"Hal itu, apa harus kau tanyakan!" Gertak Rangga.
"Ma...maaf, Pak Rangga saya tidak bermaksud untuk...."
"Sudsh, antarkan saja aku ke sana!" Potong Rangga, memerintah.
"Baik,Pak."
Sebagai Manager utama di Perusahaan susu terpandang di seluruh Nusantara, Rangga harus bertanggung jawab pada Perusahaan terutama Perusahaan cabang.
Rangga memakai jaket itu ke tubuhnya yang di dalamnya ada kemeja mewah warna putih susu dan dasi warna biru.
Dia sengaja melakukan itu, karena dia ingin menyelediki siapakah Manager nakal itu yang di sebut Tama sang sekretaris dengan berpura-pura menjadi pelamar kerja.
Beberapa menit kemudian...
"Ayo...kita berangkat."
"Mari, Pak." Tama mempersilahkan atasannya keluar terlebih dahulu.
"Hmm."
Sampai di parkiran...
Sudah terpampang dengan gagah sebuah mobil mewah bermerek Revo dengan cat warna hitam pekat.
"Mari, Pak." Tama membukakan pintu belakang untuk sang atasan dengan sopan.
Sesudah masuk...
"Antarkan saja aku sampai di parkiran Perusahaan." Titahnya sembari memasukkan berkas-berkas lamaran kerjanya yang palsu tentunya di kertas folio warna pink.
Tama mengangguk."Baik, Pak."
Di tempat lain....
"Kak Ifna...aaaa!" Pekik Siena, girang saat sang Kakak mengunjungi Perpustakaannya, dia langsung memeluk Kakak perempuannya itu, Ifna pun membalasnya.
"Ada angin apa, Kak? Kok...tumben, berkunjung ke sini?" Tanya Siena, heran sekaligus senang.
"Gak boleh?" Balas Ifna.
"Bukan itu, Kak selama ini kan Kakak gak pernah berkunjung ke sini." Siena mengingatkan.
"Iya, selama ini Kakak sibuk dengan Perusahaan yang Kakak pegang selama ini." Ujar Ifna, serius.
"Oh.. begitu ya,Kak?" Siena mengangguk-angguk.
"Iya, sekarang aku tidak terlalu sibuk jadi bisa mengunjugimu dan Seina." Jawab Ifna sambil merangkul pundak Siena.
"Kakak juga berkunjung ke Cafe Seina?" Selidik Siena.
"Hmm." Ifna mengangguk kuat.
Siena mempersilahkan Ifna duduk di dalam ruangan pustakanya yang ber ac itu.
"Kakak mau baca apa? Biar aku ambillkan bukunya." Tawar Siena.
"Gak perlu, biar aku ambil sendiri." Tolak Ifna.
"Baik,Kak, aku ambilkan minuman untuk Kakak dulu ya." Pamit Siena.
"Gak usah repot-repot lah." Cegah Ifna. "Tadi soalnya, aku sudah minum di cafenya Seina." Lanjutnya.
"Oh..."
"Bisa kita bicara sebentar?" Bisik Ifna.
"Tentang apa, Kak?"
"Seina."
"Seina?" Ulang Siena, bingung.
Ifna mengangguk dengan kuat dan penuh keyakinan.
"Ada apa dengan Seina, Kak?"
"Kalian berdua kan selalu bersama dan kompak, kamu pasti tahu dong semua tentang dia?"
"Iy...iya." Siena masih bingung.
Ifna mengembuskan napasnya sekaligus mengumpulkan kata-kata yang harus di keluarkan dari bibir mungilnya yang ranum itu.
"Jadi, kau tahu Seina sudah memiliki kekasih bernama Rilan kan?"
"Tentu saja,Kak bukankah dia pernah ke rumah kita untuk mengunjungi Seina?"
"Iya, aku tak pernah lupa itu masalahnya adalah saat aku tanya tentang Rilan sepertinya dia tidak suka atau.gak ngeh gitu, biasanya kalau aku tanya tentang kekasihnya itu dia selalu memuji Rilan dengan antusias." Terang Ifna.
"Apa kamu tahu permasalahan mereka berdua?" Tanya Ifna.
"Tahu,Kak.Mereka sudah putus sebulan yang lalu." Jawab Siena.
"Hah? Putus?!" Ifna kaget.
Siena mengangguk.
"Bisa cerita gak mengapa mereka putus?"
"Ceritanya panjang, Kak."
"Ceritakan lah." Putus Ifna, tegas.
"Baik, Kak begini ceritanya....."Siena menceritakan semuanya secara lengkap dan detail, Ifna pun menjadi pendengar yang baik.
"Oh...begitu ceritanya?" Gumam Ifna setelah Siena mengakhiri ceritanya." Pantas saja dia seperti gak seneng saat aku menanyakan tentang Rilan."
"Iya, Kak, entah mengapa Rilan berubah seperti itu? Kasihan Seina." Ucap Siena seolah merasakan apa yang dirasakan kembarannya itu.
Ifna hanya terdiam dan di benaknya juga ikut bertanya mengapa Rilan begitu?
"Sebentar ya." Pamit Ifna.
"Iya, Kak."
"Coba, kau selidiki pria yang bernama Rilan Danuwijaya itu." Titah Ifna pada anak buahnya.
"Iya, benar dia kekasih Adikku yang bernama Seina."
"Baik, kalau ada kabar tentang Rilan, hubungi aku!" Titahnya.
Klik!
Percakapan pun ditutup, Ifna.kembali ke ruangan perpustakaan Siena.
Di Perusahaan cabang..
"Itu lah peraturannya, setiap orang yang melamar kerja di sini harus membayar upah padaku sebesar Rpxxx.xxx." Ungkap manager bernama Bram itu.
"Hah? Peraturan dari mana?! Nenek moyangmu!" Ucap Rangga, kesal.
Bra..aaak!
"Kau itu hanya lah pelamar kerja! Tidak usah ikut campur masalah perusahaan!" Bentak Bram.
"Tentu saja saya harus ikut campur! Karena, anda sudah bertindak sewenang-wenang!" Balas Rangga dengan berani.
Bram mengambil air mineral dalam.gelas lalu menyiramnya ke wajah tampan Rangga, Rangga mengusapnya.
" Kau?!"
"Agar kamu sadar siapa kamu sebenarnya?!" Ungkapnya, kesal.
"Heh! Apa kau tahu? Sekali menelepon, saya bisa membuatmu terjatuh." Tantang Rangga.
"Ha...ha.....ha....kau itu kan hanya pelamar kerja, mana mungkin." Bram mengibaskan tangannya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments