya yang berbunga-bunga
Setelah membayar uang jeruk, mereka pun berlalu.
"Jangan pernah bosan mampir lagi ya .Tuan-tuan."
Efron dan Reno tersenyum mengangguk
Perusahaan Healt Quos.
"Masuk."
"Pak Dika, ini hasil data perusahaan kita." Winto menyerahkan dokumennya.
Dengan seksama Dika membacanya.
"Hmm..kerja yang bagus." Pujinya sambil mengangguk-angguk sambil menutup dokumen itu.
"Lalu, apa lagi jadwal saya hari ini?" Tanya Andika, serius sambil fokus pada laptopnya.
"Hari ini anda mengadakan ekspedisi ke sebuah restoran,Pak." Jawab Winto, mantap.
"Jam berapa?"
"Ini sudah waktunya,Pak." Sahut Winto, cepat.
"Baik, antar saya."Titah Dika sambil beranjak dari singgasananya.
"Baik."
"Hari ini anda mau kemanaTuan?" Tanya Sam.
"Kita kembali ke perusahaan dulu untuk melihat keadaan." Jawab Efron.
"Baik,Silahkan,Tuan." Sam mempersilahkan majikannya untuk masuk ke mobil Toyota Alphard itu.
Kediaman Hadi Kusuma.
"Bi, Putraku, Efron apa masih lama pulangnya?" Tanya Hadi Kusuma,Ayah Efron.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments