"Aku akan melakukannya sebelum waktu yang ditentukan."
Ying Yue senang karena Xi Wei memberinya kesempatan untuk kabur. Dia sangat bosan berada di penginapan seharian. Dia membutuhkan waktu untuk bersantai!
Caihong sendiri tak ingin terlibat dia sudah menghilang entah kemana.
Xi Wei sendiri sudah keluar. Menunggu Ying Yue di atas atap. Melakukan hal yang biasa dia lakukan.
"Li Ying Yue! Ku peringatkan jangan macam-macam."
Zixuan menatap tajam ke arah Ying Yue, memperingatkan kepada Adiknya yang nakal itu agar tidak bermacam-macam.
Ying Yue menjulurkan lidah. Dia masuk ke dalam kamar.
"Qingqing, jaga ruangan untukku ya!"
"Tuan Putri akan pergi lagi?"
Qingqing terlihat cemas.
"Tidak usah khawatir. Aku sudah bisa menghindar dari Kakak Pertama!"
Ying Yue keluar dari jendela.
Ternyata banyak pengawal menunggu di luar sana. Mereka tak segan-segan memanah Tuan Putri Agung mereka.
Ying Yue mempraktikkan apa yang dipelajarinya dari Xi Wei.
Sebanyak apa pun para pemanah handal memanah, mereka tidak bisa mengenai Ying Yue sama sekali.
'Cara ini sungguh berhasil! Si Sialan Xiao Zixuan itu! Dia sungguh ingin membunuhku, ya? Tapi, Kaisar juga tidak akan peduli jika aku meninggal dunia. Kakak Pertama akan mengarang sebuah cerita tragedi atas kematianku.'
"Hati-hati."
Xi Wei mengangkat Ying Yue dan dengan kecepatan penuh dia membawa Sang Putri pergi dari sana.
Hampir saja sebuah panah menembus tubuh Ying Yue jika saja Xi Wei tak menyadarinya dan tak segera datang untuk menyelamatkannya. Pemuda berkulit sawo matang hanya bisa berdecak kesal.
"Lain kali jangan berpikiran tentang hal lain selagi masih dikejar."
Setelah agak jauh, Xi Wei menurunkan Ying Yue.
Wajah Ying Yue merona.
"Terima kasih."
Xi Wei tidak peduli.
"Di sini masih tidak aman. Xiao Zixuan tidak segan untuk membunuhmu ya."
Ying Yue berdecak kesal.
"Aish ... aku sudah biasa dengan sikap Kakak Pertama. Dia terlibat perebutan posisi Putra Mahkota agar bisa mewarisi takhta dengan Kakak Keempat, Xiao Zihan. Dia tidak akan segan menyingkirkan apa yang membuatnya marah, termasuk anggota keluarganya sekali pun."
"Kau sudah tahu Xiao Zixuan adalah orang yang demikian. Kenapa kau masih tidak mau menurutinya?"
Ying Yue sedikit kesal dengan pertanyaan Xi Wei.
"Jika aku menurutinya, maka aku bukan lagi orang yang netral. Aku tidak mau terlibat dengan urusan Kakak Pertama dan Kakak Keempat. Aku hidup untuk mencari kesenangan. Apa yang membuatku senang, aku akan melakukannya."
Xi Wei tertawa ringan.
"Kau bodoh."
Ying Yue dibuat menjadi semakin jengkel.
"Dimana letak kebodohanku?"
"Aku akan menasehati dirimu satu kali, Tuan Putri Agung Li Ying Yue. Jika kau ingin selamat dan menikmati masa muda yang kau miliki dengan tenang, pilihlah salah satu kubu, antara Xiao Zixuan atau Xiao Zihan. Aku dengar kalian itu terdiri dari sembilan belas bersaudara-saudari."
"Memilih salah satu dari mereka? Jangan harap! Mereka itu sama-sama bodoh. Kau menyuruhku memilih salah satu kubu di antara mereka? Sampai mati pun aku tidak sudi."
Xi Wei menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu tidak ada kesempatan bagimu untuk menikmati masa muda."
"Daripada memilih Xiao Zixuan atau Xiao Zihan, aku lebih mendukung Kakak Ketujuh, Xiao Ziling."
'Oh? Xiao Ziling? Si Ranking Dua di dalam daftar Ahli Silat Kuil Suci Taiyang? Sangat mengejutkan karena dia memilih untuk tidak ikut dalam perebutan warisan takhta.'
Xi Wei mempertimbangkan segala hal secara menyeluruh.
'Xiao Ziling tidak mungkin ingin ikut ke dalam perebutan posisi Putra Mahkota jika tidak ada pemicunya.'
"Cepat cari mereka!"
Xi Wei dan Ying Yue bisa mendengar pengawal berkata-kata dengan keras.
"Hebat juga mereka bisa mengejar sampai sini."
"Kakak Pertama mendapatkan pelatihan langsung dari Jenderal Kedua di Kerajaan, Jenderal Ouyang. Dia juga dipercayakan memegang Pasukan Khusus oleh Kaisar. Pengawal-pengawal itu adalah salah satu dari yang terbaik yang dimiliki oleh Kerajaan."
"Jenderal Pertama kalian pasti Wang Wanqian. Xiao Ziling pasti merupakan muridnya."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Xi Wei mengangkat kedua bahunya.
"Itu bukan rahasia umum. Dalam Daftar Ahli Silat, Wang Wanqian mendapat peringkat pertama. Selain itu, dia adalah Kakak Senior-ku di Akademi Luqing."
"Kau adalah lulusan Akademi Luqing?"
"Coba kau tanya saja ke Jenderal Wang, siapa yang paling misterius dan tidak masuk akal di Akademi."
Xi Wei mempercepat langkahnya.
"Tunggu ... kenapa jalanmu cepat sekali?"
"Mereka akan segera menemukan keberadaan kita jika tidak cepat."
Ying Yue mengeluh panjang selama mengikuti Xi Wei. Pemuda berkulit sawo matang seolah-olah menutup telinga dan tidak mendengar apa-apa dari Sang Putri. Itu membuat Ying Yue semakin sebal dengan Xi Wei.
Xi Wei juga kesal dengan Ying Yue karena dia sangat lambat. Karena tidak tahan, dia lagi-lagi mengangkat Ying Yue.
Sebenarnya, itu adalah tujuan Ying Yue. Dia ingin menambah kedekatan ... ya, semacam itulah dengan Xi Wei.
"Harus berapa kali aku melakukan ini?"
Xi Wei menatap ke dalam mata Ying Yue dengan dingin.
Ying Yue langsung mengalihkan perhatiannya.
'Kenapa aku yang menjadi semakin tertarik dengan orang ini?'
Ying Yue tidak menjawab.
"Jangan menyukaiku."
"Aku tidak melakukannya."
Ying Yue jelas sekali berbohong. Dari rona wajah atau tatapan matanya saja semua orang pasti tahu kalau dia sangat tertarik dengan Xi Wei.
"Baguslah kalau begitu."
Xi Wei tahu Ying Yue berbohong. Namun dia lega karena Sang Putri tidak sembarangan mengatakan perasaannya. Pemuda berkulit sawo matang bisa kerepotan karenanya.
"Kenapa kau tidak ingin melangsungkan pertunangan dengan pilihan Kaisar?"
Sebenarnya, Xi Wei tidak ingin tahu. Dia menanyakan hanya untuk menghidupkan suasana canggung antara dirinya dengan Ying Yue.
"Aku ditunangkan dengan anak Walikota Chizi karena perkembangan Chizi meningkat pesat. Dengan begitu, Kaisar bisa leluasa mengatur Chizi. Semua orang juga tahu kalau anak dari Mayor Bajie, Huang Luansha adalah seseorang yang brngsk. Aku tidak ingin menikah dengan seseorang yang brngsk. Alangkah baiknya jika orang itu adalah dirimu."
Xi Wei menyeringai dingin.
"Sudah kukatakan, jangan berharap banyak pada seseorang sepertiku, Tuan Putri Agung. Kau tidak bijaksana sekali. Seleramu juga buruk."
Sebelum sempat Ying Yue membalas Xi Wei. Matanya sudah dimanjakan dengan kerumunan orang-orang dan cahaya lampu obor yang terang benderang.
"Pasar Malam ini benar-benar ada?!"
Perhatian Ying Yue teralihkan oleh Pasar Malam.
Xi Wei lega karena setidaknya dia tak harus berdebat panjang dengan Ying Yue. Hal itu sangat memusingkan baginya.
"Turun."
Ying Yue melompat turun sesuai perintah Xi Wei. Pundak Xi Wei sedikit pegal karena harus menggendong Sang Putri terus-menerus.
"Woah ...."
Ying Yue mengagumi Pasar Malam yang menurut Xi Wei biasa saja itu.
"Kau tidak pernah ke Pasar Malam ya?"
"Menurutmu, apakah aku bisa keluar dari Istana sesuka hatiku?"
Ying Yue memelototi Xi Wei.
Xi Wei memasang tampang wajah tak berdosa.
"Daripada kau melihat dari luar saja, lebih baik masuk ke dalam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tommy Oktavia
yep...
2022-08-27
1
im_ha
10 like untukmu ya Thor. mampir juga di karyaku DOAKU BERBEDA DENGAN DOAMU 💪
2021-06-08
1
要钱💸
10 like thor 💓
2021-06-01
4