Mysterious Shender
Chizi, daerah di bagian tenggara Negeri Yinying yang tempatnya berupa padang pasir, menyimpan banyak sekali misteri di dalamnya.
Seorang pemuda berkulit sawo matang berlari sekencang-kencangnya untuk melepaskan diri dari kejaran Ular Berbisa Raksasa di Chizi.
Xi Wei, seorang Pendekar yang namanya sedang naik daun di Negeri Yinying, menyeringai lebar dan berhenti. Dia berbalik dan menatap ke arah Ular Berbisa Raksasa yang tidak berhenti mengejarnya.
"Merepotkan sekali!"
Xi Wei mencabut pedang kembar yang selalu dibawanya dari sarungnya. Dia menahan serangan gigitan dari Sang Ular dengan pedang yang berada di tangan kirinya dan mengayunkan satu pedang yang masih bebas ke mata Sang Ular.
Ular Berbisa Raksasa refleks menutup mata. Ayunan pedang kembar Xi Wei tidak bisa menembus kulit tebal Sang Ular. Pemuda itu berdecak kesal, segera menarik tangan kanannya, mendorong dirinya sendiri dengan Ilmu Tenaga Dalam Kurong dan kembali berlari.
Ular Berbisa Raksasa mendelik tajam dan berdesis marah. Ia segera mengejar Xi Wei.
Kulit tebal Sang Ular tidak memungkinkan Xi Wei untuk melukainya. Salah satu cara untuk membunuh Ular Berbisa Raksasa di daerah Chizi adalah dengan menusuk matanya, menembus sampai ke dalam kepala. Atau, dengan cara yang lebih nekat: Masuk ke dalam tubuh Sang Ular dan menghunuskan pedang dari dalam.
Sang Ular menukik, berusaha untuk menangkap Xi Wei. Namun Xi Wei cerdas, dia langsung melompat ke atas kepala Ular.
Sang Ular menggoyangkan kepala hingga ekor, berharap Xi Wei terlempar dan ia akan menjadikan pemuda berkulit sawo matang itu sebagai makan malamnya.
Xi Wei berdecak kesal karena keseimbangannya goyah akibat gerakan liar dari Ular Berbisa Raksasa. Dengan menggunakan tenaga dalam, dia menghantam kepala Sang Ular dengan kakinya sekuat tenaga.
Kepala Ular Berbisa Raksasa masuk ke dalam pasir akibat hantaman keras dari Xi Wei.
Xi Wei tersenyum penuh kemenangan.
Namun hal yang dilakukan oleh pemuda berkulit sawo matang membuat Ular Berbisa Raksasa menjadi semakin marah.
Sang Ular melebarkan dua bagian yang mirip sayap. Bulu-bulu di bagian tersebut menegang, menandakan ia akan membunuh Xi Wei karena sudah berani mempermainkannya.
Xi Wei menggeleng pasrah.
'Seharusnya aku tidak membuatnya marah. Ular sialan ini, tidak marah saja sudah menyeramkan. Apalagi kalau dia marah seperti ini.'
Xi Wei melayang di udara dengan salah satu pedang tertancap di tanah sebagai tumpuan. Dia menghindari serangan Ular Berbisa Raksasa.
Sebagai seorang Pendekar yang mahir bermain pedang, entah bagaimana Xi Wei bisa mahir menggunakan Ilmu Tenaga Dalam.
Ilmu Pedang, Ilmu Tenaga Dalam, Ilmu Hitam, dan beragam jenis ilmu lainnya adalah ilmu-ilmu yang tidak dapat disatukan. Jika seseorang memiliki Ilmu Pedang, maka dia tidak akan bisa mempelajari ilmu lainnya. Kecuali jika aliran Chi di dalam tubuh tinggi. Itu pun paling tidak hanya bisa menahan dua ilmu.
Xi Wei adalah pengecualian. Entah kenapa dia bisa mempelajari berbagai ilmu tanpa mengenal aliran Chi.
Xi Wei mengalirkan tenaga dalamnya ke pedang.
'Aku tidak percaya kalau kau tidak akan mati dengan tenaga dalam! Walau kulitmu tebal.'
Pedang yang dialiri tenaga dalam bisa membelah gunung. Xi Wei tidak percaya kalau Ular Berbisa Raksasa tidak bisa dipotong menjadi dua bagian dengannya.
Fokus Xi Wei terbagi lantaran mendengar seseorang menjerit dan terjatuh dari kejauhan.
"Ah!"
'Sial, apa lagi itu?'
Perhatian Ular Berbisa Raksasa pun ikut teralihkan.
Sejauh Xi Wei memandang, dia bisa melihat bayang-bayang seorang pria tua berusia awal empat puluh tahunan terkejut dan terjungkal. Sepertinya pria itu baru pertama kali melihat Ular Berbisa Raksasa yang sangat terkenal di daerah Chizi.
Xi Wei berdecak kesal. Dia menganggap pria itu sebagai beban. Dia memang merupakan seorang Pendekar yang namanya sedang naik daun. Namun dia tidak berharap bisa menyelamatkan orang lain dalam situasi rumit yang sedang dia hadapi. Menyelamatkan diri sendiri saja sudah sulit.
'Merepotkan! Mengapa ada orang lemah berkeliaran di gurun pasir tanpa apa-apa seperti ini? Cari mati?'
"Sedang apa kau, Pak Tua?! Cari mati ya?! Cepat berdiri dan pergi dari sini!"
"Sshhh ... Cit!"
Ular Berbisa Raksasa mendesis keras, lalu mengejar Pria Tua yang masih terduduk mematung itu.
Xi Wei mencabut pedang yang tertancap ke tanah dan berlari menuju ke hadapan Sang Ular. Dia mengayunkan pedang untuk mengalihkan perhatian Sang Ular.
"Lawan yang sedang kau hadapi adalah aku!"
Namun perhatian Ular Berbisa Raksasa masih tertuju pada Pria Tua.
"Sialan! Kau hanya akan mengganggu! Cari tempat yang bagus untuk bersembunyi!"
Xi Wei melayang di udara dan menendang keras kepala Ular Berbisa Raksasa.
Setelah mengumpulkan kesadarannya, Pria Tua langsung berdiri dan berlari menuju ke belakang sebuah batu besar yang berwarna senada dengan pasir. Dia mengintip pertarungan Xi Wei dengan Sang Ular dari balik batu.
Kelakuan Xi Wei saat menghantam kepala Ular Berbisa Raksasa saja sudah membuatnya amat marah. Dia malah membuat makhluk itu semakin marah hanya untuk menyelamatkan seseorang.
"Aku ingin tahu, seberapa keras kulitmu."
Xi Wei menantang maut. Dia berputar bak tornado.
Ular Berbisa Raksasa menggigit angin. Ia mengejar Xi Wei yang membawanya menjauh dari posisi Pria Tua, membuatnya melupakan bahwa ada mangsa empuk yang bisa diincar.
Xi Wei berhenti saat Sang Ular tertinggal jauh di belakangnya. Dia memasang kuda-kuda dan mengukur jarak antara dirinya dan Sang Ular.
Setelah Xi Wei yakin, dia melemparkan pedang yang ada di tangan kanannya hingga benda tajam itu tertusuk tepat di mata Sang Ular.
"Sshhh ...!"
Ular Berbisa Raksasa meliuk-liuk, mendesis keras kesakitan.
Xi Wei berlari dan melompat ke atas kepala Ular Berbisa Raksasa. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong pedang hingga menembus ke dalam kepala Sang Ular.
Saat Xi Wei mencabut pedangnya, Ular Berbisa Raksasa terjatuh ke atas pasir dan menciptakan suara "Bedebum!" yang keras. Darah berwarna hitam mengalir deras dari mata mayat Sang Ular yang tertusuk pedang.
Pria Tua yang tadi bersembunyi langsung keluar dari balik batu dan mendekati Xi Wei.
"Terima kasih atas pertolongan Pendekar. Entah siapa Orang Besar yang satu ini."
Xi Wei mengalihkan pandangannya ke arah Pria Tua.
Pria Tua langsung terjatuh terduduk kembali tatkala melihat manik mata Xi Wei. Tidak seperti seorang manusia. Manik mata Xi Wei sangatlah indah, mirip matahari yang bersinar cerah membakar gurun pasir dan seisinya.
"Aku hanya orang biasa yang lahir di daerah ini. Orang-orang memanggilku Xi Wei―yang memiliki arti cahaya matahari yang perlahan-lahan tampak saat fajar menyingsing. Jika tidak ada hal yang perlu dibicarakan, aku pamit undur diri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Candra11
berharap bisa up terus dan smpain tamat..kebanyakan berhenti ditengah jalan🙏🙏🙏
2021-12-28
0
DIKUTUK CUMI JADI CUMI 🍁
tak pelah ada romantis nya yang penting actionnya mantap, moga moga seperti BOE. hehe semangat terus yah kak
2021-07-29
0
Nia
nice!
2021-06-12
1